Karyawan IBM Bangun Aplikasi Logistik Tata Distribusi Bantuan BNPB
loading...
A
A
A
JAKARTA - IBM Indonesia hari ini menyerahkan aplikasi berbasis cloud yang akan ditempatkan pada situs https://logistikgugascovid19.org/. Aplikasi ini diberikan sebagai bentuk dukungan untuk memudahkan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dalam memonitor dan melacak pendistrisbusian, serta ketersediaan peralatan medis ke lebih dari 3.000 institusi kesehatan di seluruh Indonesia.
Aplikasi ini dibuat dan disimpan menggunakan Platform as a Service (PaaS) dari IBM, yang memberikan Analisa data berbasis web yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan kebutuhan medis. "Aplikasi akan mengirimkan pemberitahuan kepada tim relawan apabila ada barang yang dibutuhkan agar bisa dipersiapkan dan memastikan ketersediannya. Sekaligus membantu tim Gugus Tugas dalam mempersingkat waktu dan mempercepat distribusi," kata Tan Wijaya, Presiden Direktur IBM Indonesia di Jakarta, Senin (27/4/2020).
COVID-19 telah berdampak kemunduran besar dalam rantai pasokan diseluruh dunia. Menurut laporan IBM Institute of Busines Value berjudul “COVID-19 and Shattered Supply Chains”, rantai pasokan seharusnya dinamis, cepat tanggap dan terhubung dalam sebuah ekosistem dan proses dari sebuah organisasi. Untuk itu diperlukan visibilas yang lengkap, masukan cepat (real-time) dan tindakan yang cepat –khususnya dalam membuat keputusan penting dan cepat di situasi tertentu. (Baca juga: Facebook Rilis Layanan Konferensi Video Saingi Zoom )
Kejadian pandemik menunjukkan kerentanan dan kerapuhan dalam rantai pasokan dunia di hampir seluruh sektor dan industri termasuk kesehatan. Saat ini organisasi tengah berada pada mode bereaksi yang berfokus pada mempertahankan ketersediaan pasokan dan memenuhi permintaan pelanggan dengan berbagai cara.
"Untuk meningkatkan ketahanan pasokan dunia dan menjaga kelangsungan bisnis ditengah gangguan dan ketidakpastian, perusahaan dapat memperkuat dengan mengadopsi kemampuan AI (Artificial Intelligence) dan teknologi baru lainnya," katanya lagi.
Tan Wijaya menambahkan, pandemik virus Corona ini mengakibatkan ketidakpastian. Pihaknya ingin membantu pemerintah dan BNPB untuk menangani pendistribusian logistik alat-alat kesehatan yang dapat dilakukan tepat sasar.
"Untuk itu kami merasa aplikasi ini sangat penting untuk dibuat dan kami memilih untuk menempatkannya di PaaS IBM karena cepat dan mudah untuk mengatur aplikasi dan data yang ada dari manapun. Teknologi PaaS IBM juga mudah untuk digunakan diberbagi platform dan bisa mendukung beban kerja penting secara aman, dimana merupakan hal yang sangat dibutuhkan saat ini,” papar Tan Wijaya.
Permasalahan distribusi peralatan medis menjadi buruk di saat adanya krisis kesehatan yang dipicu berbagai faktor seperti wabah atau bencana alam. Ini mengakibatkan suplai kebutuhannya tidak bisa diprediksi lebih awal.
"Proses pelacakan suplai barang secara manual bisa jadi kurang akurat, juga perlu lebih cermat dan membutuhkan waktu yang banyak," tambahnya.
Dalam hal ini BNPB menghadapi kendala besar mengatur pendistribusian peralatan medis dan tidak adanya dukungan perangkat yang bisa digunakan secara efisien. Sebagai negara kepulauan. Indonesia juga memiliki jangkauan geografis luas sehingga menjadi tantangan lain dalam pengiriman barang.
Aplikasi ini membantu Gugus Tugas untuk bisa meangakses ketersediaan barang dan pergerakannya, serta memastikan lembaga kesehatan menerima jumlah bantuan yang sesuai, tepat waktu. Melalui aplikasi ini, bisa mengurangi pekerjaan pelacakan dan pencatatan data secara manual guna mengurangi kesalahan karena data dapat dilihat kapan saja.
Pihaknya mengawali dengan sebuah pembicaraan bersama BNPB beberapa pekan lalu dan dengan cepat menjadi sebuah upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dapat membuat perbedaan nyata. "Sebanyak 35 karyawan IBM Services berkumpul bersama dengan cepat untuk membangun solusi, kami berharap dengan aplikasi ini kami bisa membantu BNPB dalam mendistribusikan peralatan medis seperti alat pelindung diri (APD) dengan cepat dan tepat sasar kepada petugas kesehatan di seluruh Indonesia,” katanya lagi.
Sementara Yono Reksoprodjo, Kepala Bidang Logistik Gugus Tugas Relawan Percepatan Penanganan COVID-19, mengatakan, logistik merupakan fungsi kunci dalam operasional penanggulangan pandemik. Dengan luasan dampak wabah yg terjadi saat ini di Indonesia, akan sulit mengendalikan operasi logistik bantuan tanpa dibekali sistem manajemen yang baik.
"Yang bukan hanya mencatat alur masuk keluar bantuan, tapi juga mampu mengarahkan ke mana bantuan yang tepat harus disampaikan tepat waktu dan memiliki kemampuan prediksi kebutuhan,” timpalnya.
Di sisi lain, sambung dia, banyak instansi dan juga perorangan yang ingin menyambung tangan memberikan bantuan langsung. Untuk itu sistem manajemen informasi logistik ini juga diharapkan dapat diakses para donatur dalam memilih bantuan yang tepat agar terhindar dari penumpukan bantuan di satu tempat. Sedangkan tempat lain kekurangan atau bantuan ternyata bukan yang diharapkan.
"Kami senang saat ini dibantu oleh relawan kebencanaan IBM Indonesia yang meminjamkan hasil karyanya sendiri untuk kami gunakan, semoga bencana ini segera berlalu dan Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah membantu tanpa pamrih demi kepentingan kemanusiaan,” pungkas Yono.
Aplikasi ini dibuat dan disimpan menggunakan Platform as a Service (PaaS) dari IBM, yang memberikan Analisa data berbasis web yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan kebutuhan medis. "Aplikasi akan mengirimkan pemberitahuan kepada tim relawan apabila ada barang yang dibutuhkan agar bisa dipersiapkan dan memastikan ketersediannya. Sekaligus membantu tim Gugus Tugas dalam mempersingkat waktu dan mempercepat distribusi," kata Tan Wijaya, Presiden Direktur IBM Indonesia di Jakarta, Senin (27/4/2020).
COVID-19 telah berdampak kemunduran besar dalam rantai pasokan diseluruh dunia. Menurut laporan IBM Institute of Busines Value berjudul “COVID-19 and Shattered Supply Chains”, rantai pasokan seharusnya dinamis, cepat tanggap dan terhubung dalam sebuah ekosistem dan proses dari sebuah organisasi. Untuk itu diperlukan visibilas yang lengkap, masukan cepat (real-time) dan tindakan yang cepat –khususnya dalam membuat keputusan penting dan cepat di situasi tertentu. (Baca juga: Facebook Rilis Layanan Konferensi Video Saingi Zoom )
Kejadian pandemik menunjukkan kerentanan dan kerapuhan dalam rantai pasokan dunia di hampir seluruh sektor dan industri termasuk kesehatan. Saat ini organisasi tengah berada pada mode bereaksi yang berfokus pada mempertahankan ketersediaan pasokan dan memenuhi permintaan pelanggan dengan berbagai cara.
"Untuk meningkatkan ketahanan pasokan dunia dan menjaga kelangsungan bisnis ditengah gangguan dan ketidakpastian, perusahaan dapat memperkuat dengan mengadopsi kemampuan AI (Artificial Intelligence) dan teknologi baru lainnya," katanya lagi.
Tan Wijaya menambahkan, pandemik virus Corona ini mengakibatkan ketidakpastian. Pihaknya ingin membantu pemerintah dan BNPB untuk menangani pendistribusian logistik alat-alat kesehatan yang dapat dilakukan tepat sasar.
"Untuk itu kami merasa aplikasi ini sangat penting untuk dibuat dan kami memilih untuk menempatkannya di PaaS IBM karena cepat dan mudah untuk mengatur aplikasi dan data yang ada dari manapun. Teknologi PaaS IBM juga mudah untuk digunakan diberbagi platform dan bisa mendukung beban kerja penting secara aman, dimana merupakan hal yang sangat dibutuhkan saat ini,” papar Tan Wijaya.
Permasalahan distribusi peralatan medis menjadi buruk di saat adanya krisis kesehatan yang dipicu berbagai faktor seperti wabah atau bencana alam. Ini mengakibatkan suplai kebutuhannya tidak bisa diprediksi lebih awal.
"Proses pelacakan suplai barang secara manual bisa jadi kurang akurat, juga perlu lebih cermat dan membutuhkan waktu yang banyak," tambahnya.
Dalam hal ini BNPB menghadapi kendala besar mengatur pendistribusian peralatan medis dan tidak adanya dukungan perangkat yang bisa digunakan secara efisien. Sebagai negara kepulauan. Indonesia juga memiliki jangkauan geografis luas sehingga menjadi tantangan lain dalam pengiriman barang.
Aplikasi ini membantu Gugus Tugas untuk bisa meangakses ketersediaan barang dan pergerakannya, serta memastikan lembaga kesehatan menerima jumlah bantuan yang sesuai, tepat waktu. Melalui aplikasi ini, bisa mengurangi pekerjaan pelacakan dan pencatatan data secara manual guna mengurangi kesalahan karena data dapat dilihat kapan saja.
Pihaknya mengawali dengan sebuah pembicaraan bersama BNPB beberapa pekan lalu dan dengan cepat menjadi sebuah upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dapat membuat perbedaan nyata. "Sebanyak 35 karyawan IBM Services berkumpul bersama dengan cepat untuk membangun solusi, kami berharap dengan aplikasi ini kami bisa membantu BNPB dalam mendistribusikan peralatan medis seperti alat pelindung diri (APD) dengan cepat dan tepat sasar kepada petugas kesehatan di seluruh Indonesia,” katanya lagi.
Sementara Yono Reksoprodjo, Kepala Bidang Logistik Gugus Tugas Relawan Percepatan Penanganan COVID-19, mengatakan, logistik merupakan fungsi kunci dalam operasional penanggulangan pandemik. Dengan luasan dampak wabah yg terjadi saat ini di Indonesia, akan sulit mengendalikan operasi logistik bantuan tanpa dibekali sistem manajemen yang baik.
"Yang bukan hanya mencatat alur masuk keluar bantuan, tapi juga mampu mengarahkan ke mana bantuan yang tepat harus disampaikan tepat waktu dan memiliki kemampuan prediksi kebutuhan,” timpalnya.
Di sisi lain, sambung dia, banyak instansi dan juga perorangan yang ingin menyambung tangan memberikan bantuan langsung. Untuk itu sistem manajemen informasi logistik ini juga diharapkan dapat diakses para donatur dalam memilih bantuan yang tepat agar terhindar dari penumpukan bantuan di satu tempat. Sedangkan tempat lain kekurangan atau bantuan ternyata bukan yang diharapkan.
"Kami senang saat ini dibantu oleh relawan kebencanaan IBM Indonesia yang meminjamkan hasil karyanya sendiri untuk kami gunakan, semoga bencana ini segera berlalu dan Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah membantu tanpa pamrih demi kepentingan kemanusiaan,” pungkas Yono.
(iqb)