Episentrum Inovasi Baru dengan Red Hat Enterprise Linux 9

Jum'at, 01 Juli 2022 - 22:33 WIB
loading...
Episentrum Inovasi Baru dengan Red Hat Enterprise Linux 9
Ilustrasi Teknologi Cloud Computing di Indonesia. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Red Hat, Inc. memperkenalkan Red Hat Enterprise Linux 9, sistem operasi Linux yang dirancang untuk mendorong terciptanya lebih banyak inovasi yang konsisten di lingkungan open hybrid cloud, mulai dari bare metal server, hingga penyedia cloud dan edge terjauh di jaringan enterprise.



Red Hat Enterprise Linux 9 dirancang untuk mendorong transformasi enterprise yang paralel dengan kekuatan pasar yang terus berkembang dan permintaan pelanggan di dunia IT yang terotomatisasi dan terdistribusi. Platform ini akan tersedia secara umum dalam beberapa minggu mendatang.

Selama dua dekade, Red Hat Enterprise Linux sudah menjadi tulang punggung enterprise IT, baik di pusat data maupun di cloud, dengan menekankan pada pilihan pelanggan dan fleksibilitas. Dengan menggunakan platform ini untuk berinovasi, pelanggan Red Hat bisa memilih arsitektur dasar mereka, vendor aplikasi, atau penyedia cloud dengan konsistensi yang diperlukan oleh IT modern. Kalau digabungkan, hasilnya membuat Red Hat Enterprise Linux menjadi episentrum inovasi.

Menurut penelitian IDC yang disponsori Red Hat , nilai ekonomi Red Hat Enterprise Linux global diperkirakan akan melampaui angka US$13 triliun, pada 2022. Ini termasuk dukungan pada aktivitas bisnis pelanggan Red Hat, yang diestimasikan akan memberikan keuntungan finansial total sebesar US$1,7 triliun, pada 2022.

Dibangun dengan inovasi tanpa henti selama puluhan tahun, versi terbaru dari platform Linux enterprise yang terkemuka di dunia itu adalah production release yang pertama, yang dikembangkan dari CentOS Stream, yaitu distribusi Linux yang tak berkesudahan, yang berada di depan Red Hat Enterprise Linux. Pendekatan ini membantu ekosistem Red Hat Enterprise Linux yang lebih luas, mulai dari mitra, pelanggan, hingga pengguna independen, untuk memberikan masukan, code dan update fitur kepada platform Linux enterprise terkemuka di dunia itu.

IDC memperkirakan bahwa, “Pada tahun 2023, 40 persen dari (perusahaan) G2000 (akan) mengatur ulang proses pemilihan cloud untuk fokus pada outcome bisnis ketimbang persyaratan IT, memberikan nilai untuk akses ke portofolio penyedia, mulai dari perangkat hingga edge, dan dari data hingga ekosistem.”

Bagi Red Hat, ini mengindikasikan bahwa platform terstandarisasi yang bisa menjangkau semua jejak ini dan memberikan pengalaman yang dioptimalkan untuk inovasi dan stabilitas produksi, sangatlah penting. Red Hat Enterprise Linux dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan bahkan lebih lagi, memungkinkan tim operasional dan para developer menerapkan inisiatif baru tanpa mengabaikan beban kerja atau sistem yang ada.

Pelanggan bisa menggunakan Red Hat Enterprise Linux di mana saja, dan dengan cara apa saja yang sesuai dengan persyaratan operasional unik mereka dengan ketersediaan yang luas dan opsi deployment di berbagai marketplace cloud besar.

Pelanggan lama bisa memindahkan langganan Red Hat Enterprise Linux ke cloud pilihan mereka dengan Red Hat Cloud Access, sementara setiap pelanggan yang ingin mengadopsi skala dan kekuatan cloud ini bisa menerapkan platform secara on-demand dari marketplace besar penyedia cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud, IBM Cloud dan Microsoft Azure.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3223 seconds (0.1#10.140)