Bisa Intip Data Pengguna Medsos Lain, Meta Dituntut Jual Giphy

Selasa, 18 Oktober 2022 - 23:28 WIB
loading...
Bisa Intip Data Pengguna Medsos Lain, Meta Dituntut Jual Giphy
Panel CMA menambahkan akuisisi ini akan memungkin Facebook mengubah persyaratan akses ke Giphy GIF. Contohnya, bisa saja Facebook meminta mereka yang menggunakan TikTok, Twitter dan Snapchat. FOTO/ IST
A A A
MENLO PARK - Meta telah didesak pemerintah Inggris untuk menjual Giphy karena khawatir, Facebook cs akan leluasa menguntip data platform media sosial lainnya.



Hal itu membuat Meta mengajukan banding ke Pengadilan Banding Persaingan (CAT), tetapi pada bulan Juli keputusan Kompetisi dan Otoritas Pasar (CMA) menyebut akuisisi Facebook terhadap Giphy dapat membahayakan pengguna media sosial dan pengiklan Inggris. Akuisisi ini dianggap akan mengurangi persaingan antar platform media sosial.

Mereka juga menilai akuisisi itu telah menghapus peluang Giphy sebagai penantang potensial Facebook di pasar iklan bergambar.

Sebuah panel CMA bahkan menemukan bahwa dengan akuisisi ini Facebook akan mampu meningkatkan kekuatan pasarnya yang sudah signifikan dan akan memiliki kemampuan membatasi atau menolak akses platform lain ke Giphy GIF.

Hal ini akan membuat meningkatnya trafik ke situs Meta Group - Facebook, WhatsApp, dan Instagram - yang telah menyumbang 73% dari waktu pengguna Inggris yang dihabiskan di media sosial.

Panel CMA menambahkan akuisisi ini akan memungkin Facebook mengubah persyaratan akses ke Giphy GIF. Contohnya, bisa saja Facebook meminta mereka yang menggunakan TikTok, Twitter dan Snapchat menyediakan data pengguna yang lebih banyak untuk mengakses Giphy GIF.

Facebook mengakuisisi Giphy GIF pada Mei lalu senilai US$400 juta atau setara Rp 6 triliun. Giphy rencananya akan diintegrasikan ke dalam Instagram dengan guna mempermudah pengguna mengirim GIF maupun stiker lewat Instagram Stories dan Direct Messages.

Sebelum diakuisisi, Giphy sebenarnya meluncurkan layanan periklanan sendiri dan sedang mempertimbangkan untuk memperluas layanan ini ke negara-negara di luar AS, termasuk Inggris.

Menurut CMA, layanan iklan ini akan mampu bersaing dengan layanan iklan milik Facebook dan juga mendorong inovasi dan sistus media sosial serta pengiklan lainnya. Namun pasca akuisisi, Facebook menutup layanan ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2178 seconds (0.1#10.140)