Meta Blokir Ribuan Akun yang Digunakan Memata-matai Pengguna Facebook
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Meta memblokir ribuan akun yang digunakan tujuh perusahaan penyedia spyware karena menargetkan pengguna Facebook untuk dimata-matai. Salah satu perusahaan spyware yang dituding Meta adalah perusahaan Isarel Black Cube.
Dikutip dari BBC, Sabtu (18/12/2021), Meta menuduh perusahaan pengawasan melakukan tindakan seperti membuat akun palsu, berteman dengan target, dan menggunakan metode peretasan untuk mengumpulkan informasi. Mereka menargetkan individu termasuk jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.
Dikatakan dalam laporannya, sekitar 1.500 halaman telah diblokir Meta di Facebook, Instagram dan WhatsApp setelah penyelidikan selama berbulan-bulan. "Perusahaan spyware itu menargetkan orang-orang di lebih dari 100 negara atas nama klien mereka," kata Meta.
Pengawasan lebih lanjut ke industri pengawasan, menyusul tuduhan awal tahun ini tentang spyware Pegasus yang menargetkan ribuan orang. Facebook telah mengambil tindakan hukum terhadap pemilik Pegasus, NSO Group atas dugaan penyebaran perangkat lunak melalui WhatsApp.
"Industri spyware jauh lebih banyak sekarang dan itu berbahaya karena lebih dari sekadar malware untuk disewa," kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan Meta dalam laporan terbarunya.
Dia menambahkan para penyelidik telah menemukan penargetan yang "tidak pandang bulu" termasuk anggota masyarakat biasa serta tokoh-tokoh terkenal seperti politisi dan pembela hak asasi manusia.
Pengguna yang terpengaruh oleh aktivitas tersebut akan mendapatkan peringatan otomatis bahwa mereka telah terpengaruh tanpa memberikan secara spesifik, kata pejabat Meta.
Di antara perusahaan yang disebutkan oleh Meta adalah perusahaan Israel Black Cube. Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Black Cube membantah melakukan "phishing atau peretasan" dan mengatakan semua aktivitas agennya sepenuhnya sesuai dengan hukum setempat.
Dikutip dari BBC, Sabtu (18/12/2021), Meta menuduh perusahaan pengawasan melakukan tindakan seperti membuat akun palsu, berteman dengan target, dan menggunakan metode peretasan untuk mengumpulkan informasi. Mereka menargetkan individu termasuk jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.
Dikatakan dalam laporannya, sekitar 1.500 halaman telah diblokir Meta di Facebook, Instagram dan WhatsApp setelah penyelidikan selama berbulan-bulan. "Perusahaan spyware itu menargetkan orang-orang di lebih dari 100 negara atas nama klien mereka," kata Meta.
Pengawasan lebih lanjut ke industri pengawasan, menyusul tuduhan awal tahun ini tentang spyware Pegasus yang menargetkan ribuan orang. Facebook telah mengambil tindakan hukum terhadap pemilik Pegasus, NSO Group atas dugaan penyebaran perangkat lunak melalui WhatsApp.
"Industri spyware jauh lebih banyak sekarang dan itu berbahaya karena lebih dari sekadar malware untuk disewa," kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan Meta dalam laporan terbarunya.
Dia menambahkan para penyelidik telah menemukan penargetan yang "tidak pandang bulu" termasuk anggota masyarakat biasa serta tokoh-tokoh terkenal seperti politisi dan pembela hak asasi manusia.
Pengguna yang terpengaruh oleh aktivitas tersebut akan mendapatkan peringatan otomatis bahwa mereka telah terpengaruh tanpa memberikan secara spesifik, kata pejabat Meta.
Di antara perusahaan yang disebutkan oleh Meta adalah perusahaan Israel Black Cube. Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Black Cube membantah melakukan "phishing atau peretasan" dan mengatakan semua aktivitas agennya sepenuhnya sesuai dengan hukum setempat.
(ysw)