Keluar Uang Rp41,4 Triliun, Elon Musk Miliki 9,2 Persen Saham Twitter
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Salah satu orang terkaya di dunia Elon Musk membeli saham Twitter hingga mencapai 9,2 persen dengan nilai pembelian sebesar USD2,9 miliar atau setara Rp41,4 triliun. Detailnya Elon Musk memiliki 73.486.938 lembar saham Twitter.
Penguasaan itu membuatnya jadi pemegang saham mayoritas sosial media yang berbasis di Menlo Park, Amerika Serikat itu. Saat ini Elon Musk berada di puncak teratas pemegang saham lainnya.
Berdasarkan laporan CNN, pemegang saham Twitter lainnya adalah The Van Guard Group Inc dengan persentase saham 8,39 persen, BlackRock Fund Advisor (4,56 persen), SSgA Funds Management Inc (4,54 persen), Aristotle Capital Management LLC (2,51 persen), ARK Investment Management LLC (2,15 persen), Fidelity Management & Research (2,14 persen), dan Clear Bridge Investment LLC (2,09 persen).
Sisanya dengan perolehan saham di bawah 2 persen adalah Gerode Capital Management LLC, Nikko Asset Management Co Ltd dan Nikko Asset Management Americas. Dari situ Elon Musk jadi satu-satunya individu yang memiliki saham Twitter dengan jumlah terbesar 9,2 persen.
Langkah pembelian itu memang mengejutkan mengingat sebelumnya Elon Musk justru menuduh Twitter merusak demokrasi dan kebebasan karena tidak memberikan kebebasan berbicara yang sebenarnya. Tuduhan itu disuarakannya lewat akun twitter resmi milik pria kelahiran 28 Juni 1971 itu.
Elon Musk menuliskan Twitter sebagai tempat umum atau publik telah gagal memberikan kebebasan berbicara pada penggunanya. Padahal menurutnya prinsip kebebasan berbicara adalah inti dasar dari demokrasi. "Apakah saat ini platform baru sangat dibutuhkan," tulis Elon Musk.
Uniknya setelah tuduhan itu Elon Musk justru membeli saham Twitter. Aksi itu pembelian itu justru membuat nilai saham Twitter melonjak drastis sebesar 21 persen.
Analis percaya kepemilikan saham yang dilakukan Elon Musk, kemungkinan akan berlanjut pada tindakan aktif di sosial media microblogging itu. “Kami mengharapkan pembelian saham pasif ini hanya sebagai langkah awal dari upaya yang lebih luas dengan manajemen Twitter. Pada akhirnya hal itu dapat mengarah pada kepemilikan aktif dan potensi peran kepemilikan Twitter yang lebih agresif,” kata Dan Ives, analis di Wedbush Securities.
Penguasaan itu membuatnya jadi pemegang saham mayoritas sosial media yang berbasis di Menlo Park, Amerika Serikat itu. Saat ini Elon Musk berada di puncak teratas pemegang saham lainnya.
Berdasarkan laporan CNN, pemegang saham Twitter lainnya adalah The Van Guard Group Inc dengan persentase saham 8,39 persen, BlackRock Fund Advisor (4,56 persen), SSgA Funds Management Inc (4,54 persen), Aristotle Capital Management LLC (2,51 persen), ARK Investment Management LLC (2,15 persen), Fidelity Management & Research (2,14 persen), dan Clear Bridge Investment LLC (2,09 persen).
Sisanya dengan perolehan saham di bawah 2 persen adalah Gerode Capital Management LLC, Nikko Asset Management Co Ltd dan Nikko Asset Management Americas. Dari situ Elon Musk jadi satu-satunya individu yang memiliki saham Twitter dengan jumlah terbesar 9,2 persen.
Langkah pembelian itu memang mengejutkan mengingat sebelumnya Elon Musk justru menuduh Twitter merusak demokrasi dan kebebasan karena tidak memberikan kebebasan berbicara yang sebenarnya. Tuduhan itu disuarakannya lewat akun twitter resmi milik pria kelahiran 28 Juni 1971 itu.
Elon Musk menuliskan Twitter sebagai tempat umum atau publik telah gagal memberikan kebebasan berbicara pada penggunanya. Padahal menurutnya prinsip kebebasan berbicara adalah inti dasar dari demokrasi. "Apakah saat ini platform baru sangat dibutuhkan," tulis Elon Musk.
Uniknya setelah tuduhan itu Elon Musk justru membeli saham Twitter. Aksi itu pembelian itu justru membuat nilai saham Twitter melonjak drastis sebesar 21 persen.
Analis percaya kepemilikan saham yang dilakukan Elon Musk, kemungkinan akan berlanjut pada tindakan aktif di sosial media microblogging itu. “Kami mengharapkan pembelian saham pasif ini hanya sebagai langkah awal dari upaya yang lebih luas dengan manajemen Twitter. Pada akhirnya hal itu dapat mengarah pada kepemilikan aktif dan potensi peran kepemilikan Twitter yang lebih agresif,” kata Dan Ives, analis di Wedbush Securities.
(wsb)