Meta Ungkap Jumlah Postingan Bullying di Facebook dan Instagram

Kamis, 11 November 2021 - 19:25 WIB
loading...
Meta Ungkap Jumlah Postingan Bullying di Facebook dan Instagram
Meta telah membagikan statistik baru tentang jumlah intimidasi, ujaran kebencian, dan pelecehan di Facebook dan Instagram. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Meta telah membagikan statistik baru tentang jumlah intimidasi, ujaran kebencian, dan pelecehan di Facebook dan Instagram. Angka-angka baru dirilis ketika Meta menghadapi pengawasan yang meningkat atas kemampuannya untuk melindungi pengguna dan menegakkan kebijakannya secara memadai di seluruh dunia.

Laporan terbarunya menandai pertama kalinya perusahaan membagikan metrik "prevalensi" seputar intimidasi dan pelecehan di platformnya. "Prevalensi" adalah statistik yang digunakan Facebook untuk melacak konten yang melanggar yang lolos dari sistem deteksinya.

"Ini mewakili jumlah konten yang melanggar yang benar-benar dilihat orang yang benar-benar muncul di layar seseorang," kata Wakil Presiden Integritas perusahaan Guy Rosen kepada wartawan, dikutip dari Engadget, Kamis (11/11/2021).



Menurut Meta, prevalensi konten intimidasi antara 0,14% -0,15% di Facebook dan antara 0,05% -0,06% di Instagram. “Ini berarti konten intimidasi dan pelecehan terlihat antara 14 dan 15 kali per setiap 10.000 tampilan konten di Facebook dan antara 5 dan 6 kali per 10.000 tampilan konten di Instagram,” kata perusahaan menjelaskan dalam sebuah pernyataan.

Kemampuan Instagram untuk menangani intimidasi dan pelecehan penggunanya mendapat banyak sorotan. Kini Meta memperkenalkan beberapa tindakan anti-intimidasi baru setelah beberapa pemain sepak bola Inggris merinci pengalaman mereka karena rasisme di aplikasi.

Perusahaan mencatat bahwa metrik "prevalensi" ini hanya memperhitungkan konten yang dihapus Facebook dan Instagram tanpa laporan pengguna. Itu berarti statistik hanya menangkap sebagian dari semua konten intimidasi, karena intimidasi dan pelecehan tidak selalu mudah untuk diidentifikasi oleh sistem otomatis.



Perbedaan itu telah digarisbawahi dalam Facebook Papers, yang berisi kumpulan dokumen yang dipublikasikan oleh mantan karyawan yang menjadi pelapor Frances Haugen.

Menurut dokumen yang dia bagikan, peneliti Facebook sendiri memperkirakan bahwa perusahaan hanya mampu mengatasi sekitar tiga hingga lima persen dari ujaran kebencian di platformnya, yang berarti sebagian besar tidak terdeteksi dan diizinkan untuk mencemari Umpan Berita pengguna.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2328 seconds (0.1#10.140)