Vendor Elektronik Ancang-ancang Naikkan Harga

Selasa, 25 Agustus 2015 - 23:17 WIB
Vendor Elektronik Ancang-ancang Naikkan Harga
Vendor Elektronik Ancang-ancang Naikkan Harga
A A A
JAKARTA - Vendor elektronik ancang-ancang akan menaikkan harga jual menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD). Sebagaimana diketahui, saat ini nilai tukar rupiah menyentuh angka Rp14.000/USD.

Branch Manager PT Sharp Electronics Indonesia Semarang, Anton Fatoni mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap USD sangat berpengaruh terhadap industri elektronik. Meskipun saat ini sudah banyak vendor yang memiliki pabrik di dalam negeri, namun untuk komponennya masih banyak yang impor.

“Kalau rupiah bertahan di angka Rp14.000 seminggu saja, pasti bulan depan harga elektronik akan naik paling tidak 2-5%. Sebelumnya, harga elektronik juga sudah naik antara 2-5%,” katanya usai pembukaan Sharp Merdeka Expo 2015 di Java Mal Semarang, Selasa (25/8/2015).

Penghitungan kenaikan harga, kata Anton, tidak hanya akibat melemahnya rupiah, tetapi juga sejumlah biaya operasional, seperti gaji pegawai, serta pembayaran royalty kepada vendor.

Meskipun demikian, lanjut Anton, sampai akhir bulan ini Sharp tidak akan menaikkan harga jual, meskipun kondisi USD terus menguat. Bahkan, selama pameran pihaknya memastikan Sharp justru banting harga. "Sekarang ini saat yang tepat untuk membeli perangkat elektronik karena bulan depan pasti harganya akan naik,” ucapnya.

Sementara itu owner global elektronik Semarang, Andy gouw Siswanto mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD sangat berpengaruh terhadap pasar elektronik.

Namun, kalangan pebisnis elektornik tetap optimistis pasar elektronik akan tetap tumbuh di tengah kondisi rupiah yang melemah. “Pada semester I 2015, kami mampu mencatatkan partumbuhan penjualan hingga 28%. Sementara dengan kondisi ekonomi saat ini, kami optimis tetap mampu mencapai pertumbuhan sebesar 20% pada semester kedua 2015,” tegasnya.

Dia mengaku, saat ini pihaknya juga fokus pada penjualan perangkat elektronik premium. Pasalnya, untuk kelas premium tidak terpengaruh terhadap kondisi ekonomi global.

“Yang paling berpengaruh adalah perangkat untuk menengah ke bawah, sedangkan untuk kelas premium masih cukup stabil bahkan cenderung mengalami kenaikan,” tandas Andy.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8838 seconds (0.1#10.140)