Aplikasi Ini Bisa Deteksi Mood Pengguna Smartphone
A
A
A
WASHINGTON - Kecanggihan teknologi kian gencar, kini giliran aplikasi dengan kemampuan unik. Smartphone kini bisa mendeteksi apa yang dirasa (mood) pengguna, cukup dengan melihat.
Dikutip dari Dailymail, Senin (4/1/2016), aplikasi ini merupakan software pengenal wajah, yang biasa digunakan untuk auto-tag foto. InterFace dikembangkan melalui penelitian yang dilakukan sekelompok mahasiswa Carnegie Mellon University.
Aplikasi tersebut memiliki kemampuan mengidentifikasi fitur wajah, bahkan untuk menangkap emosi. Software analisa wajah itu diciptakan dari Laboratorium Penginderaan Manusia di Carnegie Mellon, seperti yang di laporkan The Washington Post.
Software pengenalan wajah bergantung pada proses komputasi yang rumit. Aplikasi ini lebih maju dibandingkan pencocokan foto sederhana.
Pengembang IntraFace berharap bahwa, kemudahan teknologi ini akan membuka kemungkinan baru untuk penggunaan pengenalan wajah. Sebuah video dari laboratorium menunjukkan bagaimana software ini dapat digunakan mengenali kondisi pengemudi yang merasa terganggu, dan membantu untuk memperbaiki perilaku.
Saat ini, penelitian mulai meluas untuk lebih mengembangkan kemampuan aplikasi. "Sekarang saatnya mengembangkan aplikasi baru untuk teknologi ini," ungkap Fernando De la Torre, profesor asosiasi penelitian di departemen robotika Carnegie Mellon, kepada The Washington Post.
Untuk melakukannya, tim telah menciptakan demo smartphone bebas dari aplikasi, yang dapat diunduh di situs web mereka. Sementara aplikasi penuh masih dalam proses pembangunan, tim mengatakan banyak peneliti lain sudah menggunakannya untuk studi mereka sendiri.
Program semacam ini dapat berguna dalam pengaturan medis atau klinis, membantu untuk memantau kondisi termasuk depresi atau kecemasan berdasarkan ekspresi wajah pasien. Di Duke University, peneliti medis menggunakan perangkat lunak sebagai bagian dari proses penyaringan autis.
The Washington Post menulis, bahwa program yang dikembangkan selama satu dekade itu, dapat digunakan dalam pengaturan keamanan nasional, membantu untuk mengenali wajah teroris di tengah orang banyak. IntraFace bahkan memiliki aplikasi pemasaran, memungkinkan pengiklan untuk menentukan pengukuran reaksi penonton, berdasarkan reaksi wajah untuk billboard atau display serupa.
Dikutip dari Dailymail, Senin (4/1/2016), aplikasi ini merupakan software pengenal wajah, yang biasa digunakan untuk auto-tag foto. InterFace dikembangkan melalui penelitian yang dilakukan sekelompok mahasiswa Carnegie Mellon University.
Aplikasi tersebut memiliki kemampuan mengidentifikasi fitur wajah, bahkan untuk menangkap emosi. Software analisa wajah itu diciptakan dari Laboratorium Penginderaan Manusia di Carnegie Mellon, seperti yang di laporkan The Washington Post.
Software pengenalan wajah bergantung pada proses komputasi yang rumit. Aplikasi ini lebih maju dibandingkan pencocokan foto sederhana.
Pengembang IntraFace berharap bahwa, kemudahan teknologi ini akan membuka kemungkinan baru untuk penggunaan pengenalan wajah. Sebuah video dari laboratorium menunjukkan bagaimana software ini dapat digunakan mengenali kondisi pengemudi yang merasa terganggu, dan membantu untuk memperbaiki perilaku.
Saat ini, penelitian mulai meluas untuk lebih mengembangkan kemampuan aplikasi. "Sekarang saatnya mengembangkan aplikasi baru untuk teknologi ini," ungkap Fernando De la Torre, profesor asosiasi penelitian di departemen robotika Carnegie Mellon, kepada The Washington Post.
Untuk melakukannya, tim telah menciptakan demo smartphone bebas dari aplikasi, yang dapat diunduh di situs web mereka. Sementara aplikasi penuh masih dalam proses pembangunan, tim mengatakan banyak peneliti lain sudah menggunakannya untuk studi mereka sendiri.
Program semacam ini dapat berguna dalam pengaturan medis atau klinis, membantu untuk memantau kondisi termasuk depresi atau kecemasan berdasarkan ekspresi wajah pasien. Di Duke University, peneliti medis menggunakan perangkat lunak sebagai bagian dari proses penyaringan autis.
The Washington Post menulis, bahwa program yang dikembangkan selama satu dekade itu, dapat digunakan dalam pengaturan keamanan nasional, membantu untuk mengenali wajah teroris di tengah orang banyak. IntraFace bahkan memiliki aplikasi pemasaran, memungkinkan pengiklan untuk menentukan pengukuran reaksi penonton, berdasarkan reaksi wajah untuk billboard atau display serupa.
(dyt)