YouTube Mulai Blokir Video dengan Konten Melawan Temuan WHO

Senin, 27 April 2020 - 06:02 WIB
loading...
YouTube Mulai Blokir...
CEO YouTube, Susan Wojcicki, mengatakan, kebijakan barunya melarang segala sesuatu yang bertentangan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia. Foto/Ist
A A A
MOUNTAIN VIEW - Masyarakat global panik akibat penyebaran virus Corona yang belum juga mereda. Di New York, AS, 30 orang dirawat pada Jumat lalu setelah mereka menenggak Clorox atau pembersih disinfektan lainnya.

YouTube pun berupaya menjernihkan keadaan di tengah masyarakat. Mereka memutuskan menghapus video yang membuat klaim palsu tentang penyembuhan COVID-19 dan asal dari virus Corona.

Orang yang takut biasanya berpegang pada harapan. Ini membuat mereka cenderung membuat keputusan yang masuk akal. Untuk membantu mereka menghindari penyembuhan palsu, YouTube mulai melarang konten yang bertentangan dengan temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

CEO YouTube, Susan Wojcicki, mengatakan, kebijakan barunya melarang "segala sesuatu yang bertentangan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia".

Berbicara dengan CNN, eksekutif itu berkata, "Jadi orang-orang berkata, 'Ambil vitamin C, ambil kunyit, kami akan menyembuhkan Anda,' itu adalah contoh hal-hal yang akan menjadi pelanggaran kebijakan kami."

Dengan sedikit bercanda, dia mengatakan, YouTube memiliki begitu banyak video cuci tangan, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Selain itu, dia melaporkan adanya peningkatan 75% dalam berita yang berasal dari sumber yang sah. Tetapi Wojcicki juga mencatat bahwa YouTube menghapus informasi yang salah dan tidak berdasar secara medis.

Wojcicki menunjukkan, menghapus video yang melanggar kebijakan YouTube bukanlah hal unik dan itu sudah dilakukan sebelum pandemik. Sebab platform memiliki pedoman komunitas yang harus dipatuhi.

Dia menunjukkan, perbedaan dengan krisis saat ini adalah COVID-19 bergerak cepat. Dia juga mengemukakan klaim tidak berdasar baru-baru ini bahwa menara 5G adalah pemicu penyebaran virus Corona. Karena tidak ada organisasi terkemuka yang dapat membuktikan bahwa ada hubungan di antara keduanya, YouTube pun mengambil video apa pun yang mempromosikan teori menyesatkan tersebut.

Dikatakannya, perilaku pengguna telah berubah ketika jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal oleh COVID-19 meningkat. Pada awalnya, pengguna mencari informasi dasar tentang virus Corona. Berikutnya datang permintaan video untuk membantu mereka yang harus tinggal di rumah.

Sekarang, ungkap dia, YouTuber menonton video yang membantu mereka menyelesaikan pekerjaan saat dikarantina, seperti video olahraga atau yang menunjukkan kepada mereka cara memperbaiki peralatan dan memotong rambut -dua pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh profesional.

Orang-orang belajar untuk melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri sambil meluangkan waktu meningkatkan diri sendiri dengan mempelajari instrumen atau bahasa baru. "Dan YouTube dapat membantu mereka menemukan seseorang untuk mengajari mereka hal-hal ini sambil tetap aman di rumah," tuturnya.

Intinya, menurut Wojcicki, COVID-19 telah menyebabkan organisasi kesehatan masyarakat mempercepat proses mendapatkan informasi yang sah kepada konsumen secara online. Tentu saja, itu tidak membantu ketika hari demi hari publik disesatkan oleh para politisi yang ingin mempertaruhkan nyawa konstituen mereka dengan imbalan ekonomi yang lebih baik.

Selain YouTube, Twitter sebelumnya juga berjanji untuk "memperkuat konten resmi di seluruh dunia" tentang COVID-19. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan, "Kami telah memperluas panduan kami pada klaim tidak diverifikasi yang menghasut orang untuk terlibat dalam aktivitas berbahaya, dapat menyebabkan kehancuran atau kerusakan infrastruktur 5G yang kritis, atau dapat menyebabkan kepanikan, keresahan sosial, atau gangguan skala besar."
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Video YouTube Pertama...
Video YouTube Pertama Berusia 20 Tahun telah Ditonton 355 Juta Kali
YouTube Akan Terjemahkan...
YouTube Akan Terjemahkan Bahasa secara Otomatis dengan AI
Ambisi Indonesia-Rusia...
Ambisi Indonesia-Rusia Bikin Internet Ngebut tapi Murah Meriah
Shorts YouTube Jadi...
Shorts YouTube Jadi Ancam Popularitas TikTok
YouTube Premium Kini...
YouTube Premium Kini Beri Pilihan Kualitas Audio
Inovasi Aplikasi Isi...
Inovasi Aplikasi Isi Pulsa dan Paket Data, Pasar Kuota Miliki Ribuan Transaksi Sehari
Hukum Tajam ke Bawah...
Hukum Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas? Farel Tarek Sentil Lewat Sketsa Komedi
Reaksi Tanpa Batas!...
Reaksi Tanpa Batas! Metta Karuna Bikin Netizen Internasional Terpukau
Bukan Hanya Views! Ini...
Bukan Hanya Views! Ini Rahasia Metta Karuna Bangun Komunitas Setia
Rekomendasi
Bahlil Bingung RI Impor...
Bahlil Bingung RI Impor BBM dari Singapura: Negara Tak Punya Minyak, Tapi Kita Beli dari Sana
Pastikan Kesiapan Food...
Pastikan Kesiapan Food Estate di Kalteng, Gubernur Agustiar Tinjau Pelabuhan Batanjung
Tingkatkan Layanan,...
Tingkatkan Layanan, BRINS Terus Berinovasi Perkuat Mitigasi Risiko
Berita Terkini
India Akan Blokir Aliran...
India Akan Blokir Aliran Air Danau yang Menuju Pakistan
Bukti Nyata Gladiator...
Bukti Nyata Gladiator Bertarung dengan Singa Ditemukan
Bumi Bakal Terbakar...
Bumi Bakal Terbakar Matahari, Elon Musk Ngotot Pindahkan Manusia ke Mars
Danau Raksasa Tiba-tiba...
Danau Raksasa Tiba-tiba Muncul Kembali setelah 130 Tahun Menghilang
5 Fakta GTA VI yang...
5 Fakta GTA VI yang Baru Luncurkan Trailer Kedua, Salah Satunya Berkaitan dengan Tanggal Rilis
Meta Lakukan Update...
Meta Lakukan Update untuk Aplikasi Edits
Infografis
Penyebab Jerman Tak...
Penyebab Jerman Tak Siap Hadapi Perang Dunia III Melawan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved