Berambisi Besar dengan Berkaca Pada Sukses Xiaomi
A
A
A
OBI Mobile punya ambisi besar, mengikuti langkah Xiaomi sebagai vendor smartphone baru yang lekas tinggal landas. Bedanya, perusahaan ini berbasis di Amerika dan punya sejarah panjang dengan Apple.
John Sculley, 76, pernah menjadi CEO Apple. Tepatnya 30 tahun lalu, setelah ia meninggalkan jabatan sebagai vice president di Pepsi. Tapi, Sculley dan Jobs tidak akur. Puncaknya, Sculley disebut memecat Jobs dari Apple. Jobs akhirnya membuat perusahaan baru, NeXt, sebelum akhirnya kembali menjabat sebagai CEO Apple dan membawa perusahaan yang ia dirikan itu seperti sekarang.
Selepas meninggalkan Apple pada 1993, Sculley sendiri tidak benar-benar absen dari dunia teknologi. Ia mendirikan perusahaan MetroPCS Wireless yang diakuisisi oleh T-Mobile, serta menjadi cofounder dari Misfit Wearables, perusahaan yang berfokus pada internet of things. Nah, proyek terbaru Sculley adalah ini: Obi Worldphone.
Perusahaan tersebut menargetkan pengguna smartphone yang naik kelas dari low end ke segmen atas. Tahun lalu mereka mengetes pasar dengan merilis 5 model ponsel di Uni Emirat Arab, dan mengklaim sekarang sudah punya market share hingga 5 persen. Sekarang tampaknya Obi sudah siap mendunia. Pekan lalu mereka menggelar acara di Yerba Buena Center for the Arts, San Francisco, dimana Apple biasa mengenalkan produk iPod dan iPhone.
Ada dua model ponsel yang diluncurkan Obi. Yang pertama adalah SF1, smartphone 4G LTE berukuran layar 5 inci dengan banderol USD199. Model kedua SJ1.5, model 3G yang hanya dibanderol USD129. Kedua model ponsel tersebut akan dipasarkan pada Oktober 2015 mendatang. Tidak tanggung-tanggung, pada 2017 mereka menargetkan bisa menjual ponsel di 50 negara.
Lalu, apa beda Obi dengan berbagai perusahaan ponsel asal China yang sudah agresif sekali berpenetrasi di pasar Indonesia? Pertama adalah soal desain. Semua ponsel Obi dirancang oleh Ammunition, firma desain asal San Francisco yang pernah mendesain headphone Beats (sekarang sudah dimiliki Apple). Dalam mendesain ponsel Obi, Ammunition bekerja sama dengan Robert Brunner, pria yang pernah berkolaborasi dengan Sculley dalam mendesain Apple PowerBook dan Newton PDA.
Klaim Sculley, Obi akan menonjol dibanding kompetitor lewat desain yang indah, eye catching, dan detil. ”Ponselnya tidak hanya akan terlihat cool, tapi juga sangat presisi,” katanya. Bentuk SJ1.5, misalnya, sangat unik. Bagian atasnya rata, api bawahnya bulat. Tujuannya supaya lebih mudah digenggam. Soal fitur, Obi menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 615, RAM 2GB aau 3GB, serta memori internal 16 GB dan 32 GB. Kamera utamanya 13 MP dan 5 MP di depan, serta Dolby Audio dengan 7.1 channels.
Kedua ponsel menggunakan Android Lollipop yang telah dimodifikasi yang disebut Lifespeed. Salah satu pembeda tampilan Lifespeed ini ada pada lock screen. Soal prediksi, Sculley tidak ragu untuk menjadikan Xiaomi sebagai contoh. ”Semua orang di industri mengatakan bahwa industri sudah penuh. Sulit untuk mendapat untung,” katanya. ”Tapi, mendadak ada vendor (Xiaomi) yang langsung menanjak cepat dan merubah permainan pasar,” tambahnya.
Danang Arradian
John Sculley, 76, pernah menjadi CEO Apple. Tepatnya 30 tahun lalu, setelah ia meninggalkan jabatan sebagai vice president di Pepsi. Tapi, Sculley dan Jobs tidak akur. Puncaknya, Sculley disebut memecat Jobs dari Apple. Jobs akhirnya membuat perusahaan baru, NeXt, sebelum akhirnya kembali menjabat sebagai CEO Apple dan membawa perusahaan yang ia dirikan itu seperti sekarang.
Selepas meninggalkan Apple pada 1993, Sculley sendiri tidak benar-benar absen dari dunia teknologi. Ia mendirikan perusahaan MetroPCS Wireless yang diakuisisi oleh T-Mobile, serta menjadi cofounder dari Misfit Wearables, perusahaan yang berfokus pada internet of things. Nah, proyek terbaru Sculley adalah ini: Obi Worldphone.
Perusahaan tersebut menargetkan pengguna smartphone yang naik kelas dari low end ke segmen atas. Tahun lalu mereka mengetes pasar dengan merilis 5 model ponsel di Uni Emirat Arab, dan mengklaim sekarang sudah punya market share hingga 5 persen. Sekarang tampaknya Obi sudah siap mendunia. Pekan lalu mereka menggelar acara di Yerba Buena Center for the Arts, San Francisco, dimana Apple biasa mengenalkan produk iPod dan iPhone.
Ada dua model ponsel yang diluncurkan Obi. Yang pertama adalah SF1, smartphone 4G LTE berukuran layar 5 inci dengan banderol USD199. Model kedua SJ1.5, model 3G yang hanya dibanderol USD129. Kedua model ponsel tersebut akan dipasarkan pada Oktober 2015 mendatang. Tidak tanggung-tanggung, pada 2017 mereka menargetkan bisa menjual ponsel di 50 negara.
Lalu, apa beda Obi dengan berbagai perusahaan ponsel asal China yang sudah agresif sekali berpenetrasi di pasar Indonesia? Pertama adalah soal desain. Semua ponsel Obi dirancang oleh Ammunition, firma desain asal San Francisco yang pernah mendesain headphone Beats (sekarang sudah dimiliki Apple). Dalam mendesain ponsel Obi, Ammunition bekerja sama dengan Robert Brunner, pria yang pernah berkolaborasi dengan Sculley dalam mendesain Apple PowerBook dan Newton PDA.
Klaim Sculley, Obi akan menonjol dibanding kompetitor lewat desain yang indah, eye catching, dan detil. ”Ponselnya tidak hanya akan terlihat cool, tapi juga sangat presisi,” katanya. Bentuk SJ1.5, misalnya, sangat unik. Bagian atasnya rata, api bawahnya bulat. Tujuannya supaya lebih mudah digenggam. Soal fitur, Obi menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 615, RAM 2GB aau 3GB, serta memori internal 16 GB dan 32 GB. Kamera utamanya 13 MP dan 5 MP di depan, serta Dolby Audio dengan 7.1 channels.
Kedua ponsel menggunakan Android Lollipop yang telah dimodifikasi yang disebut Lifespeed. Salah satu pembeda tampilan Lifespeed ini ada pada lock screen. Soal prediksi, Sculley tidak ragu untuk menjadikan Xiaomi sebagai contoh. ”Semua orang di industri mengatakan bahwa industri sudah penuh. Sulit untuk mendapat untung,” katanya. ”Tapi, mendadak ada vendor (Xiaomi) yang langsung menanjak cepat dan merubah permainan pasar,” tambahnya.
Danang Arradian
(dyt)