Jakpat Permudah Proses Survei
A
A
A
JAKARTA - Siapapun pasti pernah merasakan lelahnya melakukan survei. Kini aplikasi Jakpat punya solusi agar proses survei dapat lebih mudah, baik pembuatnya maupun pengisinya.
Calon responden umumnya enggan dimintai waktu atau kesediaan dan partisipasinya untuk mengisi kuisioner. Kondisi demikian dilihat Anggit Tut Pinilih sebagai kesempatan dan menciptakan aplikasi Jakpat (Jajak Pendapat).
Jakpat adalah sebuah platform survei berbasih online, baik mobile maupun web, menghubungkan langsung antara pihak atau klien yang membuat survei dengan responden.
Sehingga survei dapat dilakukan mudah, cepat, serta sesuai dengan responden yang dituju. Berbagai poin di akhir pengisian survei yang dapat ditukar dengan reward tertentu membuat banyak responden bersedia mengisi kuesioner dengan senang hati.
“Kami melihat bahwa pasar mobile dan pengguna smartphone di Indonesia berkembang pesat. Sehingga sangat layak dikembangkan platform mobile survey,” ungkap Anggit.
”Negara lain sudah lebih dulu menerapkan mobile survey karena selain mudah dan murah, juga membantu market research lebih cepat. Eksekusi yang diambil berdasarkan market research pun lebih cepat dan akurat,” tambahnya. Jakpat sendiri sudah berdiri sejak 2014.
Aplikasi tersebut mulanya meluncur di platform Android, disusul di iOS, serta dashboard khusus untuk klien supaya dapat membuat survei resmi dirilis pada November silam. Saat ini aplikasi tersebut sudah digunakan lebih dari 50.000 ribu responden.
Klien aplikasi tersebut juga beragam. Total ada 50 jenis perusahaan dari beragam industri. Mulai dari consumer goods, retail, agensi, bahkan startup dan venture capital. Adapun untuk individu pembuat survei tercatat sudah ada 200 member, umumnya dari kalangan mahasiswa.
Layanan yang ditawarkan Jakpat terbilang cukup murah karena untuk sebuah survei atau kuesioner dengan 5 pertanyaan dikenakan harga Rp5.000 per responden. Nah, konsumen menjadi tertarik untuk mengisi, karena setiap kali mengisi kuisioner mereka akan mendapat poin yang bisa ditujar dengan reward seperti pulsa, voucher, dan lain-lain.
“Seluruh hadiah tersebut berasal dari pihak Jakpat. Kami juga menerapkan sistem level bagi responden yang paling aktif. Responden yang kami berikan survei pun harus melewati sistem verifikasi yang ketat. Sehingga jawaban yang diberikan saat pengisian survei juga tidak asal dan tepat pada jenis responden yang dituju,” kata Anggit.
Dia menambahkan, responden yang tidak valid baik dari jawaban atau verifikasi akan diblokir sehingga tidak akan lagi menerima survei untuk diisi. Layanan yang diberikan Jakpat terdiri atas dua jenis. Yakni bagi klien pembuat survei yang berbasis web dan bagi responden yang berbasih mobile.
“Bagi klien disediakan dashboard dengan fitur create survey tools, targeting respondent, monitoring result, serta download simple report dan raw data. Klien pun disediakan real time monitoring untuk melihat hasil survei yang sudah di dapat. Selain itu kita juga berikan profil demografi responden serta cross tab analysis antara question vs demography,” pungkas Anggit.
Calon responden umumnya enggan dimintai waktu atau kesediaan dan partisipasinya untuk mengisi kuisioner. Kondisi demikian dilihat Anggit Tut Pinilih sebagai kesempatan dan menciptakan aplikasi Jakpat (Jajak Pendapat).
Jakpat adalah sebuah platform survei berbasih online, baik mobile maupun web, menghubungkan langsung antara pihak atau klien yang membuat survei dengan responden.
Sehingga survei dapat dilakukan mudah, cepat, serta sesuai dengan responden yang dituju. Berbagai poin di akhir pengisian survei yang dapat ditukar dengan reward tertentu membuat banyak responden bersedia mengisi kuesioner dengan senang hati.
“Kami melihat bahwa pasar mobile dan pengguna smartphone di Indonesia berkembang pesat. Sehingga sangat layak dikembangkan platform mobile survey,” ungkap Anggit.
”Negara lain sudah lebih dulu menerapkan mobile survey karena selain mudah dan murah, juga membantu market research lebih cepat. Eksekusi yang diambil berdasarkan market research pun lebih cepat dan akurat,” tambahnya. Jakpat sendiri sudah berdiri sejak 2014.
Aplikasi tersebut mulanya meluncur di platform Android, disusul di iOS, serta dashboard khusus untuk klien supaya dapat membuat survei resmi dirilis pada November silam. Saat ini aplikasi tersebut sudah digunakan lebih dari 50.000 ribu responden.
Klien aplikasi tersebut juga beragam. Total ada 50 jenis perusahaan dari beragam industri. Mulai dari consumer goods, retail, agensi, bahkan startup dan venture capital. Adapun untuk individu pembuat survei tercatat sudah ada 200 member, umumnya dari kalangan mahasiswa.
Layanan yang ditawarkan Jakpat terbilang cukup murah karena untuk sebuah survei atau kuesioner dengan 5 pertanyaan dikenakan harga Rp5.000 per responden. Nah, konsumen menjadi tertarik untuk mengisi, karena setiap kali mengisi kuisioner mereka akan mendapat poin yang bisa ditujar dengan reward seperti pulsa, voucher, dan lain-lain.
“Seluruh hadiah tersebut berasal dari pihak Jakpat. Kami juga menerapkan sistem level bagi responden yang paling aktif. Responden yang kami berikan survei pun harus melewati sistem verifikasi yang ketat. Sehingga jawaban yang diberikan saat pengisian survei juga tidak asal dan tepat pada jenis responden yang dituju,” kata Anggit.
Dia menambahkan, responden yang tidak valid baik dari jawaban atau verifikasi akan diblokir sehingga tidak akan lagi menerima survei untuk diisi. Layanan yang diberikan Jakpat terdiri atas dua jenis. Yakni bagi klien pembuat survei yang berbasis web dan bagi responden yang berbasih mobile.
“Bagi klien disediakan dashboard dengan fitur create survey tools, targeting respondent, monitoring result, serta download simple report dan raw data. Klien pun disediakan real time monitoring untuk melihat hasil survei yang sudah di dapat. Selain itu kita juga berikan profil demografi responden serta cross tab analysis antara question vs demography,” pungkas Anggit.
(dyt)