Bantu Belajar Online, SOS Children’s Villages Siapkan Program Digital Village & Library
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kondisi di tengah pandemi menuntut kita untuk beradaptasi dengan keadaan. SOS Children’s Villages Indonesia sendiri sudah menyiapkan program Digital Village & Library untuk dapat mendukung anak-anak dalam proses pembelajaran jarak jauh, pengembangan diri, hingga persiapan remaja menuju kemandirian.
Konsep Digital Village yaitu menyediakan perangkat komputer dan jaringan internet di setiap rumah keluarga atau dalam sebuah komunitas dengan tujuan sebagai media untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan diri anak dan keluarga. Di SOS Children’s Village Flores, misalnya, pemasangan Digital Village dilakukan sejak Desember 2019.
Di tengah kondisi pandemi dan anak-anak tidak bisa sekolah, program Digital Village ini kembali dikencangkan agar semua anak-anak asuhan dan dampingan SOS Children’s Villages bisa mendapatkan kesempatan pembelajaran yang sama seperti anak-anak lainnya. Dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak dan mitra korporasi, 8 lokasi desa anak SOS kini sudah dilengkapi dengan fasilitas Digital Village. Setelah kebutuhan untuk 940 anak terpenuhi, SOS Children’s Villages fokus menyiapkan pengadaan infrastruktur bagi ribuan anak dan keluarga di komunitas dampingan.
“Saya baru memulai kuliah di jurusan Sistem Informasi. Karena pandemi, kuliah dilakukan jarak jauh secara online. Saya bersyukur ada dukungan komputer dan jaringan internet di rumah sehingga tidak kesulitan mengikuti perkuliahan dengan baik hingga saat ini. Saya juga mendapat kesempatan untuk mengikuti computer programming course secara online yang diselenggarakan oleh Mentors Without Borders yang berlokasi di Bacau, Rumania,” cerita Lisa*, remaja SOS Children’s Village Semarang.
Di daerah lain, ada anak-anak Komunitas Kampung Jawa di Banda Aceh yang turut merasakan manfaat Digital Village. Kampung Jawa merupakan salah satu komunitas dampingan Family Strengthening Program SOS yang terletak di pinggiran kota Banda Aceh yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai pemulung dan nelayan. Sehari-hari, anak-anak disibukkan dengan membantu orang tua memulung dan mencari ikan di laut. Keterbatasan ekonomi mengharuskan anak-anak ikut membantu orang tua mereka mencari nafkah. Bahkan, banyak anak dari Kampung Jawa yang melupakan pendidikan formal, terutama di masa pandemi ini, karena tidak memiliki ketersediaan perangkat untuk belajar online dan jaringan internet.
Menyikapi hal tersebut, SOS Children’s Village Banda Aceh membantu menyediakan solusi untuk anak yang ingin belajar dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Pembina SOS Banda Aceh mengadakan les komputer setiap dua kali dalam seminggu. Anak-anak di Kampung Jawa dijemput menggunakan mobil operasional dan menuju SOS Banda Aceh dengan dampingan seorang ketua pemulung, Ibu Juariyah. Anak-anak yang mengikuti les komputer berkisar 10-15 anak setiap minggunya. Mereka diajarkan untuk mengenal perangkat komputer, mengoperasikan komputer dasar. Pembelajaran dilakukan bertahap sampai mereka bisa melanjutkan ke tahap yang lebih mendalam.
Kendati demikian, fasilitas komputer di village masih kurang karena jumlah anak jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah fasilitas komputer. Mereka harus memakai komputer di rumah dan di lab komputer secara bergantian. Fasilitas komputer juga belum merata tersebar di ratusan lokasi komunitas. Karena itulah, dukungan dan bantuan masyarakat serta para mitra masih berperan besar untuk bersama-sama mensukseskan program Digital Village & Library bagi generasi penerus bangsa kita.
Konsep Digital Village yaitu menyediakan perangkat komputer dan jaringan internet di setiap rumah keluarga atau dalam sebuah komunitas dengan tujuan sebagai media untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan diri anak dan keluarga. Di SOS Children’s Village Flores, misalnya, pemasangan Digital Village dilakukan sejak Desember 2019.
Di tengah kondisi pandemi dan anak-anak tidak bisa sekolah, program Digital Village ini kembali dikencangkan agar semua anak-anak asuhan dan dampingan SOS Children’s Villages bisa mendapatkan kesempatan pembelajaran yang sama seperti anak-anak lainnya. Dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak dan mitra korporasi, 8 lokasi desa anak SOS kini sudah dilengkapi dengan fasilitas Digital Village. Setelah kebutuhan untuk 940 anak terpenuhi, SOS Children’s Villages fokus menyiapkan pengadaan infrastruktur bagi ribuan anak dan keluarga di komunitas dampingan.
“Saya baru memulai kuliah di jurusan Sistem Informasi. Karena pandemi, kuliah dilakukan jarak jauh secara online. Saya bersyukur ada dukungan komputer dan jaringan internet di rumah sehingga tidak kesulitan mengikuti perkuliahan dengan baik hingga saat ini. Saya juga mendapat kesempatan untuk mengikuti computer programming course secara online yang diselenggarakan oleh Mentors Without Borders yang berlokasi di Bacau, Rumania,” cerita Lisa*, remaja SOS Children’s Village Semarang.
Di daerah lain, ada anak-anak Komunitas Kampung Jawa di Banda Aceh yang turut merasakan manfaat Digital Village. Kampung Jawa merupakan salah satu komunitas dampingan Family Strengthening Program SOS yang terletak di pinggiran kota Banda Aceh yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai pemulung dan nelayan. Sehari-hari, anak-anak disibukkan dengan membantu orang tua memulung dan mencari ikan di laut. Keterbatasan ekonomi mengharuskan anak-anak ikut membantu orang tua mereka mencari nafkah. Bahkan, banyak anak dari Kampung Jawa yang melupakan pendidikan formal, terutama di masa pandemi ini, karena tidak memiliki ketersediaan perangkat untuk belajar online dan jaringan internet.
Menyikapi hal tersebut, SOS Children’s Village Banda Aceh membantu menyediakan solusi untuk anak yang ingin belajar dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Pembina SOS Banda Aceh mengadakan les komputer setiap dua kali dalam seminggu. Anak-anak di Kampung Jawa dijemput menggunakan mobil operasional dan menuju SOS Banda Aceh dengan dampingan seorang ketua pemulung, Ibu Juariyah. Anak-anak yang mengikuti les komputer berkisar 10-15 anak setiap minggunya. Mereka diajarkan untuk mengenal perangkat komputer, mengoperasikan komputer dasar. Pembelajaran dilakukan bertahap sampai mereka bisa melanjutkan ke tahap yang lebih mendalam.
Kendati demikian, fasilitas komputer di village masih kurang karena jumlah anak jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah fasilitas komputer. Mereka harus memakai komputer di rumah dan di lab komputer secara bergantian. Fasilitas komputer juga belum merata tersebar di ratusan lokasi komunitas. Karena itulah, dukungan dan bantuan masyarakat serta para mitra masih berperan besar untuk bersama-sama mensukseskan program Digital Village & Library bagi generasi penerus bangsa kita.
(wbs)