Habis Divaksin, Rusia Larang Keras Berhubung Intim Selama 3 Hari
loading...
ilustrasi Vaksin virus corona. FOTO/ Ist
A
A
A
MOSCOW - Rusia mengeluarkan larangan melakukan aktivitas berat dan berhubungan intim kepada penduduknya setidaknya selama tiga hari setelah menerima suntikan vaksin Covid-19.
Wakil Menteri Kesehatan wilayah Saratov, Dr. Denis Graifer mengatakan warga harus menjauh dari kegiatan seperti itu selama periode tersebut. BACA JUGA - Indonesia Hadapi Gelombang Kedua Pandemi Covid-19, WHO Berikan Pedoman Turunkan Penularan
“Saya percaya semua orang tahu bahwa keintiman adalah aktivitas berat yang membutuhkan banyak energi.
“Jadi, kami tekankan kepada seluruh warga yang telah divaksinasi agar aktivitas fisik yang berat termasuk berhubungan intim tidak dianjurkan setelah vaksinasi,” ujarnya seperti dilansir dari Daily Mail.
Pengumuman itu dibuat setelah warga Rusia disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol, merokok, atau pergi ke sauna segera setelah mendapatkan vaksin Covid-19.
Rusia adalah salah satu negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 terendah di dunia.
Hanya 13 persen populasi yang menerima vaksin Covid-19 lengkap dibandingkan dengan sekitar 30 persen negara-negara Eropa.
Wakil Menteri Kesehatan wilayah Saratov, Dr. Denis Graifer mengatakan warga harus menjauh dari kegiatan seperti itu selama periode tersebut. BACA JUGA - Indonesia Hadapi Gelombang Kedua Pandemi Covid-19, WHO Berikan Pedoman Turunkan Penularan
“Saya percaya semua orang tahu bahwa keintiman adalah aktivitas berat yang membutuhkan banyak energi.
“Jadi, kami tekankan kepada seluruh warga yang telah divaksinasi agar aktivitas fisik yang berat termasuk berhubungan intim tidak dianjurkan setelah vaksinasi,” ujarnya seperti dilansir dari Daily Mail.
Pengumuman itu dibuat setelah warga Rusia disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol, merokok, atau pergi ke sauna segera setelah mendapatkan vaksin Covid-19.
Rusia adalah salah satu negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 terendah di dunia.
Hanya 13 persen populasi yang menerima vaksin Covid-19 lengkap dibandingkan dengan sekitar 30 persen negara-negara Eropa.
(wbs)
Lihat Juga :
