Bapak PlayStation Sebut Metaverse Tak Berguna, Ini Alasannya
loading...
Ken Kutaragi yang dikenal sebagai bapak PlayStation menyindir Metaverse yang disebut sebagai teknologi tak berguna. Foto/dok
A
A
A
JAKARTA - Ken Kutaragi yang dikenal sebagai bapak PlayStation menyindir metaverse yang disebut sebagai teknologi tak berguna. Karena untuk bisa menjadi manusia sesungguhnya harus dengan menjadi bagian dari dunia nyata, bukan dunia virtual.
Melansir dari Gizmodo, (Senin (24/1/2022), dalam wawancara dengan Bloomberg, Kutaragi mengatakan konsep metaverse saat ini hanya menciptakan dunia hampir nyata secara virtual. Menurutnya yang paling penting adalah menjadi bagian dari dunia nyata.
BACA: OpenSea Ternyata Metaverse Paling Cepat Jadikan Pengguna Kaya Raya
"Kalian lebih memilih menjadi avatar yang sempurna ketimbang menjadi diri kalian yang sebenarnya? Itu pada dasarnya tidak ada bedanya dengan situs messageboard anonim," ujar Kutaragi.
Tak hanya meteverse , Kutaragi juga tak senang senang dengan teknologi headset virtual reality (VR). Padahal mantan perusahaannya, Soni Entertainment juga sedang mengembangkan headset VR generasi baru untuk PlayStation 5.
"Headset akan membuatmu terisolasi dari dunia nyata, dan saya tidak setuju dengan itu. Headset hanya mengganggu," sambungnya.
BACA JUGA: Arkeolog Ungkap Fakta Mengejutkan dari Temuan Makam Bangsawan China Kuno
Kutaragi bukan satu-satunya pemain utama di industri teknologi yang mempertanyakan daya tarik utopis metaverse.
Namun, tahun lalu juga CEO Niantic John Hanke perusahaannya telah menciptakan beberapa metaverse awal berbasis augmented reality modern yang paling menarik.
Saat ini Kutaragi sedang mengerjakan sebuah perusahaan baru yang mendekati konsep metaverse , dari perspektif yang lebih praktis yang berbeda.
BACA JUGA: Berkaca dari Kecelakaan Horor di Balikpapan, Begini Cara Kendalikan Mobil Jika Rem Blong
Perusahaan baru Kutaragi, Ascent Robotics, berupaya menciptakan sistem yang membantu mengubah objek dunia nyata menjadi data yang dapat dibaca komputer.
Melansir dari Gizmodo, (Senin (24/1/2022), dalam wawancara dengan Bloomberg, Kutaragi mengatakan konsep metaverse saat ini hanya menciptakan dunia hampir nyata secara virtual. Menurutnya yang paling penting adalah menjadi bagian dari dunia nyata.
BACA: OpenSea Ternyata Metaverse Paling Cepat Jadikan Pengguna Kaya Raya
"Kalian lebih memilih menjadi avatar yang sempurna ketimbang menjadi diri kalian yang sebenarnya? Itu pada dasarnya tidak ada bedanya dengan situs messageboard anonim," ujar Kutaragi.
Tak hanya meteverse , Kutaragi juga tak senang senang dengan teknologi headset virtual reality (VR). Padahal mantan perusahaannya, Soni Entertainment juga sedang mengembangkan headset VR generasi baru untuk PlayStation 5.
"Headset akan membuatmu terisolasi dari dunia nyata, dan saya tidak setuju dengan itu. Headset hanya mengganggu," sambungnya.
BACA JUGA: Arkeolog Ungkap Fakta Mengejutkan dari Temuan Makam Bangsawan China Kuno
Kutaragi bukan satu-satunya pemain utama di industri teknologi yang mempertanyakan daya tarik utopis metaverse.
Namun, tahun lalu juga CEO Niantic John Hanke perusahaannya telah menciptakan beberapa metaverse awal berbasis augmented reality modern yang paling menarik.
Saat ini Kutaragi sedang mengerjakan sebuah perusahaan baru yang mendekati konsep metaverse , dari perspektif yang lebih praktis yang berbeda.
BACA JUGA: Berkaca dari Kecelakaan Horor di Balikpapan, Begini Cara Kendalikan Mobil Jika Rem Blong
Perusahaan baru Kutaragi, Ascent Robotics, berupaya menciptakan sistem yang membantu mengubah objek dunia nyata menjadi data yang dapat dibaca komputer.
(ysw)
Lihat Juga :
