Riset: 2030, 23 Juta Pekerjaan Hilang Gara-Gara Metaverse

Jum'at, 01 April 2022 - 10:35 WIB
loading...
Riset: 2030, 23 Juta Pekerjaan Hilang Gara-Gara Metaverse
Metaverse akan memiliki dampak besar dalam 8 tahun mendatang. Foto: Meta
A A A
JAKARTA - Istilah Metaverse terus jadi topik panas. Ini karena semakin banyak merek berusaha menaklukkan Metaverse menggunakan berbagai format integrasi.

Gucci, misalnya, menciptakan dunianya sendiri di metaverse Sandbox. Merek mewah itu mengumumkan bahwa mereka akan membeli tanah virtual di The Sandbox.

Lalu, restoran NFT pertama the Flyfish Club , dibuka di New York. Pelanggan harus membeli kartu keanggotaan NFT untuk masuk ke dalamnya.

Jumlah tempat di klub terbatas: pemilik telah mengeluarkan 2,7 ribu token, menyediakan entri untuk anggota reguler dan 385 token untuk tamu tingkat atas.

Keanggotaan permanen akan dikenakan biaya 2,5 Ethereum, atau USD8,000 (Rp114 juta), di mana para tamu dapat mengakses bar koktail, dan restoran secara privat.

Dan Neary, Wakil Presiden Meta di Asia Pasifik mengatakan bahwa Asia Pasific sangat antusias terhadap metaverse dibanding wilayah lain.

SoftBank Group Corp baru-baru ini berinvestasi USD150 juta ke platform metaverse Korea Selatan yang anggotanya wanita muda yang menjual item high-fashion untuk avatar 3D.

Nilai Ekonomis
Riset: 2030, 23 Juta Pekerjaan Hilang Gara-Gara Metaverse

Mengingat tingkat perkembangannya yang luar biasa, pasti akan ada efek ekonomi yang tak terelakkan terkait metaverse.

Menurut perkiraan VR dan AR PWC, teknologi ini dapat berdampak pada 23 juta pekerjaan pada 2030. Juga, dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi sebesar USD1,92 triliun. ”Teknologi di Metaverse dapat meminimalkan kesenjangan antara teori dan praktik,” ujar Sandra Lee Managing Director Asia Pasifik di Kaspersky.

Sandra mengatakan, bisnis dapat memperoleh manfaat dari penggunaan ruang digital di Metaverse. ”Misalnya meningkatkan pengalaman pelatihan dan edukasi bagi karyawan. Metaverse dan teknologi imersif dapat mempercepat e-skill perusahaan dan lainnya,” katanya.

Menurut Sandra, Metaverse memberi pengalaman belajar interaktif baru lewat VR, AR, dan Mixed reality. Memungkinkan orang untuk belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih baik.

Studi PWC menyebut, karyawan yang belajar lewt VR bisa 4x lebih cepat dibanding belajar dikelas dan 2x lebih cepat dari belajar online.



Menurut perkiraan Aimprosoft, dalam beberapa tahun ke depan pasar e-learning diperkirakan akan tumbuh signifikan dari USD185,26 miliar pada 2020 menjadi USD388,23 miliar pada 2026.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2343 seconds (0.1#10.140)