Dual Antara Model Xperia Z3
A
A
A
SAN FRANCISCO - Sony baru saja merilis ponsel teranyar Xperia Z3+ ke pasar Indonesia yang merupakan upgrade dari pendahulunya Xperia Z3. Kedua smartphone ini memiliki nama yang hampir sama karena masuk dalam model Xperia seri Z3.
Dilansir dari Trustedreviews, Kamis (25/6/2015), berikut beberapa perbandingan untuk kedua Xperia seri Z3 ini.
Desain
Kedua ponsel sama-sama memiliki bodi berlapis logam, tapi Xperia Z3+ berbobot 144 gram dengan ketebalan 6,9mm. Sedangkan Xperia Z3 sedikit lebih berat dan lebih tebal, yakni 152 gram dan 7,3mm.
Desain kedua ponsel ini benar-benar sangat mirip. Soal desain, Sony telah konsisten selama beberapa model Z berturut-turut. Tapi perusahaan tetap harus mengeluarkan sesuatu yang berbeda agar ponsel anyar yang dirilis dapat menjadi andalan, setiap enam bulan atau lebih selama beberapa tahun.
Ini berarti bahwa akan banyak model desain Z3+ dan Z3. Bodi kedua ponsel memiliki kaca di bagian belakang dan aluminium trim.
Jika dilihat lebih dekat, Sony telah membuat beberapa perubahan lain, seperti port USB yang sekarang tidak tertutup ke bagian bawah telepon, tapi tetap memiliki kemampuan anti debu dan juga sertifikasi tahan air.
Display
Untuk masalah display, tidak ada perbaikan dengan layar Sony Xperia Z3+. Kepadatan piksel memang sedikit naik tapi tidak signifikan. Sama dengan milik Xperia Z3 memiliki layar 1.080 piksel IPS LCD 5,2 inci. Pengguna bisa melihat, layar LCD besar dengan semua yang biasa dihadirkan Sony karena tidak ada yang baru dari hal itu.
Daya
Sudah ada perbaikan yang jelas dalam hal daya. Sony Xperia Z3 diperkuat dengan chip high-end yang menjadi pilihan tahun lalu, Qualcomm Snapdragon 801.
Snapdragon 810 telah memiliki masalah. Meskipun begitu, banyak yang berpendapat lebih nyaman, cepat dan hemat daya dibandingkan dengan 801.
Ini adalah prosesor octa-core, yang pada dasarnya berarti bahwa ia memiliki dua set quad-core, dan dapat di-switch sesuai dengan intensitas tugas. Prosesor Samsung Exynos telah melakukan ini untuk sementara waktu.
Snapdragon 810 juga memiliki manfaat dengan 64-bit, yang berarti bahwa itu dioptimalkan untuk 64-bit Android 5.0 Lollipop. Sebenarnya ini tidak akan mewakili banyak keuntungan dengan software mobile saat ini, terutama dengan RAM 3GB.
Kamera
Sekali lagi, kamera utama Z3+ dengan Z3 memiliki kesamaan. Keduanya memiliki 20,7MP sensor 1/2.3 inci dan lensa 25mm wide-angle.
Peningkatan besar pada Z3+ adalah dengan kamera depannya 5MP dengan lensa 25mm mirip dengan kamera belakang, yang dapat membuat beberapa selfies.
Penyimpanan
Berikut perbaikan lain , yakni dengan penyimpanan internal yang dua kali lipat. Dari milik Xperia Z3 dengan 16GB dan di seri Xperia Z3+ penyimpanan internal hingga 32GB. Kedua ponsel memiliki slot microSD.
Software
Android 5.0 Lollipop mulai beroperasi pada handset Xperia Z3, tetapi tampaknya tidak mencapai ke semua ponsel. Sehingga ini keuntungan buat pemilik Xperia Z3+.
Baterai
Salah satu fitur terkuat Sony Xperia Z3 adalah daya tahan baterai, yang mampu bertahan hingga dua hari penggunaan. Sayang, untuk Xperia Z3+ memiliki ukuran baterai lebih kecil. Namun, prosesor Z3+ lebih efisien. Di sinilah keputusan Sony untuk tidak meng-upgrade ke layar QHD.
Dilansir dari Trustedreviews, Kamis (25/6/2015), berikut beberapa perbandingan untuk kedua Xperia seri Z3 ini.
Desain
Kedua ponsel sama-sama memiliki bodi berlapis logam, tapi Xperia Z3+ berbobot 144 gram dengan ketebalan 6,9mm. Sedangkan Xperia Z3 sedikit lebih berat dan lebih tebal, yakni 152 gram dan 7,3mm.
Desain kedua ponsel ini benar-benar sangat mirip. Soal desain, Sony telah konsisten selama beberapa model Z berturut-turut. Tapi perusahaan tetap harus mengeluarkan sesuatu yang berbeda agar ponsel anyar yang dirilis dapat menjadi andalan, setiap enam bulan atau lebih selama beberapa tahun.
Ini berarti bahwa akan banyak model desain Z3+ dan Z3. Bodi kedua ponsel memiliki kaca di bagian belakang dan aluminium trim.
Jika dilihat lebih dekat, Sony telah membuat beberapa perubahan lain, seperti port USB yang sekarang tidak tertutup ke bagian bawah telepon, tapi tetap memiliki kemampuan anti debu dan juga sertifikasi tahan air.
Display
Untuk masalah display, tidak ada perbaikan dengan layar Sony Xperia Z3+. Kepadatan piksel memang sedikit naik tapi tidak signifikan. Sama dengan milik Xperia Z3 memiliki layar 1.080 piksel IPS LCD 5,2 inci. Pengguna bisa melihat, layar LCD besar dengan semua yang biasa dihadirkan Sony karena tidak ada yang baru dari hal itu.
Daya
Sudah ada perbaikan yang jelas dalam hal daya. Sony Xperia Z3 diperkuat dengan chip high-end yang menjadi pilihan tahun lalu, Qualcomm Snapdragon 801.
Snapdragon 810 telah memiliki masalah. Meskipun begitu, banyak yang berpendapat lebih nyaman, cepat dan hemat daya dibandingkan dengan 801.
Ini adalah prosesor octa-core, yang pada dasarnya berarti bahwa ia memiliki dua set quad-core, dan dapat di-switch sesuai dengan intensitas tugas. Prosesor Samsung Exynos telah melakukan ini untuk sementara waktu.
Snapdragon 810 juga memiliki manfaat dengan 64-bit, yang berarti bahwa itu dioptimalkan untuk 64-bit Android 5.0 Lollipop. Sebenarnya ini tidak akan mewakili banyak keuntungan dengan software mobile saat ini, terutama dengan RAM 3GB.
Kamera
Sekali lagi, kamera utama Z3+ dengan Z3 memiliki kesamaan. Keduanya memiliki 20,7MP sensor 1/2.3 inci dan lensa 25mm wide-angle.
Peningkatan besar pada Z3+ adalah dengan kamera depannya 5MP dengan lensa 25mm mirip dengan kamera belakang, yang dapat membuat beberapa selfies.
Penyimpanan
Berikut perbaikan lain , yakni dengan penyimpanan internal yang dua kali lipat. Dari milik Xperia Z3 dengan 16GB dan di seri Xperia Z3+ penyimpanan internal hingga 32GB. Kedua ponsel memiliki slot microSD.
Software
Android 5.0 Lollipop mulai beroperasi pada handset Xperia Z3, tetapi tampaknya tidak mencapai ke semua ponsel. Sehingga ini keuntungan buat pemilik Xperia Z3+.
Baterai
Salah satu fitur terkuat Sony Xperia Z3 adalah daya tahan baterai, yang mampu bertahan hingga dua hari penggunaan. Sayang, untuk Xperia Z3+ memiliki ukuran baterai lebih kecil. Namun, prosesor Z3+ lebih efisien. Di sinilah keputusan Sony untuk tidak meng-upgrade ke layar QHD.
(dyt)