Ikuti Program Lanjutan, 7 Startup Alumni Inkubator Kominfo Naik Kelas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Startup Studio Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru-baru ini telah mengumumkan Batch 5 penyelenggaraannya. Program inkubasi intensif ini bertujuan untuk mendampingi dan membina para startup digital tahap awal (early-stage) tanah air untuk bisa mencapai product-market fit secara optimal.
Sejak diluncurkan pada September 2020, SSI telah meluluskan total 65 alumni startup. Pasca-lulus, alumni dari SSI berhasil mempraktikkan ilmu yang didapat sehingga mampu berkembang lebih pesat dari sebelumnya. Dari setiap batch, 30-40% diantara peserta telah mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti SSI. Berikut merupakan tujuh alumni prestasi SSI yang berhasil “naik kelas” setelah mengikuti program:
1. Zi.Care
Zi.Care merupakan startup teknologi kesehatan yang menawarkan sistem layanan medis holistik, yang mencakup administrasi RS & klinik, manajemen klaim, hingga rekam medis digital. Pasca lulus dari SSI Batch 3, Zi.Care berhasil mengamankan pendanaan pra-seri A sejumlah US$1 juta (sekitar 15,5 miliar Rupiah) pada tahun 2022.
Zi.care tengah berfokus di segmen B2B, terutama untuk mengakuisisi klien rumah sakit melalui kemitraan. Bimbingan serta dukungan dari Kominfo selama penyelenggaraan SSI terbukti meningkatkan reputasi serta kredibilitas Zi.care, baik di mata klien maupun investor. Perusahaan ini pun telah mengunci kerjasama dengan Muhammadiyah Endowment Fund, sehingga sistem platform Zi.care pun diaplikasikan di total 550 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.
2. Justika
Justika berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures pada Juni 2021, pasca lulus dari program SSI. Tidak hanya itu, startup yang menawarkan jasa konsultasi hukum online ini juga meresmikan kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, terutama untuk menyediakan konsultasi hukum gratis bagi para UMKM yang terdampak pandemi. Justika juga menjadi partner The Asia Foundation untuk memberikan konsultasi hukum gratis bagi korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
“SSI telah membuka jejaring mentor yang sangat membantu kami dengan memberikan petunjuk dalam menjalankan bisnis. Hal ini berperan besar dalam proses kami menemukan product-market fit (PMF), dimana kami sadar harus bisa mengimbangi idealisme yang dimiliki dengan keberlangsungan usaha. Bagi para startup, sangat penting untuk melihat jalur profitability dan siap untuk pivot atau inovasi ketika jalur tersebut kurang memungkinkan untuk dicapai dengan cara tertentu,” ungkap CEO Justika Melvin Sumapung.
3. Dibimbing
Dibimbing.id merupakan platform pembelajaran dan persiapan karir digital, yang telah sukses mengantarkan 80% alumninya ke dunia kerja. Startup alumni SSI Batch 2 ini baru saja mengumumkan pendanaan tahap awal dari init-6 pada bulan Juni yang lalu. Merayakan hari jadinya yang ke-2 pada tanggal 1 Oktober, Dibimbing berhasil mencatatkan pertumbuhan revenue sebesar 200% dari tahun sebelumnya, serta kenaikan jumlah pengguna hingga 400%.
“Produk terbaru yang kami luncurkan adalah Indigo (Internship Dibimbing on-the-go), yaitu program pembelajaran berbasis video yang dilanjutkan dengan proyek magang jarak jauh setelahnya. Dalam kurang dari 24 jam sejak diluncurkan, hampir 400 mahasiswa telah mendaftar dan berlangganan. Kami pun menargetkan untuk bisa menjangkau 20 ribu pengguna di program Indigo ini, serta mempertahankan misi profitability di tengah ancaman resesi 2023,” jelas Alim Anggono, Co-founder dan Chief Product Officer Dibimbing.id.
4. Prieds
Prieds, alumni SSI Batch 2, menawarkan solusi Supply Chain Management berbasis cloud untuk automasi proses rantai pasok perusahaan di Indonesia. Startup ini berhasil mendapatkan pendanaan tahap kedua setelah mengikuti SSI, dan semakin berkembang pesat berkat kemitraan dengan berbagai perusahaan, serta peluncuran produk baru berupa lini manajemen smart warehouse dan smart retail. Jumlah kliennya pun turut meningkat >25% pasca pandemi, karena semakin banyak pelaku usaha yang memahami pentingnya digitalisasi rencana pasok.
Vanessa Geraldine, Co-founder dan Chief Commercial Officer Prieds, mengaku sangat terbantu dengan adanya mentoring dan networking dari program SSI yang membuat timnya dapat belajar menyempurnakan strategi dan operasional perusahaan. Berencana untuk memperkuat reputasi perusahaan sebagai solusi Supply Chain Management, Prieds akan melanjutkan ekspansinya di tanah air dan ke negara-negara Asia Tenggara kedepannya.
5. Shieldtag
Shieldtag adalah layanan sertifikasi elektronik yang dapat memverifikasi keaslian sebuah produk menggunakan QR code ter-enkripsi. Bertujuan untuk mencegah peredaran produk palsu dan bajakan yang lebih luas, Shieldtag merancang stiker hologram yang dilengkapi 7 lapisan keamanan & QR code, sehingga setiap pembeli bisa memindai QR dan mengecek langsung keaslian produk.
Setelah mengikuti SSI Batch 2, William Japari selaku Founder Shieldtag mengaku mencatatkan peningkatan jumlah pengguna secara signifikan (10x lipat), begitu juga dengan kenaikan Gross Merchandise Value (GMV) 10x lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Startup ini telah memproteksi keaslian lebih dari 10 juta produk pada tahun 2022 dan memprioritaskan operasional di sektor obat-obatan pada tahun 2023, dalam rangka mengurangi penyebaran obat palsu di masyarakat.
6. Paygua
Alumni SSI Batch 4, Paygua, adalah mobile Point-of-Sale yang dapat memudahkan bisnis untuk menagih pelanggan, menerima pembayaran digital, serta mengatur arus kas dan keuangan. Uniknya, startup ini berhasil mencatatkan pertumbuhan organik lebih dari 200%, dari >1.500 merchant aktif harian (daily active merchants) menjadi >3.000, tanpa mengeluarkan biaya pemasaran. Sejak diluncurkan di awal tahun, Gross Transaction Volume pun telah melebihi US$ 9 juta (sekitar 139,2 miliar Rupiah).
Baru-baru ini, Paygua bermitra dengan Bank NOBU dan BNC (Bank Neo Commerce) untuk menyediakan Merchant Loan hingga Rp50.000.000, dan analisa Mini-Credit Scoring untuk mengevaluasi merchant yang layak mendapatkan pinjaman modal usaha. Lebih jauh, berkat keikutsertaannya di program SSI, Paygua juga dipercaya membantu 300.000 merchant GarudaFood untuk digitalisasi sistem pembayaran dan Payment Point Online Banking (PPOB).
7. Powerbrain
Powerbrain, startup pengembang efisiensi energi berbasis smart technology, baru saja mendapatkan pendanaan tahap awal dari Achmad Zaky Foundation pada awal 2022. Alumni SSI Batch 3 ini menawarkan empat produk unggulan, yaitu manajemen energi, energi terbarukan, manajemen aset, dan solusi pengisian kendaraan listrik. Dengan menggunakan solusi Powerbrain, para mitra bisa mendapatkan banyak manfaat, seperti penghematan biaya operasional (termasuk 20-30% tagihan listrik yang lebih rendah), peningkatan nilai bangungan, serta peningkatan kesejahteraan mitra.
“Sejauh ini, kami masih di jalur yang tepat untuk bisa meraih target pertumbuhan minimal 5x lipat hingga akhir tahun. Dari sisi produk, kami juga telah menuntaskan pengembangan produk untuk efisiensi sistem pendingin bangunan besar (water-cooled chiller) dan kini telah siap digunakan. Rencananya, dalam waktu setahun ke depan, kami akan berfokus pada efisiensi bangunan besar, terutama yang menggunakan jenis sistem pendinginan tersebut,” ujar Rilwanu Lukman Amrullah, Co-founder dan CMO Powerbrain Indonesia.
Selain ketujuh startup tersebut, ada banyak alumni SSI lain yang telah mempraktekkan ilmu selama pelatihan dan meraih pencapaian yang tak kalah mentereng. Beberapa diantaranya yang berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti program inkubator ini adalah Praktis (SSI 01); Finku, Gajiku, Keyta, serta Fishlog, (SSI 03). Sementara itu, Verihubs, Deall (SSI 02), Finku dan Sribuu (SSI 03) ikut terpilih menjadi wakil Indonesia dalam program inkubator Silicon Valley, Y Combinator.
“Kami bangga melihat alumni SSI yang berhasil mempraktikkan apa yang mereka pelajari selama program dan mengembangkan bisnisnya ke tingkat lebih tinggi. Ini merupakan langkah kami dalam membangun pondasi ekosistem digital di Indonesia yang lebih sehat, matang, dan terintegrasi. Nantinya, para alumni yang berhasil pun bisa kembali ke SSI untuk mewariskan ilmu dan pengalamannya bagi startup founder yang lain, sehingga tercipta transfer of knowledge yang berkesinambungan,” ucap Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo.
Baca Juga
Sejak diluncurkan pada September 2020, SSI telah meluluskan total 65 alumni startup. Pasca-lulus, alumni dari SSI berhasil mempraktikkan ilmu yang didapat sehingga mampu berkembang lebih pesat dari sebelumnya. Dari setiap batch, 30-40% diantara peserta telah mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti SSI. Berikut merupakan tujuh alumni prestasi SSI yang berhasil “naik kelas” setelah mengikuti program:
1. Zi.Care
Zi.Care merupakan startup teknologi kesehatan yang menawarkan sistem layanan medis holistik, yang mencakup administrasi RS & klinik, manajemen klaim, hingga rekam medis digital. Pasca lulus dari SSI Batch 3, Zi.Care berhasil mengamankan pendanaan pra-seri A sejumlah US$1 juta (sekitar 15,5 miliar Rupiah) pada tahun 2022.
Zi.care tengah berfokus di segmen B2B, terutama untuk mengakuisisi klien rumah sakit melalui kemitraan. Bimbingan serta dukungan dari Kominfo selama penyelenggaraan SSI terbukti meningkatkan reputasi serta kredibilitas Zi.care, baik di mata klien maupun investor. Perusahaan ini pun telah mengunci kerjasama dengan Muhammadiyah Endowment Fund, sehingga sistem platform Zi.care pun diaplikasikan di total 550 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.
2. Justika
Justika berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures pada Juni 2021, pasca lulus dari program SSI. Tidak hanya itu, startup yang menawarkan jasa konsultasi hukum online ini juga meresmikan kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, terutama untuk menyediakan konsultasi hukum gratis bagi para UMKM yang terdampak pandemi. Justika juga menjadi partner The Asia Foundation untuk memberikan konsultasi hukum gratis bagi korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
“SSI telah membuka jejaring mentor yang sangat membantu kami dengan memberikan petunjuk dalam menjalankan bisnis. Hal ini berperan besar dalam proses kami menemukan product-market fit (PMF), dimana kami sadar harus bisa mengimbangi idealisme yang dimiliki dengan keberlangsungan usaha. Bagi para startup, sangat penting untuk melihat jalur profitability dan siap untuk pivot atau inovasi ketika jalur tersebut kurang memungkinkan untuk dicapai dengan cara tertentu,” ungkap CEO Justika Melvin Sumapung.
3. Dibimbing
Dibimbing.id merupakan platform pembelajaran dan persiapan karir digital, yang telah sukses mengantarkan 80% alumninya ke dunia kerja. Startup alumni SSI Batch 2 ini baru saja mengumumkan pendanaan tahap awal dari init-6 pada bulan Juni yang lalu. Merayakan hari jadinya yang ke-2 pada tanggal 1 Oktober, Dibimbing berhasil mencatatkan pertumbuhan revenue sebesar 200% dari tahun sebelumnya, serta kenaikan jumlah pengguna hingga 400%.
“Produk terbaru yang kami luncurkan adalah Indigo (Internship Dibimbing on-the-go), yaitu program pembelajaran berbasis video yang dilanjutkan dengan proyek magang jarak jauh setelahnya. Dalam kurang dari 24 jam sejak diluncurkan, hampir 400 mahasiswa telah mendaftar dan berlangganan. Kami pun menargetkan untuk bisa menjangkau 20 ribu pengguna di program Indigo ini, serta mempertahankan misi profitability di tengah ancaman resesi 2023,” jelas Alim Anggono, Co-founder dan Chief Product Officer Dibimbing.id.
4. Prieds
Prieds, alumni SSI Batch 2, menawarkan solusi Supply Chain Management berbasis cloud untuk automasi proses rantai pasok perusahaan di Indonesia. Startup ini berhasil mendapatkan pendanaan tahap kedua setelah mengikuti SSI, dan semakin berkembang pesat berkat kemitraan dengan berbagai perusahaan, serta peluncuran produk baru berupa lini manajemen smart warehouse dan smart retail. Jumlah kliennya pun turut meningkat >25% pasca pandemi, karena semakin banyak pelaku usaha yang memahami pentingnya digitalisasi rencana pasok.
Vanessa Geraldine, Co-founder dan Chief Commercial Officer Prieds, mengaku sangat terbantu dengan adanya mentoring dan networking dari program SSI yang membuat timnya dapat belajar menyempurnakan strategi dan operasional perusahaan. Berencana untuk memperkuat reputasi perusahaan sebagai solusi Supply Chain Management, Prieds akan melanjutkan ekspansinya di tanah air dan ke negara-negara Asia Tenggara kedepannya.
5. Shieldtag
Shieldtag adalah layanan sertifikasi elektronik yang dapat memverifikasi keaslian sebuah produk menggunakan QR code ter-enkripsi. Bertujuan untuk mencegah peredaran produk palsu dan bajakan yang lebih luas, Shieldtag merancang stiker hologram yang dilengkapi 7 lapisan keamanan & QR code, sehingga setiap pembeli bisa memindai QR dan mengecek langsung keaslian produk.
Setelah mengikuti SSI Batch 2, William Japari selaku Founder Shieldtag mengaku mencatatkan peningkatan jumlah pengguna secara signifikan (10x lipat), begitu juga dengan kenaikan Gross Merchandise Value (GMV) 10x lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Startup ini telah memproteksi keaslian lebih dari 10 juta produk pada tahun 2022 dan memprioritaskan operasional di sektor obat-obatan pada tahun 2023, dalam rangka mengurangi penyebaran obat palsu di masyarakat.
6. Paygua
Alumni SSI Batch 4, Paygua, adalah mobile Point-of-Sale yang dapat memudahkan bisnis untuk menagih pelanggan, menerima pembayaran digital, serta mengatur arus kas dan keuangan. Uniknya, startup ini berhasil mencatatkan pertumbuhan organik lebih dari 200%, dari >1.500 merchant aktif harian (daily active merchants) menjadi >3.000, tanpa mengeluarkan biaya pemasaran. Sejak diluncurkan di awal tahun, Gross Transaction Volume pun telah melebihi US$ 9 juta (sekitar 139,2 miliar Rupiah).
Baru-baru ini, Paygua bermitra dengan Bank NOBU dan BNC (Bank Neo Commerce) untuk menyediakan Merchant Loan hingga Rp50.000.000, dan analisa Mini-Credit Scoring untuk mengevaluasi merchant yang layak mendapatkan pinjaman modal usaha. Lebih jauh, berkat keikutsertaannya di program SSI, Paygua juga dipercaya membantu 300.000 merchant GarudaFood untuk digitalisasi sistem pembayaran dan Payment Point Online Banking (PPOB).
7. Powerbrain
Powerbrain, startup pengembang efisiensi energi berbasis smart technology, baru saja mendapatkan pendanaan tahap awal dari Achmad Zaky Foundation pada awal 2022. Alumni SSI Batch 3 ini menawarkan empat produk unggulan, yaitu manajemen energi, energi terbarukan, manajemen aset, dan solusi pengisian kendaraan listrik. Dengan menggunakan solusi Powerbrain, para mitra bisa mendapatkan banyak manfaat, seperti penghematan biaya operasional (termasuk 20-30% tagihan listrik yang lebih rendah), peningkatan nilai bangungan, serta peningkatan kesejahteraan mitra.
“Sejauh ini, kami masih di jalur yang tepat untuk bisa meraih target pertumbuhan minimal 5x lipat hingga akhir tahun. Dari sisi produk, kami juga telah menuntaskan pengembangan produk untuk efisiensi sistem pendingin bangunan besar (water-cooled chiller) dan kini telah siap digunakan. Rencananya, dalam waktu setahun ke depan, kami akan berfokus pada efisiensi bangunan besar, terutama yang menggunakan jenis sistem pendinginan tersebut,” ujar Rilwanu Lukman Amrullah, Co-founder dan CMO Powerbrain Indonesia.
Selain ketujuh startup tersebut, ada banyak alumni SSI lain yang telah mempraktekkan ilmu selama pelatihan dan meraih pencapaian yang tak kalah mentereng. Beberapa diantaranya yang berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti program inkubator ini adalah Praktis (SSI 01); Finku, Gajiku, Keyta, serta Fishlog, (SSI 03). Sementara itu, Verihubs, Deall (SSI 02), Finku dan Sribuu (SSI 03) ikut terpilih menjadi wakil Indonesia dalam program inkubator Silicon Valley, Y Combinator.
“Kami bangga melihat alumni SSI yang berhasil mempraktikkan apa yang mereka pelajari selama program dan mengembangkan bisnisnya ke tingkat lebih tinggi. Ini merupakan langkah kami dalam membangun pondasi ekosistem digital di Indonesia yang lebih sehat, matang, dan terintegrasi. Nantinya, para alumni yang berhasil pun bisa kembali ke SSI untuk mewariskan ilmu dan pengalamannya bagi startup founder yang lain, sehingga tercipta transfer of knowledge yang berkesinambungan,” ucap Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo.
(wbs)