Memburu Cinta dengan Mengandalkan Algoritma

Selasa, 08 November 2022 - 06:30 WIB
loading...
Memburu Cinta dengan Mengandalkan Algoritma
Memburu cinta dengan mengandalkan algoritma ternyata masih relevan. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Ilham Setiadi selalu mengisi waktu kerjanya dengan melihat-lihat aplikasi Tinder . Bahkan bisa dikatakan dua jam sekali dia meluangkan waktu selama 30 menit untuk melihat foto-foto perempuan yang ada di aplikasi tersebut.

“Selain cari yang cocok sekaligus juga refreshing,” kata pria yang bekerja di seputaran Sudirman, Jakarta Selatan itu.

Ilham Setiadi memang merasa sudah cukup untuk menjalin hubungan asmara yang serius. Dia merasa aplikasi Tinder memperluas radarnya mencari pasangan yang tepat. Hanya saja dia juga tidak bisa membantah jika aplikasi itu sering disalahgunakan oleh penggunanya.

“Tergantung dari kitanya juga karena memang di situ memang ada banyak juga yang buka peluang,” terangnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Fitri Itsnawati, warga Tambun, Kabupaten Bekasi. Dia mencoba aplikasi Tantan untuk mencari teman dan jodoh. Dia mengatakan aplikasi itu dipilih karena tidak superramai dibanding dengan aplikasi lainnya.

“Jadi bisa lebih serius karena memang bisa dibilang enggak seperti aplikasi lain yang kebanyakan jadi tempat yang aneh-aneh,” jelas Fitri.



Memburu Cinta dengan Mengandalkan Algoritma


Petualangan Fitri dan Ilham mengarungi dunia digital mencari jodoh memang jadi hal yang tidak asing lagi. Mencari jodoh lewat aplikasi digital bahkan seolah jadi ritual wajib bagi masyarakat kekinian.

Pencarian jodoh dengan memanfatkan media sebenarnya memang bukan hal yang baru. Zaman dulu rubrik cari jodoh merupakan halaman koran yang paling banyak dibaca oleh masyarakat. Di halaman koran itu para pencari jodoh mengirimkan informasi yang mereka miliki ke koran.

Agar lebih diperhatikan mereka menuliskan kata-kata yang menarik dan atraktif. “Gadis Cantik yang Luwes Cari Pria Perhatian Penuh Kasih Sayang”. Ada juga “Pria Dewasa Hobby Memasak”. Semakin unik maka semakin mencuri perhatian.

Berpuluh-puluh tahun kemudian semuanya berganti menjadi aplikasi. Hanya saja judul-judul atraktif yang ada di rubrik jodoh kini tak dipakai lagi. Semuanya kini justru mengandalkan algoritma. Lalu seberapa percayakah Anda pada algoritma dalam mencari pasangan untuk hubungan yang serius? Atau memang algoritma justru dijadikan panduan untuk menemukan romantika sesaat yang semu?

Sosiolog dari University of San Diego, Orly Lobel mengatakan algoritma yang ada di aplikasi pencarian jodoh memang sangat luar biasa. Aplikasi itu membuat pencari jodoh seperti berenang di lautan luas yang tidak terbatas. Pencari jodoh bisa menemukan banyak orang asalkan memiliki dasar algoritma yang sama.



Memburu Cinta dengan Mengandalkan Algoritma


“Algoritma telah mengubah cara kita mencari pasangan dan juga hubungan selanjutnya,” ujar Orly Lobel.

Algoritma menurut dia justru melepas sekat-sekat yang dialami oleh para pencari cinta. Asalkan mereka memiliki kecocokan maka hubungan bisa dilanjutkan. Hanya saja Orly Lobel mengatakan algoritma juga bisa dimanipulasi oleh para pencari cinta sesaat.

Para penjahat cinta itu dengan sengaja menyulap informasi agar algoritma yang mereka dapatkan justru bisa dijadikan untuk mencari korban. Jadi jangan heran jika kasus The Tinder Swindler yang dilakuan pria Israel, Simon Leviev sempat menggegerkan dunia. Saat itu Simon Leviev berhasil menjerat banyak wanita hanya untuk dikuras cinta dan hartanya.

Orly Lobel mengatakan saat ini memang algoritma memang tetap bisa diandalkan untuk mencari cinta di era digital. Hanya saja persiapan mengarungi lautan cinta digital juga perlu ditingkatkan.

“Tanggung jawabnya adalah bagaimana kita dapat melindungi diri dari jebakan dan bahaya sambil memaksimalkan potensi mencari jodoh di dunia yang lebih beragam dan lebih terkoneksi,” harapnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2096 seconds (0.1#10.140)