Yang Perlu Diperhatikan Bila Melewati Tol Baru Cipali
A
A
A
MUSIM mudik kali ini bisa bernafas sedikit lega, karena telah beroperasinya Tol baru Cikopo-Palimanan (Cipali). Jalur ini akan menjadi solusi untuk mengurai kemacetan jalur Pantura, jelang puncak mudik lebaran tahun ini.
Rifat Sungkar, pebalap nasional sempat mencoba melewati jalan tol ini dengan mobilnya. Karena masih baru, menurutnya, tol Cipali ini memiliki jalan yang mulus.
"Perlu diketahui tol baru ini mempunyai panjangnya 116,7 km memang betul namun, bila dilihat kilometer palnya itu 186 km. Karena perhitungannya dimulai dari Cawang. Tol dari Cikopo ke Palimanan betul cuma 116,7 km," ujar Rifat.
Meski jalannya mulus, konsekuensinya adalah pengemudi tidak sadar kalau mobilnya bakal melambat atau sebaliknya. Artinya secara psikologis mobil tidak terasa melaju kencang meskipun digeber dengan kecepatan tinggi.
"Jalanannya kaya disetrika, taruh botol enggak akan jatuh saking engak bumpy sama sekali. Tapi, konsekuensinya adalah kalau lari 80 km/jam, dalam semenit enggak berasa kalau lari sudah 40 km/jam, dikencengin 100 km/jam nanti pelan lagi, dikencengin lagi jadi 120 km/jam nanti pelan lagi. Jadi lari 140 km/jam enggak berasa di sana, kayak lari 80 km/jam. Ini yang bahaya karena terlena," ujarnya.
Rifat menambahkan, sedangkan bahaya di tol ini adalah terpaan angin dari samping. Hal itu akan berakibat fatal apabila mobil sedang mengangkut beban yang berat. Apalagi mengangkut barang di atas mobil dengan tinggi maksimal.
Untuk sementara ini tempat berhenti beristirahat atau rest area masih terbatas. Saat Rifat mencoba tol Cipali, dirinya hanya menemui 1 rest area yang siap digunakan yaitu di km 102.
"Rencanannya ada 8 rest area namun yang dibuka baru 1. Dan gue bilang enggak rekomen kalau isi bensin di km 102. Karena kalau melihat dari kapasitas kendaraan yang akan datang (saat mudik), lebih baik diisi sebelum tol Cipali," ujarnya.
Menurutnya, kesiapan mental memang harus diutamakan. Karena dalam kondisi mudik tidak menutup kemungkinan kondisi tol juga mengalami kemacetan. Pemudik akan berpikir melewati dan memanfaatkan tol baru. Karena waktu tempuh yang lebih cepat. Bila mengalami mogok karena kehabisan BBM akan susah.
"Harus prepare. Isi bensin disarankan di km 70 kalau enggak salah, pokoknya sebelum cabang yang mau ke Bandung dan Cikopo. Karena setelah 70-an baru 102, jauh loh," jelas Rifat.
Bila melewati tol ini malam hari, Rifat menambahkan harus tetap waspada. Karena tidak menutup kemungkinan masih banyak hewan liar yang masih berkeliaran, seperti babi hutan atau ular. Mengingat kawasan ini dulunya adalah persawahan dan perkebunan.
Rifat Sungkar, pebalap nasional sempat mencoba melewati jalan tol ini dengan mobilnya. Karena masih baru, menurutnya, tol Cipali ini memiliki jalan yang mulus.
"Perlu diketahui tol baru ini mempunyai panjangnya 116,7 km memang betul namun, bila dilihat kilometer palnya itu 186 km. Karena perhitungannya dimulai dari Cawang. Tol dari Cikopo ke Palimanan betul cuma 116,7 km," ujar Rifat.
Meski jalannya mulus, konsekuensinya adalah pengemudi tidak sadar kalau mobilnya bakal melambat atau sebaliknya. Artinya secara psikologis mobil tidak terasa melaju kencang meskipun digeber dengan kecepatan tinggi.
"Jalanannya kaya disetrika, taruh botol enggak akan jatuh saking engak bumpy sama sekali. Tapi, konsekuensinya adalah kalau lari 80 km/jam, dalam semenit enggak berasa kalau lari sudah 40 km/jam, dikencengin 100 km/jam nanti pelan lagi, dikencengin lagi jadi 120 km/jam nanti pelan lagi. Jadi lari 140 km/jam enggak berasa di sana, kayak lari 80 km/jam. Ini yang bahaya karena terlena," ujarnya.
Rifat menambahkan, sedangkan bahaya di tol ini adalah terpaan angin dari samping. Hal itu akan berakibat fatal apabila mobil sedang mengangkut beban yang berat. Apalagi mengangkut barang di atas mobil dengan tinggi maksimal.
Untuk sementara ini tempat berhenti beristirahat atau rest area masih terbatas. Saat Rifat mencoba tol Cipali, dirinya hanya menemui 1 rest area yang siap digunakan yaitu di km 102.
"Rencanannya ada 8 rest area namun yang dibuka baru 1. Dan gue bilang enggak rekomen kalau isi bensin di km 102. Karena kalau melihat dari kapasitas kendaraan yang akan datang (saat mudik), lebih baik diisi sebelum tol Cipali," ujarnya.
Menurutnya, kesiapan mental memang harus diutamakan. Karena dalam kondisi mudik tidak menutup kemungkinan kondisi tol juga mengalami kemacetan. Pemudik akan berpikir melewati dan memanfaatkan tol baru. Karena waktu tempuh yang lebih cepat. Bila mengalami mogok karena kehabisan BBM akan susah.
"Harus prepare. Isi bensin disarankan di km 70 kalau enggak salah, pokoknya sebelum cabang yang mau ke Bandung dan Cikopo. Karena setelah 70-an baru 102, jauh loh," jelas Rifat.
Bila melewati tol ini malam hari, Rifat menambahkan harus tetap waspada. Karena tidak menutup kemungkinan masih banyak hewan liar yang masih berkeliaran, seperti babi hutan atau ular. Mengingat kawasan ini dulunya adalah persawahan dan perkebunan.
(dol)