Aplikasi Penghasil Uang Yagoal, Aman atau Scam?

JAKARTA - Aplikasi Yagoal sempat viral beberapa waktu yang lalu. Menurut sebagian orang, Yagoal ini merupakan aplikasi penghasil uang. Diklaim bisa menambah pundi-pundi penghasilan seseorang dengan mudah.

Namun, muncul juga dugaan bahwa aplikasi Yagoal ini merupakan aplikasi penipuan atau scam.

Dilansir dari akun Facebooknya, Yagoal mengklaim sebagai perusahaan online yang terbuka secara global. Yagoal membantu orang-orang untuk meningkatkan penghasilan tambahan secara daring.

Aplikasi ini menawarkan dua opsi untuk penggunanya, yaitu berjudi atau investasi dengan keuntungan 2,25 persen dari modal per harinya.
Selain itu, Yagoal memiliki slogan “Modal Tidak Kemana Mana dan Bisa Ditarik Kapan Saja”.

Jika dicermati, Yagoal ini ternyata merupakan situs judi bola. Teknisnya, pengguna harus memasang taruhan dan menebak skor dengan benar. Selain itu, ada juga mode investasi. Pengguna baru diharuskan melakukan deposit sebesar Rp100.000.

Yagoal sendiri menjanjikan bunga hingga 2 persen per harinya dari deposit yang disetorkan.

Tentu saja hal ini langsung menarik perhatian banyak orang. Terlebih, bagi yang tengah membutuhkan penghasilan tambahan. Namun, pada akhir tahun 2021 lalu tiba-tiba aplikasi Yagoal ini hilang dan situsnya tidak bisa diakses.

Dugaan Yagoal sebagai aplikasi bodong perlahan terbukti. Para membernya pun menuntut kejelasan terhadap dana yang sudah dikeluarkan.

Menurut salah satu sumber, per 21 Desember 2021 ada sekitar 500-an member Yagoal melaporkan kasus ini ke Bareskrim Mabes Polri. Harapannya, pemilik aplikasi bodong ini segera ditemukan dan uang deposit mereka bisa menemui kejelasan.

Buntut dari kasus ini, per Februari 2022 aplikasi Yagoal masuk daftar investasi ilegal 2022 yang berhasil diblokir OJK. Berkaca pada kejadian aplikasi Yagoal ini, hendaknya seluruh masyarakat tetap waspada dan tidak mudah terbujuk oleh investasi yang tidak jelas sumbernya.


Terlebih, bagi pihak yang menawarkan penghasilan besar dalam waktu singkat. Karena hal tersebut berpotensi cukup besar menjadi sebuah investasi berkedok penipuan.