Israel Cegah Ukraina Beli Spyware Pegasus Agar Rusia Tidak Marah
loading...
A
A
A
RUSIA - Israel mencegah Ukraina membeli spyware Pegasus. Mereka khawatir Rusia marah besar karena spyware itu akan digunakan Ukraina. Upaya Ukraina membeli spyware itu justru telah dilakukan sebelum Rusia menginvasi Ukraina tahun ini.
Sejak 2019 mereka telah meminta izin kepada Israel agar memiliki perangkat itu. Hanya saja Israel tidak pernah menyetujui karena khawatir akan mengundang kemarahan Rusia.
Fakta-fakta itu ditemukan oleh investigasi bersama dua media, The Guardian dan Washington Post. Diketahui spyware Pegasus merupakan perangkat pengintai yang menghebohkan dunia belakangan ini. Perangkat itu terbukti berhasil memata-matai politisi, aktivis, jurnalis, hingga pemerintah di beberapa negara di dunia.
Spyware yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group itu memiliki kemampuan handal untuk memata-matai pengguna smartphone (Android dan iOS) dan mencuri data-data miliknya. Berdasarkan laporan Forbes, Pegasus diperkirakan telah meretas sekitar 50.000 perangkat di seluruh dunia.
Disebutkan The Guardian, Presiden uKraina Volodymyr Zelenskiy memang sangat berani mengkritik Israel. Dalam pernyataannya baru-baru ini dia mengaku heran pada Israel yang tidak memberikan bantuan senjata, apa pun bentuknya, kepada Ukraina. Lebih mengherankan lagu menurut pria berusia 44 tahun itu, Israel justru sama sekali tidak ikut memberikan sanksi kepada Rusia.
Kekesalan Volodymyr Zelenskiy terhadap Israel makin menjadi karena memang melarang NSO, produsen spyware Pegasus, memberikan perangkat pengintai itu ke Ukraina. Bahkan Israel melarang NSO membuka usaha di Ukraina.
NSO sendiri mengatakan Pegasus digunakan untuk mengawasi para kriminal atau terduga teroris. Di luar itu, penggunaan Pegasus sama sekali dilarang.
Mykhailo Fedorov, Menteri Transformasi Digital Ukraina mengatakan pemerintah Israel saat ini seolah melarang perusahaan-perusahaan di negaranya untuk berbisnis dengan Ukraina. Padahal menurutnya Ukraina telah mendapatkan komitmen untuk membantu melawan Rusia dari perusahaan-perusahaan teknologi di Israel.
"Tapi tidak apa-apa, saya katakan sekali lagi kami memiliki kapabilitas yang cukup untuk menang. Kami setiap hari terus menambah perlengkapan baru dan sedang dikembangkan," pungkasnya.
Sejak 2019 mereka telah meminta izin kepada Israel agar memiliki perangkat itu. Hanya saja Israel tidak pernah menyetujui karena khawatir akan mengundang kemarahan Rusia.
Fakta-fakta itu ditemukan oleh investigasi bersama dua media, The Guardian dan Washington Post. Diketahui spyware Pegasus merupakan perangkat pengintai yang menghebohkan dunia belakangan ini. Perangkat itu terbukti berhasil memata-matai politisi, aktivis, jurnalis, hingga pemerintah di beberapa negara di dunia.
Spyware yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group itu memiliki kemampuan handal untuk memata-matai pengguna smartphone (Android dan iOS) dan mencuri data-data miliknya. Berdasarkan laporan Forbes, Pegasus diperkirakan telah meretas sekitar 50.000 perangkat di seluruh dunia.
Disebutkan The Guardian, Presiden uKraina Volodymyr Zelenskiy memang sangat berani mengkritik Israel. Dalam pernyataannya baru-baru ini dia mengaku heran pada Israel yang tidak memberikan bantuan senjata, apa pun bentuknya, kepada Ukraina. Lebih mengherankan lagu menurut pria berusia 44 tahun itu, Israel justru sama sekali tidak ikut memberikan sanksi kepada Rusia.
Kekesalan Volodymyr Zelenskiy terhadap Israel makin menjadi karena memang melarang NSO, produsen spyware Pegasus, memberikan perangkat pengintai itu ke Ukraina. Bahkan Israel melarang NSO membuka usaha di Ukraina.
NSO sendiri mengatakan Pegasus digunakan untuk mengawasi para kriminal atau terduga teroris. Di luar itu, penggunaan Pegasus sama sekali dilarang.
Mykhailo Fedorov, Menteri Transformasi Digital Ukraina mengatakan pemerintah Israel saat ini seolah melarang perusahaan-perusahaan di negaranya untuk berbisnis dengan Ukraina. Padahal menurutnya Ukraina telah mendapatkan komitmen untuk membantu melawan Rusia dari perusahaan-perusahaan teknologi di Israel.
"Tapi tidak apa-apa, saya katakan sekali lagi kami memiliki kapabilitas yang cukup untuk menang. Kami setiap hari terus menambah perlengkapan baru dan sedang dikembangkan," pungkasnya.
(wsb)