Robot Pembersih Sungai dan Robot Perpustakaan Sabet Juara
A
A
A
JAKARTA - Robot pembersih sampah sungai dan robot perpustakaan berhasil menjadi juara pertama pada Olimpiade Robotika Sindo (ORS) 2015. Kompetisi robot inipun diapresiasi karena bisa memicu generasi muda mencintai robotika.
Final ORS 2015 diselenggarakan di Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu 20/12/2015. Juara dibagi per jenjang SD dan SMP. Di jenjang SMP juara pertama diraih tim SMP Mahanaim yang membuat robot Riverboat. Dengan total nilai 95,16 robot mereka berhasil menarik apresiasi juri karena dapat mendeteksi sampah-sampah disungai, mengambil, menampung dan kembali ke homebasenya lagi tanpa dikendalikan operator.
“Motivasi untuk membuat robot ini adalah semakin tercemarnya sungai di Jakarta karena sampah serta kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan sungai,” kata salah satu pembuat Gabriela seusai memaparkan robotnya didepan dewan juri.
Lalu juara kedua diraih tim SMP 43 Jakarta (88,86) yang membuat Stuff Carrier Robot. Robot ini bisa membantu para ibu yang suka belanja tanpa perlu membawa-bawa barang belanjaanya. Robot bisa membawa maksimal barang belanjaan sebarat 7 Kg.
Robot juga bisa mengeluarkan suara Tolong dan Help Me jika terlalu jauh dari penggunannya. Dan juara ketiga diraih tim SMP 3 Cibitung (86,04) yang membuat robot Pembersih Ranjau Paku. Dengan sensor yang ditanamkan di robot ini paku-paku yang bisa membahayakan pengendara motor dapat diambil dan ditampung di boks penampungan.
Di jenjang SD juara pertama diraih tim SD St Theresia (93,42) yang membuat robot Alib. Alib atau Auto Library Robot adalah robot pembantu yang bisa mencari dan menaruh buku yang akan dipinjam oleh anggota perpustakaan.
“Kami membuat robot seperti ini karena ingin menarik minat baca anak-anak indoensia. Kami perhatikan anak Indonesia lebih tertarik main gadget atau main di mall,” ujar siswa kelas 5 Jonathan Albertus Wijaya yang mewakili kedua temannya.
Sedangkan juara kedua diraih tim SD Mahanaim Bekasi (91,8) yang membuat Home Helper Robot. Eunike menjelaskan, robot ini bisa menyapu, mengepel dan bisa mengeluarkan suara kucing untuk menakut-nakuti tikus.
Eunike dan kedua rekannya membuat robot ini karena melihat orangtua mereka sulit sekali mencari pembantu rumah tangga. Sedangkan juara ketiga diraih SD Johar Baru 05 Pagi (90,24) yang membuat Superintendet of Education Robot.
Telah terpilih juga Juara favorit di jenjang SMP adalah SMP 66 Jakarta, SMP 57, SMPIT Ar Rahman Bekasi, SMPN 240 Jakarta, Sekolah Citra Kasih, SMP Islam Al Azhar 22, SMPN 25 Jakarta. Untuk jenjang SD yakni SD Johar Baru, SD Rawamangun 12 Pagi, SD Mahanaim, SD Cipedak 05, SDI Tugas Pulomas, SD Karang Asih 01 dan SD Embun Pagi.
Ketua Panitia Pelaksana ORS 2015 Hendry Adrian mengatakan, ORS dimulai sejak Agustus hingga Desember yang berhasil menjaring 800 tim hingga terpilihnya para juara. Dia mengungkapkan, ORS disambut antusias oleh masyarakat luas karena beda dengan kompetisi robot lain ORS ini memberi kesempatan kepada orang awam yang tidak pernah membuat robot untuk lebih mengenal teknologi robotika.
“Kami berpikir ORS akan diadakan setiap tahun agar semakin banyak pelajar yang mengenal robotika,” terangnya.
Hendry mengatakan, ORS adalah lomba robot dengan hadiah terbesar di Indonesia karena memperebutkan total hadiah hingga Rp 152.000.000. Bagi pemenang pertama akan meraih hadiah Rp20 juta, kedua Rp16 juta dan ketiga Rp12 juta dan juara favorit masing-masing menerima Rp4 juta.
Hendry menjelaskan, pihaknya berharap dengan kerjasama berbagai pihak robot-robot para pemenang ini bisa diproduksi massal sehingga berguna bagi masyarakat.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar juga menyambut baik olimpiade robot yang diadakan Koran Sindo dan Sindonews.com ini. Menurutnya, di era teknologi yang pesat seperti sekarang ini seluruh stakeholder harus memperkenalkan generasi muda ke dunia robotika. Terlebih di jenjang sekolah dasar, ujarnya, sekolah sudah harus memperkenalkan robotika ke siswanya sehingga Indonesia mempunyai para peneliti yang bergerak dibidang robotika.
“Secara genetika, kemampuan sains dan teknologi siswa Indonesia sudah cukup baik. Saya gembira sekali Koran Sindo bisa membuat kompetisi seperti ini agar siswa sejak usia pendidikan dasar bisa mencintai robotika,” terangnya.
Sedangkan salah satu anggota Dewan Juri ORS 2015 Christianto Tjahyadi menjelaskan, penyelenggaraan ORS cukup positif untuk memancing kreativitas siswa untuk membuat robot. Apalagi ORS memang ajang perkenalan masyarakat yang awam dengan dunia robot namun kreativitas yang disajikan peserta bisa menjadi dasar lahirnya produk-produk robot yang baik.
Managing Director Padepokan Robot Next System Bandung ini menuturkan, kompetisi sejenis di jenjang SD-SMP memang jarang terlihat. Kalaupun ada sangat terbatas karena langka sekali penyelenggaranya. Berbeda dengan kompetisi robot di tingkat pendidikan tinggi yang sudah didukung pemerintah khususnya Kemenristek Dikti.
“Padahal kompetisi di jenjang SD-SMA penting untuk mentrigger lahirnya kreativitas. Siswa yang kini tampil memang belum tentu menjadi ahli robot. Tapi paling tidak setelah kreativitas itu lahir dan mereka sukses menyelesaikan masalah bisa menjadi modal diapapun bidang yang mereka geluti dewasa nanti,” terangnya.
Final ORS 2015 diselenggarakan di Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu 20/12/2015. Juara dibagi per jenjang SD dan SMP. Di jenjang SMP juara pertama diraih tim SMP Mahanaim yang membuat robot Riverboat. Dengan total nilai 95,16 robot mereka berhasil menarik apresiasi juri karena dapat mendeteksi sampah-sampah disungai, mengambil, menampung dan kembali ke homebasenya lagi tanpa dikendalikan operator.
“Motivasi untuk membuat robot ini adalah semakin tercemarnya sungai di Jakarta karena sampah serta kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan sungai,” kata salah satu pembuat Gabriela seusai memaparkan robotnya didepan dewan juri.
Lalu juara kedua diraih tim SMP 43 Jakarta (88,86) yang membuat Stuff Carrier Robot. Robot ini bisa membantu para ibu yang suka belanja tanpa perlu membawa-bawa barang belanjaanya. Robot bisa membawa maksimal barang belanjaan sebarat 7 Kg.
Robot juga bisa mengeluarkan suara Tolong dan Help Me jika terlalu jauh dari penggunannya. Dan juara ketiga diraih tim SMP 3 Cibitung (86,04) yang membuat robot Pembersih Ranjau Paku. Dengan sensor yang ditanamkan di robot ini paku-paku yang bisa membahayakan pengendara motor dapat diambil dan ditampung di boks penampungan.
Di jenjang SD juara pertama diraih tim SD St Theresia (93,42) yang membuat robot Alib. Alib atau Auto Library Robot adalah robot pembantu yang bisa mencari dan menaruh buku yang akan dipinjam oleh anggota perpustakaan.
“Kami membuat robot seperti ini karena ingin menarik minat baca anak-anak indoensia. Kami perhatikan anak Indonesia lebih tertarik main gadget atau main di mall,” ujar siswa kelas 5 Jonathan Albertus Wijaya yang mewakili kedua temannya.
Sedangkan juara kedua diraih tim SD Mahanaim Bekasi (91,8) yang membuat Home Helper Robot. Eunike menjelaskan, robot ini bisa menyapu, mengepel dan bisa mengeluarkan suara kucing untuk menakut-nakuti tikus.
Eunike dan kedua rekannya membuat robot ini karena melihat orangtua mereka sulit sekali mencari pembantu rumah tangga. Sedangkan juara ketiga diraih SD Johar Baru 05 Pagi (90,24) yang membuat Superintendet of Education Robot.
Telah terpilih juga Juara favorit di jenjang SMP adalah SMP 66 Jakarta, SMP 57, SMPIT Ar Rahman Bekasi, SMPN 240 Jakarta, Sekolah Citra Kasih, SMP Islam Al Azhar 22, SMPN 25 Jakarta. Untuk jenjang SD yakni SD Johar Baru, SD Rawamangun 12 Pagi, SD Mahanaim, SD Cipedak 05, SDI Tugas Pulomas, SD Karang Asih 01 dan SD Embun Pagi.
Ketua Panitia Pelaksana ORS 2015 Hendry Adrian mengatakan, ORS dimulai sejak Agustus hingga Desember yang berhasil menjaring 800 tim hingga terpilihnya para juara. Dia mengungkapkan, ORS disambut antusias oleh masyarakat luas karena beda dengan kompetisi robot lain ORS ini memberi kesempatan kepada orang awam yang tidak pernah membuat robot untuk lebih mengenal teknologi robotika.
“Kami berpikir ORS akan diadakan setiap tahun agar semakin banyak pelajar yang mengenal robotika,” terangnya.
Hendry mengatakan, ORS adalah lomba robot dengan hadiah terbesar di Indonesia karena memperebutkan total hadiah hingga Rp 152.000.000. Bagi pemenang pertama akan meraih hadiah Rp20 juta, kedua Rp16 juta dan ketiga Rp12 juta dan juara favorit masing-masing menerima Rp4 juta.
Hendry menjelaskan, pihaknya berharap dengan kerjasama berbagai pihak robot-robot para pemenang ini bisa diproduksi massal sehingga berguna bagi masyarakat.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar juga menyambut baik olimpiade robot yang diadakan Koran Sindo dan Sindonews.com ini. Menurutnya, di era teknologi yang pesat seperti sekarang ini seluruh stakeholder harus memperkenalkan generasi muda ke dunia robotika. Terlebih di jenjang sekolah dasar, ujarnya, sekolah sudah harus memperkenalkan robotika ke siswanya sehingga Indonesia mempunyai para peneliti yang bergerak dibidang robotika.
“Secara genetika, kemampuan sains dan teknologi siswa Indonesia sudah cukup baik. Saya gembira sekali Koran Sindo bisa membuat kompetisi seperti ini agar siswa sejak usia pendidikan dasar bisa mencintai robotika,” terangnya.
Sedangkan salah satu anggota Dewan Juri ORS 2015 Christianto Tjahyadi menjelaskan, penyelenggaraan ORS cukup positif untuk memancing kreativitas siswa untuk membuat robot. Apalagi ORS memang ajang perkenalan masyarakat yang awam dengan dunia robot namun kreativitas yang disajikan peserta bisa menjadi dasar lahirnya produk-produk robot yang baik.
Managing Director Padepokan Robot Next System Bandung ini menuturkan, kompetisi sejenis di jenjang SD-SMP memang jarang terlihat. Kalaupun ada sangat terbatas karena langka sekali penyelenggaranya. Berbeda dengan kompetisi robot di tingkat pendidikan tinggi yang sudah didukung pemerintah khususnya Kemenristek Dikti.
“Padahal kompetisi di jenjang SD-SMA penting untuk mentrigger lahirnya kreativitas. Siswa yang kini tampil memang belum tentu menjadi ahli robot. Tapi paling tidak setelah kreativitas itu lahir dan mereka sukses menyelesaikan masalah bisa menjadi modal diapapun bidang yang mereka geluti dewasa nanti,” terangnya.
(dol)