Parkiran Satelit Indonesia Diincar Banyak Negara
A
A
A
JAKARTA - Slot orbit satelit Garuda-1 di 123 Bujur Timur (BT) menjadi incaran banyak negara lain. Hal itu lantaran satelit yang diluncurkan sejak tahun 2000 itu mengalami deorbit.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, ada delapan slot satelit di dunia, salah satunya adalah Indonesia. "Banyak operator di dunia mengincar frekuensi dan slot ini," ujar Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/12/2015).
Lebih lanjut dia menjelaskan, penyebab terjadinya deorbit karena bahan bakar satelit bocor. "Bocor bahan bakarnya, jadi satelitnya deorbit lah, keluar, enggak di posisinya. Kalau kita mau pertahankan slotnya, slot itu kayak tempat parkir gitu lho, kalau mempertahankan kita harus isi," ungkap Rudiantara.
Maka itu, lanjut dia, pemerintah saat ini sedang berupaya agar slot orbit itu tetap dimiliki Indonesia. Selain itu, pemerintah memutuskan akan menjadi pengguna slot orbit 123 BT tersebut. Sebelumnya, pengguna satelit itu adalah Asia Cellular Satellite (ACeS)-Pasifik Sateliter Nusantara (PSN).
"Kami bicara dengan para perusahaan Indonesia yang berminat, tapi satu pun enggak ada yang sounds, akhirnya kita bicara pada Pemerintah. Juli itu kita sudah bicara pada Kemenhan, Mabes TNI, Lemsaneg semuanya, semua sepakat ini kita manfaatkan untuk kita," ucap Rudiantara.
Lebih jauh dia mengatakan, DPR pun mendukung agar slot orbit itu digunakan oleh pemerintah. "Apa untuk bencana, keamanan, kehutanan, eksplorasi minyak di hutan yang enggak ada coverage sinyal juga bisa, itu alasan harus dipertahankan," pungkas Rudiantara.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, ada delapan slot satelit di dunia, salah satunya adalah Indonesia. "Banyak operator di dunia mengincar frekuensi dan slot ini," ujar Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/12/2015).
Lebih lanjut dia menjelaskan, penyebab terjadinya deorbit karena bahan bakar satelit bocor. "Bocor bahan bakarnya, jadi satelitnya deorbit lah, keluar, enggak di posisinya. Kalau kita mau pertahankan slotnya, slot itu kayak tempat parkir gitu lho, kalau mempertahankan kita harus isi," ungkap Rudiantara.
Maka itu, lanjut dia, pemerintah saat ini sedang berupaya agar slot orbit itu tetap dimiliki Indonesia. Selain itu, pemerintah memutuskan akan menjadi pengguna slot orbit 123 BT tersebut. Sebelumnya, pengguna satelit itu adalah Asia Cellular Satellite (ACeS)-Pasifik Sateliter Nusantara (PSN).
"Kami bicara dengan para perusahaan Indonesia yang berminat, tapi satu pun enggak ada yang sounds, akhirnya kita bicara pada Pemerintah. Juli itu kita sudah bicara pada Kemenhan, Mabes TNI, Lemsaneg semuanya, semua sepakat ini kita manfaatkan untuk kita," ucap Rudiantara.
Lebih jauh dia mengatakan, DPR pun mendukung agar slot orbit itu digunakan oleh pemerintah. "Apa untuk bencana, keamanan, kehutanan, eksplorasi minyak di hutan yang enggak ada coverage sinyal juga bisa, itu alasan harus dipertahankan," pungkas Rudiantara.
(dyt)