Huawei Seri Mate 40/P50 Gunakan Zoom Periskop Tertipis di Dunia
loading...
A
A
A
SHENZHEN - Huawei mengalami masa-masa yang sangat sulit dengan larangan dagang yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) . Namun, ini tidak menghentikan perusahaan dari pengembangan yang konsisten. (Baca juga: AS Akhirnya Bersikap Melunak Terhadap Huawei, Kok Bisa? )
Setelah dimulainya larangan pada awal tahun lalu, banyak yang mengira Huawei akan bertekuk lutut. Kenyataannya perusahaan terus bertahan. Bahkan, masih mengembangkan dan meluncurkan teknologi baru.
Menurut sebuah laporan baru-baru ini, Ophelia telah berhasil mengembangkan modul zoom kontinu periskop tertipis. Modul ini hanya setebal 5,9 mm. Sampai sekarang, modul sudah dalam pengujian Huawei.
Digital Chat Station dalam akun Weibo-nya mengatakan, mereka memiliki alasan untuk berspekulasi bahwa modul ini akan digunakan pada ponsel seri Huawei Mate 40 atau P50. Sementara seri Huawei Mate 40 akan tiba akhir tahun ini, P50 baru merapat ke pasar awal tahun depan.
Laman Giz China menyebutkan, modul zoom optik kontinu ultra tipis 5,9 mm dikembangkan oleh Ophelia Central Academy. Lensa modul ini terdiri dari 3 grup "1GMO6P". Panjang fokus yang setara mencapai 85-170 mm dan aperture adalah 3.1-5.1.
Dengan grup lensa ini, satu modul dapat mencapai zoom kontinu daya tinggi dan pemfokusan real-time. Teknologinya juga dapat mempertahankan resolusi zoom kontinu pembesaran tinggi.
Selain itu, sensor memberikan kualitas gambar yang tinggi dalam focal length 3-7 kali. Pada saat yang sama, dengan dukungan teknologi motor piezoelektrik sumbu panjang, produk ini dapat secara efektif meningkatkan stabilitas, pengulangan, dan akurasi lensa.
Meskipun Huawei tidak mengembangkan teknologi ini, mereka mungkin akan memiliki kehormatan untuk meluncurkannya. Ini merupakan nilai tambah lain untuk smartphone Huawei yang saat ini sedang berjuang di pasar Eropa.
Namun, jangan salah tentang kondisi ini, bisnis smartphone Huawei sedang berjalan baik. Bahkan, perusahaan baru-baru ini melampaui Samsung untuk menjadi merek ponsel cerdas terbesar di dunia.
Huawei mungkin tidak menjual banyak ponsel di luar China, tetapi penjualannya di Negeri Tirai Bambu lebih dari sekadar luar biasa. Tampaknya semakin AS menyerang Huawei, maka semakin banyak warga setempat merasa perlu untuk melindungi perusahaan lokalnya itu.
Hanya dibutuhkan beberapa ratus juta unit untuk menjadi merek smartphone terbesar di dunia. Namun, China memiliki miliaran orang dan statistik menunjukkan bahwa hampir setiap orang memiliki smartphone.
Menurut Counterpoint Research, Huawei memiliki hampir 40% pasar handphone China. Jadi, kita sekarang dapat melihat mengapa cukup mudah bagi Huawei untuk naik ke nomor satu dunia.
Setelah dimulainya larangan pada awal tahun lalu, banyak yang mengira Huawei akan bertekuk lutut. Kenyataannya perusahaan terus bertahan. Bahkan, masih mengembangkan dan meluncurkan teknologi baru.
Menurut sebuah laporan baru-baru ini, Ophelia telah berhasil mengembangkan modul zoom kontinu periskop tertipis. Modul ini hanya setebal 5,9 mm. Sampai sekarang, modul sudah dalam pengujian Huawei.
Digital Chat Station dalam akun Weibo-nya mengatakan, mereka memiliki alasan untuk berspekulasi bahwa modul ini akan digunakan pada ponsel seri Huawei Mate 40 atau P50. Sementara seri Huawei Mate 40 akan tiba akhir tahun ini, P50 baru merapat ke pasar awal tahun depan.
Laman Giz China menyebutkan, modul zoom optik kontinu ultra tipis 5,9 mm dikembangkan oleh Ophelia Central Academy. Lensa modul ini terdiri dari 3 grup "1GMO6P". Panjang fokus yang setara mencapai 85-170 mm dan aperture adalah 3.1-5.1.
Dengan grup lensa ini, satu modul dapat mencapai zoom kontinu daya tinggi dan pemfokusan real-time. Teknologinya juga dapat mempertahankan resolusi zoom kontinu pembesaran tinggi.
Selain itu, sensor memberikan kualitas gambar yang tinggi dalam focal length 3-7 kali. Pada saat yang sama, dengan dukungan teknologi motor piezoelektrik sumbu panjang, produk ini dapat secara efektif meningkatkan stabilitas, pengulangan, dan akurasi lensa.
Meskipun Huawei tidak mengembangkan teknologi ini, mereka mungkin akan memiliki kehormatan untuk meluncurkannya. Ini merupakan nilai tambah lain untuk smartphone Huawei yang saat ini sedang berjuang di pasar Eropa.
Namun, jangan salah tentang kondisi ini, bisnis smartphone Huawei sedang berjalan baik. Bahkan, perusahaan baru-baru ini melampaui Samsung untuk menjadi merek ponsel cerdas terbesar di dunia.
Huawei mungkin tidak menjual banyak ponsel di luar China, tetapi penjualannya di Negeri Tirai Bambu lebih dari sekadar luar biasa. Tampaknya semakin AS menyerang Huawei, maka semakin banyak warga setempat merasa perlu untuk melindungi perusahaan lokalnya itu.
Hanya dibutuhkan beberapa ratus juta unit untuk menjadi merek smartphone terbesar di dunia. Namun, China memiliki miliaran orang dan statistik menunjukkan bahwa hampir setiap orang memiliki smartphone.
Menurut Counterpoint Research, Huawei memiliki hampir 40% pasar handphone China. Jadi, kita sekarang dapat melihat mengapa cukup mudah bagi Huawei untuk naik ke nomor satu dunia.
(iqb)