Cara Mengawetkan Mumi Firaun dan Jenis Balsem yang Digunakan

Selasa, 30 November 2021 - 19:13 WIB
loading...
Cara Mengawetkan Mumi...
Cara mengawetkan mumi Firaun atau mumifikasi telah mengakar kuat dalam masyarakat Mesir sejak zaman Kerajaan Lama atau Zaman Piramida (2686 – 2181 SM). Foto/Livesciense
A A A
CARA mengawetkan mumi Firaun atau mumifikasi telah mengakar kuat dalam masyarakat Mesir sejak zaman Kerajaan Lama atau Zaman Piramida (2686 – 2181 SM). Mumifikasi atau pembalseman di Mesir kuno biasanya diperuntukkan bagi masyarakat elite, seperti Firaun (Raja), bangsawan, keluarga bangsawan, pejabat pemerintah, dan orang kaya.

Orang biasa jarang diawetkan untuk menjadi mumi karena prosesnya yang membutuhkan biaya mahal. Mumifikasi di Mesir kuno sangat terkait dengan kepercayaan agama masyarakat. Orang Mesir kuno percaya ketika seseorang meninggal, esensi spiritual (jiwa) mereka masih bertahan.

Jadi mumifikasi atau mengawetkan raga orang yang sudah meninggal dilakukan sepenuh hati oleh orang yang terampil dengan makna religius mendalam. Jadi bukan untuk membangkitkan kengerian atau dijadikan objek menakutkan yang sering ditayangkan dalam film horor atau mistis. (Baca juga; 99 Tahun Penemuan Makam Raja Tutankhamun dan Kisah Misteri Kutukannya )

Sayangnya, hanya ada sedikit sekali catatan dalam teks-teks Mesir kuno tentang proses mumifikasi yang sebenarnya. Sebagian besar melalui sumber-sumber non-Mesir, seperti penulis Yunani abad ke-5 Herodotus (hidup antara tahun 484 – 425 SM).

Dalam karyanya yang terkenal "The Histories," dia menggambarkan tiga tingkat mumifikasi, masing-masing dibedakan berdasarkan cara dan kerumitan prosesnya. Metode yang paling rumit melibatkan pengangkatan otak dan banyak organ dalam terlebih dahulu, terutama isi perut.

Rita Lucarelli, seorang Egyptologist dan ahli papirus Mesir (teks kuno) di University of California, Berkeley, menjelaskan bahwa biasanya otak diangkat menggunakan alat logam melengkung yang dimasukkan melalui lubang hidung. Sementara organ lainnya dikeluarkan dengan membuat sayatan di sepanjang perut.

Rongga kosong itu diisi dengan berbagai rempah-rempah aromatik, seperti cassia (terbuat dari kulit pohon cemara), sebelum tubuh ditutup kembali dengan dijahit. "Jantung selalu tertinggal di dalam karena orang Mesir percaya jantung adalah aspek terpenting dari setiap tubuh manusia," kata Rita Lucarelli dikutip SINDOnews dari laman livescience.

Jenazah kemudian ditutup dengan garam selama 70 hari untuk menghilangkan semua kelembaban. Setelah 70 hari, mayat itu dimandikan dan dibungkus dengan kain linen yang telah diberi resin yang lengket untuk memastikan melekat pada tubuh. (Baca juga; 52 Artefak dan 16 Harta Raja Tutankhamun Disimpan Museum Besar Mesir )

"Mayat itu kemudian diserahkan kepada kerabatnya yang memasukkan ke dalam peti kayu berlubang yang dibuat menyerupai manusia. Begitu peti mati ditutup, mereka menyimpannya di ruang pemakaman," tulis Herodotus dalam bukunya The Histories yang diterjemahkan oleh GC Macaulay, 2008.

Beberapa ratus tahun kemudian, sejarawan Yunani Diodorus Siculus (hidup 30 – 90 SM) yang melakukan perjalanan dan menulis tentang Mesir, menjelaskan informasi tambahan tentang proses mumifikasi. Dalam bukunya, "Library of History," Siculus mencatat bahwa orang-orang yang melakukan mumifikasi yang disebut pembalseman adalah perajin terampil yang kemampuan ini dijadikan sebagai bisnis keluarga.
Cara Mengawetkan Mumi Firaun dan Jenis Balsem yang Digunakan

Dia menggambarkan pekerjaan para pembalsem ini sangat teliti sehingga rambut di kelopak mata dan alis tetap ada. Bahkan, seluruh penampilan tubuh tidak berubah dan bentuk tubuhnya tetap dapat dikenali. (Baca juga; Kutukan Raja Tutankhamun, Berkembang di Antara Mitos dan Persaingan Terselubung )

Mumifikasi Mesir berangsur-angsur memudar pada abad keempat, ketika Roma memerintah Mesir. "Kemudian dengan munculnya agama Kristen, proses mumifikasi berhenti," kata Lucarelli.

Hari ini, mumifikasi adalah seni yang hilang, kecuali untuk kasus yang sangat langka. Sebagian besar masyarakat menganggapnya aneh atau kuno.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ternyata Aksi Buruh...
Ternyata Aksi Buruh Sudah Ada Sejak Zaman Firaun dan Romawi, Ini Jejaknya
Kucing Modern Diklaim...
Kucing Modern Diklaim Berasal dari Ritual Suci Bangsa Mesir Kuno
Piramida Bawah Air Diklaim...
Piramida Bawah Air Diklaim Lebih Tua dari yang Ada di Mesir
Arkeolog Temukan Makam...
Arkeolog Temukan Makam Pangeran Firaun Userkaf dan [atung Djoser
Kitab Kuno Petunjuk...
Kitab Kuno Petunjuk Orang Mati Menuju Keabadian Ditemukan di Mesir
Teka-teki Penyebab Kematian...
Teka-teki Penyebab Kematian Firaun Tutankhamun Akhirnya Terkuak
Mesir Dituding Memata-matai...
Mesir Dituding Memata-matai Israel dengan Bantuan Angkatan Udara China
Viral, Profesor Ini...
Viral, Profesor Ini Gunakan Drone untuk Cegah Mahasiswa Menyontek selama Ujian
Mesir Hancurkan Masjid...
Mesir Hancurkan Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky yang Bersejarah di Kairo, Picu Kecaman
Rekomendasi
Pemprov DKI Jakarta...
Pemprov DKI Jakarta Beri Pengurangan Pokok PBB-P2 Tahun 2025 secara Otomatis
Ketika Cinta dan Rahasia...
Ketika Cinta dan Rahasia Beradu: Sugar Daddy Resmi Tayang di Viu dan VISION+
Prabowo Minta Biaya...
Prabowo Minta Biaya Haji Indonesia Lebih Murah dari Malaysia, Ini Alasannya
Berita Terkini
Elon Musk Samakan Dirinya...
Elon Musk Samakan Dirinya dengan Buddha
Cara Mengubah Kuota...
Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Internet Tanpa Aplikasi
3 Tanda Kiamat yang...
3 Tanda Kiamat yang Muncul di China Semua Datang dari Langit
Tim Cook Beberkan Risiko...
Tim Cook Beberkan Risiko Besar yang Dihadapi Apple Terkait Tarif Impor
Bukti Raksasa Pernah...
Bukti Raksasa Pernah Hidup di Bumi Terlihat di Gua Nevada
lmuwan Ungkap AI Bisa...
lmuwan Ungkap AI Bisa Mengurangi Satu Sifat Utama Manusia
Infografis
Publik Arab Senang Israel...
Publik Arab Senang Israel Mengalami Kebakaran yang Hebat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved