Google Maps Rekam Penampakan Pesawat Hantu di Atas Gunung
loading...
A
A
A
BRISBANE - Google Maps merekam gambar penampakan pesawat yang aneh sehingga disebut pesawat hantu di atas punggung Gunung Leach, Cardwell Ranges di utara Ingham, Queensland, Australia. Otoritas terkait sulit untuk mengidentifikasi karena tidak ada tanda apa pun yang terlihat.
Kemungkinan itu adalah pesawat penumpang komersial, karena terlihat sedikit seperti Airbus A320. Pesawat itu seolah mendarat di sisi selatan punggungan gunung di timur laut Gunung Leach di utara Ingham.
Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (The Civil Aviation Safety Authority/CASA) juga telah mengomentari pemandangan aneh itu. “Tampaknya ada fenomena yang disebut gambar hantu dan bisa jadi seperti itu,” keterangan CASA kepada Cairns Post dikutip SINDOnews dari laman Unilad, Selasa (23/8/2022).
Gambar hantu adalah gambar sekunder yang disebabkan oleh kekeliruan atau kesalahan dalam sistem optik. UNILAD telah menghubungi Google untuk memberikan komentar, namun belum ada respons.
Istilah pesawat hantu menurut Simple Flying sebenarnya tidak terkait penampakan mistis. Diketahui sebelum pandemi COVID-19, maskapai harus mematuhi aturan 80:20. Ini berarti maskapai harus menggunakan setidaknya 80 persen dari slot waktu mereka untuk mempertahankan slot yang dimiliki.
“Alasan adanya penerbangan hantu adalah agar mereka dapat mempertahankan slot mereka di bandara. Ini adalah aturan yang diberlakukan oleh Komisi Eropa dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai 'gunakan atau hilangkan’,” demikian keterangan Simple Flying.
Kasus pesawat hantu juga pernah terjadi pada 8 Juni 2022. Diketahui, sebuah pesawat 'hantu' memasuki wilayah udara Hongaria, Rumania, Serbia, dan Bulgaria, tanpa izin dengan transponder dan radionya dimatikan.
Pesawat itu seolah terbang sendiri tanpa pengemudi menerobos wilayah udara sejumlah negara di Eropa timur. Namun, keberadaan dan rute penerbangan pesawat itu terus dipantau sampai tujuan.
Belakangan dikeahui pesawat kecil itu milik direktur Nida Airfield, Bronius Zaromskis. Namun, Zaromskis mengklaim telah menjualnya kepada seseorang yang tidak dikenal di Panevezys, Lithuania utara. Dia tidak mengetahui identitas orang itu dengan detail dan hanya mengetahui orang itu berbahasa Rusia.
“Saya tidak dapat menebak dari negara mana mereka berasal. Mereka mungkin orang Ukraina, mungkin orang Rumania atau Bulgaria. Saya berbicara dengan salah satu dari mereka dalam bahasa Rusia. Tapi saya tidak tahu nama orang-orang ini, saya tidak tertarik,” katanya.
Zaromskis mengaku, mencoba menjual pesawat miliknya itu selama bertahun-tahun, karena tidak punya tempat untuk menyimpannya. Jadi ketika ada seseorang yang membelinya dia tak pikir panjang lagi untuk menjualnya, tanpa mengetahui identitas si pembeli.
Menteri Pertahanan Bulgaria Dragomir Zakov mengatakan, pesawat itu tidak pernah menjadi ancaman bagi infrastruktur sipil atau militer Bulgaria. “Pesawat itu terbang di ketinggian rendah, sehingga sulit diintersep pesawat tempur kami, tetapi kami memantaunya setiap saat. Kami menemukan di mana mendarat,” katanya.
Kemungkinan itu adalah pesawat penumpang komersial, karena terlihat sedikit seperti Airbus A320. Pesawat itu seolah mendarat di sisi selatan punggungan gunung di timur laut Gunung Leach di utara Ingham.
Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (The Civil Aviation Safety Authority/CASA) juga telah mengomentari pemandangan aneh itu. “Tampaknya ada fenomena yang disebut gambar hantu dan bisa jadi seperti itu,” keterangan CASA kepada Cairns Post dikutip SINDOnews dari laman Unilad, Selasa (23/8/2022).
Gambar hantu adalah gambar sekunder yang disebabkan oleh kekeliruan atau kesalahan dalam sistem optik. UNILAD telah menghubungi Google untuk memberikan komentar, namun belum ada respons.
Istilah pesawat hantu menurut Simple Flying sebenarnya tidak terkait penampakan mistis. Diketahui sebelum pandemi COVID-19, maskapai harus mematuhi aturan 80:20. Ini berarti maskapai harus menggunakan setidaknya 80 persen dari slot waktu mereka untuk mempertahankan slot yang dimiliki.
“Alasan adanya penerbangan hantu adalah agar mereka dapat mempertahankan slot mereka di bandara. Ini adalah aturan yang diberlakukan oleh Komisi Eropa dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai 'gunakan atau hilangkan’,” demikian keterangan Simple Flying.
Kasus pesawat hantu juga pernah terjadi pada 8 Juni 2022. Diketahui, sebuah pesawat 'hantu' memasuki wilayah udara Hongaria, Rumania, Serbia, dan Bulgaria, tanpa izin dengan transponder dan radionya dimatikan.
Pesawat itu seolah terbang sendiri tanpa pengemudi menerobos wilayah udara sejumlah negara di Eropa timur. Namun, keberadaan dan rute penerbangan pesawat itu terus dipantau sampai tujuan.
Belakangan dikeahui pesawat kecil itu milik direktur Nida Airfield, Bronius Zaromskis. Namun, Zaromskis mengklaim telah menjualnya kepada seseorang yang tidak dikenal di Panevezys, Lithuania utara. Dia tidak mengetahui identitas orang itu dengan detail dan hanya mengetahui orang itu berbahasa Rusia.
“Saya tidak dapat menebak dari negara mana mereka berasal. Mereka mungkin orang Ukraina, mungkin orang Rumania atau Bulgaria. Saya berbicara dengan salah satu dari mereka dalam bahasa Rusia. Tapi saya tidak tahu nama orang-orang ini, saya tidak tertarik,” katanya.
Zaromskis mengaku, mencoba menjual pesawat miliknya itu selama bertahun-tahun, karena tidak punya tempat untuk menyimpannya. Jadi ketika ada seseorang yang membelinya dia tak pikir panjang lagi untuk menjualnya, tanpa mengetahui identitas si pembeli.
Menteri Pertahanan Bulgaria Dragomir Zakov mengatakan, pesawat itu tidak pernah menjadi ancaman bagi infrastruktur sipil atau militer Bulgaria. “Pesawat itu terbang di ketinggian rendah, sehingga sulit diintersep pesawat tempur kami, tetapi kami memantaunya setiap saat. Kami menemukan di mana mendarat,” katanya.
(wib)