Alita Klaim Jadi Integrator Open RAN Pertama di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Open RAN diprediksi jadi kunci perkembangan teknologi jaringan telekomunikasi terbaru. Sebab, teknologi tersebut mampu mengintegrasikan semua teknologi baik itu 2G, 3G, 4G, 5G, dalam satu sistem server.
Kok bisa? ”Sebab, teknologi inti atau server dalam Open RAN bisa berupa virtual server. Sehingga, operator seluler dapat menggunakan multivendor dalam menerapkan topologi jaringan tanpa terikat pada satu merek/brand,” ujar Direktur Utama PT Alita Praya Mitra Teguh Prasetya.
Lalu, apa dampaknya? Menurut Teguh, Open RAN memberi efisiensi beban biaya baik belanja modal (Capex) maupun belanja operasional (Opex) di sisi operator seluler dengan kualitas layanan yang sama baiknya. Terutama, Capex di jaringan 5G.
Teguh juga mengkalim bahwa Alita menjadi integrator sistem Open RAN lokal pertama di Indonesia yang telah melakukan uji coba hingga implementasi komersial di area pedesaan di Kalimantan.
Menurut Teguh, peran integrator sistem dimulai dengan mencari perangkat yang sesuai, lalu melakukan desain, meracik perangkat tersebut, juga melakukan integrasi antar perangkat. ”Termasuk manajemen proyek dan pengembangan aplikasi di dalamnya. Sehingga sistem integrator menjadi penyedia solusi end-to-end untuk kebutuhan konsumen,” bebernya.
Teguh menyebut bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Telecom Infra Project (TIP) sejak 2019 dan menjadi bagian dari komunitas Global Open Access, termasuk Open RAN di dalamnya.
Sebagai sistem integrator dalam uji coba di community lab TIP, Teguh menyebut bahwa Alita memastikan perangkat yang diterima memenuhi spesifikasi rencana uji coba.
”Kami menyiapkan infrastruktur lab, melakukan instalasi perangkat 5G Core, Pusat Data, RU, dan HH sesuai skenario,” beber Teguh.
Lihat Juga: Sukses Kawal Jaringan 5G di India, Krishna Patil Ditunjuk Jadi Nakhoda Baru Ericsson Indonesia
Kok bisa? ”Sebab, teknologi inti atau server dalam Open RAN bisa berupa virtual server. Sehingga, operator seluler dapat menggunakan multivendor dalam menerapkan topologi jaringan tanpa terikat pada satu merek/brand,” ujar Direktur Utama PT Alita Praya Mitra Teguh Prasetya.
Lalu, apa dampaknya? Menurut Teguh, Open RAN memberi efisiensi beban biaya baik belanja modal (Capex) maupun belanja operasional (Opex) di sisi operator seluler dengan kualitas layanan yang sama baiknya. Terutama, Capex di jaringan 5G.
Teguh juga mengkalim bahwa Alita menjadi integrator sistem Open RAN lokal pertama di Indonesia yang telah melakukan uji coba hingga implementasi komersial di area pedesaan di Kalimantan.
Menurut Teguh, peran integrator sistem dimulai dengan mencari perangkat yang sesuai, lalu melakukan desain, meracik perangkat tersebut, juga melakukan integrasi antar perangkat. ”Termasuk manajemen proyek dan pengembangan aplikasi di dalamnya. Sehingga sistem integrator menjadi penyedia solusi end-to-end untuk kebutuhan konsumen,” bebernya.
Teguh menyebut bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Telecom Infra Project (TIP) sejak 2019 dan menjadi bagian dari komunitas Global Open Access, termasuk Open RAN di dalamnya.
Sebagai sistem integrator dalam uji coba di community lab TIP, Teguh menyebut bahwa Alita memastikan perangkat yang diterima memenuhi spesifikasi rencana uji coba.
”Kami menyiapkan infrastruktur lab, melakukan instalasi perangkat 5G Core, Pusat Data, RU, dan HH sesuai skenario,” beber Teguh.
Lihat Juga: Sukses Kawal Jaringan 5G di India, Krishna Patil Ditunjuk Jadi Nakhoda Baru Ericsson Indonesia
(dan)