Hindari Kemacetan, Aplikasi Ojek Motor Jadi Pilihan
A
A
A
JAKARTA - Salah satu aplikasi terbaru yang memiliki jumalh peminat tinggi adalah aplikasi pesan Ojek Motor. Salah satu penggemar aplikasi ini adalah mantan personil grup vokal Warna, Nina Tamam.
Belakangan ini Nina Tamam mengaku sering memanfaatkan aplikasi pesan ojek motor. ”Kota Jakarta tidak jauh dari yang namanya macet. Jika ada solusi yang bisa diakses langsung lewat smartphone, tentu menarik,” ungkap perempuan bersuara merdu ini.
Jasa ojek motor, menurut Nina, menjadi modal transportasi cepat untuk melewati kepadatan lalu lintas Ibu Kota. Adapun kontrol dengan adanya aplikasi jadi nilai plus. Karena membuat nyaman dan aman. ”Aman dalam arti, kita terpantau dengan sistem,” ucapnya.
”Apalagi kini harga juga ditentukan oleh sistem yang sudah dihitung per kilometer. Itu yang membuat kita sebagai pengguna merasa diuntungkan. Sebelumnya, bandrol harga dibuat seenaknya,” Nina menambahkan. Pemilik nama Nuraini Sukoningrum Tamam memang baru beberapa kali menggunakan aplikasi ojek.
Namun, menurutnya, aplikasi tersebut akan terus ia gunakan di masa depan. Melihat fenomena semua hal dapat dipesan dengan aplikasi dan bisa memerintah kapan atau dimana saja sebenarnya membuat Nina cukup prihatin. ”Karena semua bisa dikendalikan melalui teknologi, manusia menjadi pemalas,” ungkapnya.
Seharusnya, kata Nina, manusia bisa me-manage segala sesuatu dengan seimbang. Tepatnya, teknologi dengan social life. ”Intinya jangan sampai kita diperbudak oleh teknologi,” pungkasnya.
Belakangan ini Nina Tamam mengaku sering memanfaatkan aplikasi pesan ojek motor. ”Kota Jakarta tidak jauh dari yang namanya macet. Jika ada solusi yang bisa diakses langsung lewat smartphone, tentu menarik,” ungkap perempuan bersuara merdu ini.
Jasa ojek motor, menurut Nina, menjadi modal transportasi cepat untuk melewati kepadatan lalu lintas Ibu Kota. Adapun kontrol dengan adanya aplikasi jadi nilai plus. Karena membuat nyaman dan aman. ”Aman dalam arti, kita terpantau dengan sistem,” ucapnya.
”Apalagi kini harga juga ditentukan oleh sistem yang sudah dihitung per kilometer. Itu yang membuat kita sebagai pengguna merasa diuntungkan. Sebelumnya, bandrol harga dibuat seenaknya,” Nina menambahkan. Pemilik nama Nuraini Sukoningrum Tamam memang baru beberapa kali menggunakan aplikasi ojek.
Namun, menurutnya, aplikasi tersebut akan terus ia gunakan di masa depan. Melihat fenomena semua hal dapat dipesan dengan aplikasi dan bisa memerintah kapan atau dimana saja sebenarnya membuat Nina cukup prihatin. ”Karena semua bisa dikendalikan melalui teknologi, manusia menjadi pemalas,” ungkapnya.
Seharusnya, kata Nina, manusia bisa me-manage segala sesuatu dengan seimbang. Tepatnya, teknologi dengan social life. ”Intinya jangan sampai kita diperbudak oleh teknologi,” pungkasnya.
(dyt)