Area Es Terakhir di Kutub Utara Terus Mencair

Senin, 05 Juli 2021 - 00:04 WIB
loading...
Area Es Terakhir di...
Last Ice Area terus mencair. FOTO/ IST
A A A
GENEWA - Area Es Terakhir atau Last Ice Area di Kutub Utara ternyata lebih rentan terhadap perubahan iklim dari pada dugaan para ilmuwan, demikian menruut sebuah studi terbaru.

Zona beku itu terletak di utara Greenland. Meskipun lapisan esnya tumbuh dan menyusut secara musiman, sebagian besar es laut Arktik di wilayah ini dianggap cukup tebal untuk bertahan melalui hangatnya musim panas.


Kendati demikian, selama musim panas tahun 2020, Laut Wandel di bagian timur dari Area Es Terakhir (Last Ice Area) di Kutub Utara ini telah kehilangan 50 persen es lapisan atasnya.

Dalam studi baru, para peneliti menemukan bahwa kondisi cuaca ikut mendorong penyusutan lapisan es tebal di Area Es Terakhir di Kutub Utara tersebut.

Akan tetapi, perubahan iklim dinilai lebih memungkinkan hal itu terjadi secara bertahap, menipiskan es yang telah lama ada di Area Es Terakhir tersebut dari tahun ke tahun.

Kondisi ini mengisyaratkan bahwa pemanasan global, sebagai dampak dari perubahan iklim, dapat mengancam kawasan lebih dari yang diperkirakan model iklim sebelumnya.

Saat perubahan iklim mencairkan wilayah lain di Kutub Utara, hal itu dapat menimbulkan masalah bagi hewan yang bergantung pada es untuk berkembang biak, berburu, dan mencari makan.

"Area Es Terakhir telah dianggap sebagai tempat perlindungan bagi spesies yang bergantung pada es di masa depan," kata penulis studi Kristin Laidre, peneliti utama di Pusat Sains Kutub dan asisten profesor di Fakultas Ilmu Perairan dan Perikanan Universitas Washington (UW), dikutip dari Live Science, Minggu (4/7/2021).

Wilayah Last Ice Area membentang lebih dari 2.000 km, membentang dari pantai utara Greenland ke bagian barat Kepulauan Arktik Kanada.

Di wilayah tersebut, es laut Arktik biasanya berusia setidaknya 5 tahun, dengan ketebalan lapisan es sekitar 13 kaki atau sekitar 4 meter.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Diselimuti Jutaan Telur...
Diselimuti Jutaan Telur Raksasa, Gunung Berapi Bawah Laut Purba Ditemukan
Fenomena Cahaya Aneh...
Fenomena Cahaya Aneh Berwarna-warni Terlihat di Langit Kanada
Gunung Berapi di Alaska...
Gunung Berapi di Alaska Akan Meletus Dahsyat, Ini Tanda-tandanya
7 Kota dengan Suhu Terpanas...
7 Kota dengan Suhu Terpanas di Dunia yang Bikin Kulit Terasa Terpanggang
Gempa Myanmar Hancurkan...
Gempa Myanmar Hancurkan Kota Purba di Mandalay
Racun di Danau Laguna...
Racun di Danau Laguna Verde Diklaim seperti Air di Mars
Lautan Pertama di Bumi...
Lautan Pertama di Bumi yang Tidak Berwarna Biru Ditemukan
Batu-batu di Bawah Samudra...
Batu-batu di Bawah Samudra Pasifik Ungkap Awal Mula Bumi Tercipta
Cuaca Kering Picu Kebakaran...
Cuaca Kering Picu Kebakaran Hutan Besar di Korea Selatan
Rekomendasi
Tragis! Balita Tewas...
Tragis! Balita Tewas Terlindas Mobil di Jagakarsa
Menyambut Pulihnya Pasar...
Menyambut Pulihnya Pasar Kripto dengan Trading Competition dan Fitur Share
Ketua DPP Perindo: Ekosistem...
Ketua DPP Perindo: Ekosistem Politik Masih Belum Ramah Perempuan
Berita Terkini
Perkuat Identitas dengan...
Perkuat Identitas dengan Tema Retro, LG Mendefinisikan Ulang Pengalaman Konsumen
2 jam yang lalu
7 Cara Mengatasi Ghost...
7 Cara Mengatasi Ghost Touch pada iPhone, Ternyata Mudah!
5 jam yang lalu
iPhone 16 Baru Diluncurkan,...
iPhone 16 Baru Diluncurkan, Pahami Istilah iPhone Inter
6 jam yang lalu
Cara Mengganti Bahasa...
Cara Mengganti Bahasa di HP Samsung, Wajib Tahu!
7 jam yang lalu
Jepang Kenalkan Rudal...
Jepang Kenalkan Rudal dengan Kecepatan Lebih dari 9.000 Km per-Jam
22 jam yang lalu
Desain 4 Model iPhone...
Desain 4 Model iPhone 17 Bocor, Begini Bentuknya
1 hari yang lalu
Infografis
128.000 Warga Israel...
128.000 Warga Israel Dukung Penghentian Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved