Menkominfo Usulkan Pelajaran Membuat Game Masuk Kurikulum Pendidikan
A
A
A
JAKARTA - Industri game dengan ekosistem broadband country bukan cuman sekedar hulu dan hilir saja tapi memiliki keterikatan yang erat. Jika infrastruktur seperti jaringan internet saja masih belum siap maka pengembangan aplikasinya tentu akan terkendala.
Apalagi jika device yang tersedia juga masih mahal maka orang juga sulit mencobanya, hal ini diungkapkan Menkominfo Rudiantara saat pembukaan Counter Strike Online World Champions, Sabtu (7/11/2015) di Kota Kasablanka, Jakarta.
Sementara Hary Tanoesoedibjo (HT), CEO MNC Group, yang hadir dalam acara ini menginginkan agar tiap stakeholder yang ada berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem broadband country yang tentunya mendukung industri game dalam negeri.
“Masyarakat Indonesia sebagaian besar didominasi oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun jadi industri game harusnya bisa sangat memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkarya. Nah selain dibutuhkan modal dan infrastruktur pendukungnya, dibutuhkan juga edukasi yang memadai mereka untuk berkarya dan kreatif,” jelas HT.
Rudiantara sendiri rupanya selalin memperhatikan perkembangan mewujudkan Indonesia broadband country rupanya juga sudah berinisiatif untuk menhadirkan edukasi yang mendorong terciptanya sumber daya manusia yang mampu menciptakan teknologi berbasis aplikasi digital.
“Coding atau progamming itu bagian penting dalam menciptakan sebuah aplikasi dan teknolgoi digital oleh karena itu saya pun sempat mengusulkan kepada Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan untuk memasukan mata pelajaran dan pengetahuan coding di dalam kurikulum SMK juga, jadi tidak Cuma perguruan tinggi saja,” ungkap Rudiantara.
Bicara soal stigma negatif yang selalu melekat dengan game, HT menekankan bahwa terbentuknya asosiasi yang memperhatikan perkembangan game beserta regulasinya justru membantu mengubah game menjadi memiliki stigma positif.
Apalagi jika device yang tersedia juga masih mahal maka orang juga sulit mencobanya, hal ini diungkapkan Menkominfo Rudiantara saat pembukaan Counter Strike Online World Champions, Sabtu (7/11/2015) di Kota Kasablanka, Jakarta.
Sementara Hary Tanoesoedibjo (HT), CEO MNC Group, yang hadir dalam acara ini menginginkan agar tiap stakeholder yang ada berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem broadband country yang tentunya mendukung industri game dalam negeri.
“Masyarakat Indonesia sebagaian besar didominasi oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun jadi industri game harusnya bisa sangat memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkarya. Nah selain dibutuhkan modal dan infrastruktur pendukungnya, dibutuhkan juga edukasi yang memadai mereka untuk berkarya dan kreatif,” jelas HT.
Rudiantara sendiri rupanya selalin memperhatikan perkembangan mewujudkan Indonesia broadband country rupanya juga sudah berinisiatif untuk menhadirkan edukasi yang mendorong terciptanya sumber daya manusia yang mampu menciptakan teknologi berbasis aplikasi digital.
“Coding atau progamming itu bagian penting dalam menciptakan sebuah aplikasi dan teknolgoi digital oleh karena itu saya pun sempat mengusulkan kepada Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan untuk memasukan mata pelajaran dan pengetahuan coding di dalam kurikulum SMK juga, jadi tidak Cuma perguruan tinggi saja,” ungkap Rudiantara.
Bicara soal stigma negatif yang selalu melekat dengan game, HT menekankan bahwa terbentuknya asosiasi yang memperhatikan perkembangan game beserta regulasinya justru membantu mengubah game menjadi memiliki stigma positif.
(dol)