8 Kali Kecepatan Peluru, Puing Satelit Rusia Bisa Hancurkan Stasiun Luar Angkasa Internasional

Jum'at, 19 November 2021 - 08:56 WIB
loading...
8 Kali Kecepatan Peluru,...
Stasiun Luar Angkasa Internasional yang berada di orbit Bumi mewaspadai puing satelit Rusia dampak dari uji coba penembakan rudal anti-satelit. Foto/NASA
A A A
FLORIDA - Ada lebih dari 1.500 keping puing dari satelit mata-mata Kosmos yang hancur saat uji coba rudal anti-satelit (ASAT) Rusia. NASA menyebutkan pecahan puing Kosmos di luar angkasa dapat bergerak dengan kecepatan lebih dari 28.000 km per jam atau 17.500 mil per jam.

Sebagai perbandingan, peluru yang dikeluarkan dari senapan AR-15 bergerak dengan kecepatan lebih dari 2.200 mil per jam atau 3.500 km per jam. Artinya, puing Kosmos di luar angkasa bergerak 8 kali lebih cepat dari peluru. (Baca juga; AS Rilis Gambar dan Video Penampakan Puing-Puing Satelit Rusia yang Hancur Ditembak Rudal )

Bergerak dengan kecepatan seperti itu, sepotongan logam sebesar kacang polong dapat menjadi rudal yang berpotensi menghancurkan objek apa pun yang berada di orbit Bumi. Padahal lubang berdiameter 0,5 inci atau 1,3 centimeter saja menyebabkan kerusakan struktural pada Stasiun Luar Angkasa Internasional dan tidak dapat diperbaiki.

“Tidak perlu lubang yang sangat besar untuk meledakkan stasiun luar angkasa,” kata John Crassidis, seorang Profesor SUNY, Universitas di Buffalo, New York, yang bekerja dengan NASA untuk memantau puing-puing luar angkasa, kepada Live Science, Jumat (19/11/2021).

Ini adalah kekhawatiran besar karena jumlah puing-puing di orbit Bumi atau sampah luar angkasa telah tumbuh pada tingkat yang eksponensial selama 60 tahun terakhir. NASA saat ini melacak lebih dari 27.000 keping puing orbit yang berukuran lebih besar dari bola softball. Itu belum termasuk yang ukurannya lebih kecil lagi. (Baca juga; Sampah Antariksa Bertambah, Dampak Uji Coba Rudal Anti Satelit Rusia )

Jika peluang terkena puing ruang angkasa 1 banding 10.000, stasiun luar angkasa harus melakukan manuver yang rumit untuk menghindar. Karena berpindah dari satu jalur orbit berarti sama saja mengirimkan ke jalur puing orbit yang lain. Jadi ini tindakan penyeimbangan yang rumit.

Sejak 1999, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) telah 25 kali bermanuver untuk menghindari puing-puing yang diketahui. Untuk melindungi stasiun luar angksa dari potongan-potongan kecil yang tidak diketahui, juga dilengkapi lebih dari 100 perisai yang dikenal sebagai Whipple Shields. Ini berfungsi sebagai "bumper korban" untuk menerima hantaman puing orbit.

Bagaimana dengan para astronot yang mengawaki dan memelihara stasiun luar angkasa, tentu risikonya lebih besar. Apalagi baju astronot tidak mempunyai perlindungan terhadap benturan benda keras.

"Baju antariksa tidak dilindungi sama sekali. Bayangkan sebuah kelereng melaju 17.000 mil per jam (27.000 km per jam) ke arah Anda — itu akan menembus Anda, seperti peluru," kata Crassidis. (Baca juga; Puing Satelit China Ancam Tabrak ISS, Para Astronot Disuruh Sembunyi )

NASA menyebutkan saat ini di Stasiun Luar Angksa Internasional (ISS) ada empat astronot Amerika Serikat, satu astronot Jerman, dan dua kosmonot Rusia. Sayangnya, tambah Crassidis, tidak ada hukum internasional yang mencegah negara-negara melakukan uji coba rudal anti-satelit.

Apalagi, kata Tim Flohrer, kepala Kantor Puing Antariksa Badan Antariksa Eropa (ESA), puing luar angkasa dari uji coba itu tetap melayang di orbit selama bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade yang akan datang. Untuk menghindari tabrakan atau benturan dengan puing orbit, satelit atau stasiun luar angkasa harus bermanuver. Sampai ditemukan metode atau teknologi untuk membersihkan sampah ruang angkasa. (Baca juga; Membersihkan Sampah Luar Angkasa Tanpa Menghentikan Eksplorasi Antariksa )
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
NASA Kewalahan Membersihkan...
NASA Kewalahan Membersihkan Kotoran Manusia yang Menumpuk di Luar Angkasa
Dibantu Eropa, Diam-diam...
Dibantu Eropa, Diam-diam Ukraina Serang Rusia dari Luar Angkasa
Gunakan Teleskop James...
Gunakan Teleskop James Webb, NASA Tangkap Keajaiban Tuhan
Rusia Siapkan Platform...
Rusia Siapkan Platform Khusus untuk Blokir Nomor Telepon dan Website Berbahaya
Sunita Williams Wanita...
Sunita Williams Wanita Baja NASA Bagikan Pengalaman 9 Bulan di Luar Angkasa
Donald Trump Siap Bayar...
Donald Trump Siap Bayar Upah Lembur Astronot yang Terlantar
Roket Rusia Angara-1.2...
Roket Rusia Angara-1.2 Bawa Perlengkapan Militer Melesat Menuju Antariksa
NASA Sebut Permukaan...
NASA Sebut Permukaan Air Laut Global Meningkat Lebih Tinggi dari Perkiraan
Nokia Gagal Melakukan...
Nokia Gagal Melakukan Panggilan Telepon Pertama di Bulan
Rekomendasi
Scooter Prix 2025: Pertarungan...
Scooter Prix 2025: Pertarungan Skuter Makin Sengit dengan Total Hadiah Lebih dari Rp1 Miliar!
Drama Korea A Shop For...
Drama Korea A Shop For Killer Lanjut Season 2, Tayang Perdana 2026
Pegawai Rumah Sakit...
Pegawai Rumah Sakit Jiwa di Kalbar Disiram Air Keras Orang Tak Dikenal
Berita Terkini
Diselimuti Jutaan Telur...
Diselimuti Jutaan Telur Raksasa, Gunung Berapi Bawah Laut Purba Ditemukan
5 jam yang lalu
Apa Itu Rumah Modular?...
Apa Itu Rumah Modular? Smart Cottage LG yang Jadi Tempat Tinggal Masa Depan Berteknologi Canggih
5 jam yang lalu
AI Jadi Kunci LG untuk...
AI Jadi Kunci LG untuk Menguasai Pasar Peralatan Rumah Tangga di Asia
7 jam yang lalu
Meta Gunakan AI untuk...
Meta Gunakan AI untuk Deteksi Umur Pengguna di Bawah Umur
22 jam yang lalu
YouTube Akan Terjemahkan...
YouTube Akan Terjemahkan Bahasa secara Otomatis dengan AI
1 hari yang lalu
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
2 hari yang lalu
Infografis
AS dan Rusia Akan Lanjutkan...
AS dan Rusia Akan Lanjutkan Penerbangan Stasiun Luar Angkasa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved