Melihat Kondisi Wilayah Bencana di Flores, dengan Data Citra Pleiades
loading...
Data Citra Pleiades Flores Nusa Tenggara Barat. FOTO/ IST
A
A
A
JAKARTA - Tim Tanggap Darurat Bencana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), melakukan analisa terkait bencana yang terjadi di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada pekan lalu.
Analisa tersebut dilakukan menggunakan data citra Pleiades per 23 April 2020 untuk mendeteksi wilayah yang berpotensi terdampak bencana.
BACA JUGA - Kualat! Petaka Terusan Suez Dikaitkan dengan Pemindahan Mumi Firaun
Dari hasil analisa, menunjukkan bahwa Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, terletak di kaki gunung berapi Ile Boleng, dengan ketinggian antara 140 - 300 mdpl (meter di bawah permukaan laut).
Desan Nelelamadike merupakan wilayah dengan iklim tropis yang memiliki rata-rata kemarau panjang, sehingga vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut sangat panjang.
"Terdapat alur sungai yang melewati Desa Nelelamadike, akan tetapi jarang terdapat aliran air mengingat daerah tersebut memiliki kemarau yang panjang," jelas LAPAN, dikutip Kamis (8/4/2021).
Di sekitar alur sungai juga teramati banyak pemukiman penduduk, sehingga berpotensi luapan banjir ketika terjadi curah hujan yang sangat tinggi.
Selain itu, lokasi desa tersebut pada lereng gunung yang terjal atau curam ditambah sedikitnya vegetasi, berpotensi juga terjadi bencana longsong.
Jika disimpulkan, LAPAN melihat bahwa desa Nelelamadike yang terdampak bencana pekan lalu memang memiliki kondisi wilayah rawan bencana.
Musibah banjir bandang yang menghantam wilayah tersebut sudah terlihat potensinya, meski berdasarkan data yang diambil pada tahun lalu.
Analisa tersebut dilakukan menggunakan data citra Pleiades per 23 April 2020 untuk mendeteksi wilayah yang berpotensi terdampak bencana.
BACA JUGA - Kualat! Petaka Terusan Suez Dikaitkan dengan Pemindahan Mumi Firaun
Dari hasil analisa, menunjukkan bahwa Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, terletak di kaki gunung berapi Ile Boleng, dengan ketinggian antara 140 - 300 mdpl (meter di bawah permukaan laut).
Desan Nelelamadike merupakan wilayah dengan iklim tropis yang memiliki rata-rata kemarau panjang, sehingga vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut sangat panjang.
"Terdapat alur sungai yang melewati Desa Nelelamadike, akan tetapi jarang terdapat aliran air mengingat daerah tersebut memiliki kemarau yang panjang," jelas LAPAN, dikutip Kamis (8/4/2021).
Di sekitar alur sungai juga teramati banyak pemukiman penduduk, sehingga berpotensi luapan banjir ketika terjadi curah hujan yang sangat tinggi.
Selain itu, lokasi desa tersebut pada lereng gunung yang terjal atau curam ditambah sedikitnya vegetasi, berpotensi juga terjadi bencana longsong.
Jika disimpulkan, LAPAN melihat bahwa desa Nelelamadike yang terdampak bencana pekan lalu memang memiliki kondisi wilayah rawan bencana.
Musibah banjir bandang yang menghantam wilayah tersebut sudah terlihat potensinya, meski berdasarkan data yang diambil pada tahun lalu.
(wbs)
Lihat Juga :
