Pernah Menghancurkan Palu, Ilmuwan Identifikasi Tsunami Baru yang Berbahaya
loading...

Ilmuwan menyebut kalau tsunami baru itu pernah menghancurkan Kota Palu yang dipicu gempa magnitudo 7,5 pada tahun 2018 lalu. Foto/dok
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan telah mengidentifikasi risiko tsunami baru yang berpotensi menghancurkan kota-kota di pesisir di dunia. Ilmuwan menyebut kalau tsunami baru itu pernah menghancurkan Kota Palu yang dipicu gempa magnitudo 7,5 pada tahun 2018 lalu.
Sebelumnya, ilmuwan memperkirakan bahwa gempa bumi pada patahan strike-slip dapat menghasilkan tsunami besar jika dipicu tanah longsor di bawah air. Namun melalui beberapa pemodelan terperinci dan dengan bantuan superkomputer Blue Waters, para ilmuwan telah menunjukkan poteni bahanya jauh lebih besar.
BACA: Gempa 8,0 M Picu Selandia Baru, Picu Peringatan Tsunami
Faktanya, gerakan lateral dan energi yang dihasilkan pada sesar-sesar strike-slip dapat menghasilkan energi tsunami yang signifikan. Ini seperti mengocok secangkir air dari sisi ke sisi, kata para peneliti.
"Model berbasis fisika yang digunakan dalam studi ini memberikan wawasan kritis tentang bahaya yang terkait dengan sesar yang bergerak," kata insinyur sipil Mohamed Abdelmeguid dari University of Illinois di Urbana-Champaign seperti dikutip Sciencealert.
Sebelumnya, ilmuwan memperkirakan bahwa gempa bumi pada patahan strike-slip dapat menghasilkan tsunami besar jika dipicu tanah longsor di bawah air. Namun melalui beberapa pemodelan terperinci dan dengan bantuan superkomputer Blue Waters, para ilmuwan telah menunjukkan poteni bahanya jauh lebih besar.
BACA: Gempa 8,0 M Picu Selandia Baru, Picu Peringatan Tsunami
Faktanya, gerakan lateral dan energi yang dihasilkan pada sesar-sesar strike-slip dapat menghasilkan energi tsunami yang signifikan. Ini seperti mengocok secangkir air dari sisi ke sisi, kata para peneliti.
"Model berbasis fisika yang digunakan dalam studi ini memberikan wawasan kritis tentang bahaya yang terkait dengan sesar yang bergerak," kata insinyur sipil Mohamed Abdelmeguid dari University of Illinois di Urbana-Champaign seperti dikutip Sciencealert.
Lihat Juga :