Penelitian: 95% Pengguna Android Terancam Bug
A
A
A
SAN FRANCISCO - Sebuah penelitian yang dilakukan Zimperium ZLabs, 950 juta smartphone dan tablet Android saat ini rentan terhadap serangan bug dengan nama kode Stagefright.
Dilansir dari News, Selasa (28/7/2015), Wakil Presiden Penelitian Platform dan Eksploitasi
Zimperium zLabs, Joshua J. Drake mengatakan, hacker dapat memperoleh akses ke perangkat korban tanpa mereka sadari. Hacker tersebut cukup membutuhkan nomor telepon pengguna.
"Bagian yang paling menakutkan adalah bahwa serangan Stagefright tidak memerlukan tindakan apapun dari korban. Berarti, kerusakan dapat dieksploitasi dari jarak jauh, sementara pemilik perangkat mungkin dalam posisi tertidur," katanya kepada Bisnis Insider.
Bila perangkat dieksploitasi hacker memiliki akses ke banyak aplikasi ponsel, yang dapat mereka gunakan untuk memata-matai korban atau mencuri data mereka. "Setelah serangan selesai, hacker memiliki akses ke banyak aplikasi telepon, terutama audio dan kamera," ucap Drake.
Dengan mengontrol aplikasi ini, penyerang pada dasarnya dapat memata-matai korban mereka, dengan mendengarkan percakapan atau menonton perangkat sekitarnya. Drake mengatakan, Google sedang bekerja keras untuk memperbaiki masalah ini.
"(Setelah) menemukan kerentanan Stagefright, kami diberitahu Google dan patch yang disediakan untuk masalah diharapkan dapat membantu mereka memulai proses pembaruan," pungkasnya.
Dilansir dari News, Selasa (28/7/2015), Wakil Presiden Penelitian Platform dan Eksploitasi
Zimperium zLabs, Joshua J. Drake mengatakan, hacker dapat memperoleh akses ke perangkat korban tanpa mereka sadari. Hacker tersebut cukup membutuhkan nomor telepon pengguna.
"Bagian yang paling menakutkan adalah bahwa serangan Stagefright tidak memerlukan tindakan apapun dari korban. Berarti, kerusakan dapat dieksploitasi dari jarak jauh, sementara pemilik perangkat mungkin dalam posisi tertidur," katanya kepada Bisnis Insider.
Bila perangkat dieksploitasi hacker memiliki akses ke banyak aplikasi ponsel, yang dapat mereka gunakan untuk memata-matai korban atau mencuri data mereka. "Setelah serangan selesai, hacker memiliki akses ke banyak aplikasi telepon, terutama audio dan kamera," ucap Drake.
Dengan mengontrol aplikasi ini, penyerang pada dasarnya dapat memata-matai korban mereka, dengan mendengarkan percakapan atau menonton perangkat sekitarnya. Drake mengatakan, Google sedang bekerja keras untuk memperbaiki masalah ini.
"(Setelah) menemukan kerentanan Stagefright, kami diberitahu Google dan patch yang disediakan untuk masalah diharapkan dapat membantu mereka memulai proses pembaruan," pungkasnya.
(dyt)