Waspada, TikTok Disebut Forbes Jadi Mata-mata China Pantau Warga Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - TikTok ternyata direncanakan oleh ByteDance untuk memantau lokasi fisik warga Amerika tertentu. Dalam dokumen khusus yang direview oleh Forbes disebutkan bahwa ada tim khusus di ByteDance yang memang ditugaskan untuk memantau pergerakan warga Amerika Serikat tertentu melalui TikTok.
Tim tersebut merupakan karyawan ByteDance yang ada di departemen Internal Audit dan Risk Control. Seluruh tim berada di bawah kendali petugas eksekutif ByteDance yang ada di Beijing, Song Ye. Disebutkan Forbes, Song Ye wajib melaporkan semua temuan itu ke CEO dan pendiri TikTok Rubo Liang.
Awalnya teknik mata-mata melalui TikTok itu digunakan untuk melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan ByteDance. Nyatanya, potensi itu justru diperluas lagi untuk memata-matai warga Amerika Serikat.
"Tidak jelas dari bahan apakah data tentang orang Amerika ini benar-benar dikumpulkan. Namun, rencananya adalah tim ByteDance yang berbasis di Beijing ingin mendapatkan data lokasi dari perangkat pengguna Amerika Serikat," tulis Forbes.
Juru bicara TikTok Maureen Shanahan mengatakan bahwa TikTok mengumpulkan perkiraan informasi lokasi berdasarkan alamat IP pengguna. Namun hal itu digunakan untuk untuk membantu menampilkan konten dan iklan yang relevan kepada pengguna. Selain itu perkiraan informasi dilakukan guna mendeteksi perilaku tidak otentik dan upaya penipuan.
Menurutnya tindakan itu selalu diupayakan berjalan dengan mematuhi undang-undang yang berlaku. Jadi tidak ada upaya pelanggaran hukum.
Hanya saja materi yang direview oleh Forbes justru mengindikasikan hal yang berbeda. Tim Internal Audit di ByteDance menurut mereka justru berencana menggunakan informasi lokasi itu untuk mengawasi setiap warga negara Amerika Serikat.
"Bukan untuk menargetkan iklan atau tujuan lainnya. Forbes tidak mengungkapkan sifat dan tujuan pengawasan terencana yang dirujuk dalam materi untuk melindungi sumber," terang Forbes.
Tim tersebut merupakan karyawan ByteDance yang ada di departemen Internal Audit dan Risk Control. Seluruh tim berada di bawah kendali petugas eksekutif ByteDance yang ada di Beijing, Song Ye. Disebutkan Forbes, Song Ye wajib melaporkan semua temuan itu ke CEO dan pendiri TikTok Rubo Liang.
Awalnya teknik mata-mata melalui TikTok itu digunakan untuk melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan ByteDance. Nyatanya, potensi itu justru diperluas lagi untuk memata-matai warga Amerika Serikat.
"Tidak jelas dari bahan apakah data tentang orang Amerika ini benar-benar dikumpulkan. Namun, rencananya adalah tim ByteDance yang berbasis di Beijing ingin mendapatkan data lokasi dari perangkat pengguna Amerika Serikat," tulis Forbes.
Juru bicara TikTok Maureen Shanahan mengatakan bahwa TikTok mengumpulkan perkiraan informasi lokasi berdasarkan alamat IP pengguna. Namun hal itu digunakan untuk untuk membantu menampilkan konten dan iklan yang relevan kepada pengguna. Selain itu perkiraan informasi dilakukan guna mendeteksi perilaku tidak otentik dan upaya penipuan.
Menurutnya tindakan itu selalu diupayakan berjalan dengan mematuhi undang-undang yang berlaku. Jadi tidak ada upaya pelanggaran hukum.
Hanya saja materi yang direview oleh Forbes justru mengindikasikan hal yang berbeda. Tim Internal Audit di ByteDance menurut mereka justru berencana menggunakan informasi lokasi itu untuk mengawasi setiap warga negara Amerika Serikat.
"Bukan untuk menargetkan iklan atau tujuan lainnya. Forbes tidak mengungkapkan sifat dan tujuan pengawasan terencana yang dirujuk dalam materi untuk melindungi sumber," terang Forbes.