Beruang Alaska Terpaksa Makan Rumput, Hidup Prihatin Ketika Populasi Salmon Menurun

Kamis, 06 Januari 2022 - 19:30 WIB
loading...
Beruang Alaska Terpaksa...
Beruang coklat Alaska sedang memakan rerumputan. Para peneliti menemukan perubahan pola makan secara drastis pada beruang Alaska dari ikan ke tumbuh-tumbuhan selama tiga dekade terakhir. Foto/ hakaimagazine/Matthias Breiter/Minden Pictures
A A A
ALASKA - Beruang coklat di Taman Nasional dan Cagar Alam Katmai Alaska , Amerika Serikat (AS), dikenal rakus mengonsumsi salmon dalam jumlah besar. Sampai-sampai beruang di sini dijadikan objek turnamen Fat Bear Week setiap tahun untuk menentukan yang paling banyak memakan salmon dari Sungai Brooks.

Musim panas lalu, beruang berukuran raksasa seberat 450 kilogram bernama Otis dinobatkan sebagai beruang paling gemuk tahun ini. Namun, penelitian terbaru ahli biologi National Park Service, Joy Erlenbach, mendapatkan fakta mengejutkan.

Beberapa beruang Alaska diketahui telah mengalihkan makanan mereka dari salmon, salah satu makanan kaya gizi, dengan mengonsumsi tumbuhan yang ada di sekitar taman nasional. Diperkirakan ini sebagai respons beruang ketika populasi salmon menurun dalam tiga dekade terakhir di Teluk Hallo.

“Salmon merupakan 62 persen makanan beruang pada tahun 1989, tetapi pada tahun 2017 hanya 28 persen. Konsumsi salmon pada beruang telah menurun 50 persen dalam tiga dekade terakhir,” kata Erlenbach dikutip SINDOnews dari laman hakaimagazine, Kamis (6/1/2021). (Baca juga; Misteri Kawah Gunung Berapi Superbesar di Bawah Alaska Bikin Penasaran Para Ilmuwan )
.
Beruang menggantikan salmon dengan meningkatkan konsumsi buah beri, sedge (Suku teki-tekian atau Cyperaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga), dan tumbuh-tumbuhan berdaun. Penemuan ini menunjukkan bahwa beruang dapat bertahan hidup dengan diet sebagian herbivora, sekaligus menunjukkan bahwa tanaman adalah sumber daya penyangga ketika makanan favorit seperti salmon menurun.

Erlenbach mengatakan, penurunan populasi salmon kemungkinan berkontribusi pada menyusutnya proporsi salmon dalam makanan beruang. Ada beberapa faktor lain, termasuk peningkatan jumlah pengunjung manusia ke pantai dan gangguan ekosistem laut Pasifik Utara. Misalnya, gelombang panas laut yang intens yang dikenal sebagai Blob.

Sementara itu, ahli biologi satwa liar Christina Service mengatakan, beruang pesisir telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir, akibat kekeringan, banjir, dan pergeseran fenologi tanaman dan ketersediaan salmon. “Perubahan ini berdampak besar pada beruang dan jumlah makanan yang tersedia untuk mereka,” katanya.

Christina Service yang juga Koordinator Sains untuk Kitasoo/Xai'xais Stewardship Authority, menambahkan, beruang bersifat oportunistik dan mampu memanfaatkan beragam sumber daya di sekitarnya. Di British Columbia, katanya, beruang akan memakan bulu babi, berbagai macam bahan tanaman, dan bahkan telur salmon.

Belum diketahui dampak lebih jauh dari perubahan pola makan beruang ini. Para ahli menyebutkan salmon merupakan makanan favorit beruang agar tumbuh besar mengumpulkan lemak tubuh, dan mencapai kondisi yang diperlukan untuk menghasilkan anak.

Namun, untuk sementara belum ada penelitian yang menunjukkan bukti bahwa produksi anak beruang ikut terganggu akibat perubahan pola makan ini. Masih diperlukan penelitian lebih dalam lagi soal perubahan pola makan ini. (Baca juga; Rekor Tertinggi, Suhu di Alaska Tembus 19 Derajat Celcius )
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Gunung Berapi di Alaska...
Gunung Berapi di Alaska Akan Meletus Dahsyat, Ini Tanda-tandanya
Kondisi Arktik pada...
Kondisi Arktik pada Tahun 2100 Diklaim Jadi Awal Mula Kiamat
Ilmuwan Temukan Logat...
Ilmuwan Temukan Logat Bahasa di Antartika
Google Earth Temukan...
Google Earth Temukan Kapal Es Misterius di Antartika
Es Samudra Arktik Akan...
Es Samudra Arktik Akan Hilang Total 3 Tahun Lagi, Ini Penyebabnya
Sulap Gurun menjadi...
Sulap Gurun menjadi Gedung Pencakar Langit, PBB Vonis Arab Saudi Mempercepat Kiamat
Ilmuwan Pecahkan Misteri...
Ilmuwan Pecahkan Misteri Air Terjun Berdarah di Antartika
Gletser Kiamat Mencair,...
Gletser Kiamat Mencair, Ilmuwan Siapkan Rencana Radikal untuk Antisipasi Tsunami
Terungkap! Penguin Kaisar...
Terungkap! Penguin Kaisar Bisa Berenang Sejauh 3.500 Km dari Antartika ke Australia
Rekomendasi
Hadapi Tarif AS, Indonesia...
Hadapi Tarif AS, Indonesia Ingin Negosiasi Konkret dan Menguntungkan
Kadin Indonesia dan...
Kadin Indonesia dan Rusia Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi
Pentingnya Biodiversity...
Pentingnya Biodiversity Credit untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Berita Terkini
Sambut A Minecraft Movie,...
Sambut A Minecraft Movie, Cinepolis Cinemas Luncurkan Virtual Cinema Experience
5 jam yang lalu
Warga AS Borong Produk...
Warga AS Borong Produk China di TikTok dan Amazon
6 jam yang lalu
Washington Gelar Sidang...
Washington Gelar Sidang Kasus Antimonopoli Meta
12 jam yang lalu
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
13 jam yang lalu
Donald Trump Pastikan...
Donald Trump Pastikan HP dan Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Baru
16 jam yang lalu
Teknologi 3D Ungkap...
Teknologi 3D Ungkap Detik-detik Tenggelamnya Kapal Tiranic
17 jam yang lalu
Infografis
Makan Daging Kambing...
Makan Daging Kambing Menyebabkan Darah Tinggi, Mitos Atau Fakta?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved