Rentetan Fenomena Alam di Juli 2020 dari Gerhana hingga Hujan Meteor
loading...
A
A
A
Fenomena ini terjadi ketika Saturnus, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus. Puncak Oposisi Saturnus terjadi pada pukul 05.33 WIB dengan magnitudo tampak sebesar -0,3. Diameter Saturnus ketika oposisi sebesar 18,53 detik busur.
Oposisi Saturnus dapat diamati dari wilayah Indonesia Barat dari arah barat (tepatnya azimut 250 derajat) selama Matahari belum terbit. Sedangkan untuk wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur hanya bisa mengamati Oposisi Saturnus pada waktu terbaik ketika fajar nautika/bahari sekitar pukul 05.00 WIB waktu setempat.
23 Juli, Elongasi Barat Maksimum Merkurius
Fenomena ini dapat diamati sejak terbitnya Merkurius (pada pukul 04.39 WIB) hingga terbitnya Matahari. Posisi Merkurius berada di dekat Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) di Konstelasi Gemini. Merkurius akan berada pada jarak 129,6 juta km dari Bumi. Magnitudo tampak Merkurius sebesar +0,3 dengan iluminasi 37,8% (sabit) dan berdiameter tampak 7,71 detik busur.
25 Juli, Perigee Bulan
Oposisi Saturnus dapat diamati dari wilayah Indonesia Barat dari arah barat (tepatnya azimut 250 derajat) selama Matahari belum terbit. Sedangkan untuk wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur hanya bisa mengamati Oposisi Saturnus pada waktu terbaik ketika fajar nautika/bahari sekitar pukul 05.00 WIB waktu setempat.
23 Juli, Elongasi Barat Maksimum Merkurius
Fenomena ini dapat diamati sejak terbitnya Merkurius (pada pukul 04.39 WIB) hingga terbitnya Matahari. Posisi Merkurius berada di dekat Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) di Konstelasi Gemini. Merkurius akan berada pada jarak 129,6 juta km dari Bumi. Magnitudo tampak Merkurius sebesar +0,3 dengan iluminasi 37,8% (sabit) dan berdiameter tampak 7,71 detik busur.
25 Juli, Perigee Bulan
Lihat Juga :