Facebook Bangun Kabel Internet Bawah Laut dari AS ke Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Facebook dan Google tengah merencanakan dua kabel internet bawah laut baru untuk menghubungkan Asia Tenggara ke Amerika Utara.
Proyek yang bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi lokal ini bertujuan untuk menyediakan internet yang lebih cepat ke Singapura dan Indonesia.
Ini terjadi setelah Facebook menarik tiga proyek untuk menghubungkan Amerika Serikat (AS) ke Hong Kong dengan kabel serupa, menyusul kekhawatiran pemerintah atas kegiatan mata-mata. Kabel tersebut membutuhkan persetujuan peraturan dari pemerintah nasional yang terlibat.
Proyek yang diberi nama Echo dan Bifrost itu akan menjadi dua kabel pertama yang melewati rute baru yang melintasi Laut Jawa.
“Mereka akan meningkatkan kapasitas bawah laut secara keseluruhan di trans-Pasifik sekitar 70%,” kata Kevin Salvadori, Wakil Presiden Investasi Jaringan Facebook kepada Reuters.
Salvadori menambahkan, kabel bawah laut tersebut akan menjadi yang pertama menghubungkan langsung Amerika Utara ke wilayah utama Indonesia.
Melansir laman BBC, Selasa (30/3/2021), proyek Echo rencananya akan selesai pada 2023, bekerja sama dengan Google dan perusahaan telekomunikasi Indonesia XL Axiata. Sementara Bifrost direncanakan akan selesai setahun kemudian.
Meskipun lebih dari 73 persen penduduk Indonesia menggunakan internet, mayoritas dari mereka mengaksesnya melalui data seluler.
Bahkan menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020 menemukan kurang dari 10 persen menggunakan fixed-line broadband.
Tahun lalu, Facebook mengatakan akan membangun 3.000 km fiber optic di Indonesia di 20 kota, selain kesepakatan sebelumnya untuk mengembangkan hotspot wi-fi publik.
Di sisi lain, Salvadori menuturkan perusahaan juga akan melanjutkan proyek di Pacific Light Cable Network (PLCN).
"Kami bekerja dengan mitra dan regulator untuk memenuhi semua kekhawatiran yang dimiliki masyarakat, dan kami berharap kabel tersebut menjadi kabel trans-Pasifik yang berharga dan produktif," tutur Salvadori.
PLCN didanai oleh Facebook dan Alphabet, perusahaan induk Google , yang rencana awalnya dimaksudkan untuk menghubungkan Amerika Serikat, Taiwan, Hong Kong, dan Filipina.
Rencana ini ditarik tahun lalu setelah masalah keamanan nasional yang diangkat oleh pemerintahan Trump, tetapi Facebook mengonfirmasi bahwa pihaknya masih mengerjakannya.
Proposal terpisah dengan Amazon untuk menghubungkan San Francisco dengan Hong Kong melalui kabel bawah laut juga dibatalkan tahun lalu.
Awal bulan ini, skema lebih lanjut yang dikenal sebagai proyek Hong Kong-Amerika juga dibatalkan oleh Facebook karena kekhawatiran yang sedang berlangsung dari pemerintah AS tentang hubungan komunikasi langsung antara Amerika Serikat dan Hong Kong.
Facebook mengatakan akan "mengkonfigurasi ulang" rencana untuk memenuhi permintaan pemerintah AS.
Proyek yang bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi lokal ini bertujuan untuk menyediakan internet yang lebih cepat ke Singapura dan Indonesia.
Ini terjadi setelah Facebook menarik tiga proyek untuk menghubungkan Amerika Serikat (AS) ke Hong Kong dengan kabel serupa, menyusul kekhawatiran pemerintah atas kegiatan mata-mata. Kabel tersebut membutuhkan persetujuan peraturan dari pemerintah nasional yang terlibat.
Proyek yang diberi nama Echo dan Bifrost itu akan menjadi dua kabel pertama yang melewati rute baru yang melintasi Laut Jawa.
“Mereka akan meningkatkan kapasitas bawah laut secara keseluruhan di trans-Pasifik sekitar 70%,” kata Kevin Salvadori, Wakil Presiden Investasi Jaringan Facebook kepada Reuters.
Salvadori menambahkan, kabel bawah laut tersebut akan menjadi yang pertama menghubungkan langsung Amerika Utara ke wilayah utama Indonesia.
Melansir laman BBC, Selasa (30/3/2021), proyek Echo rencananya akan selesai pada 2023, bekerja sama dengan Google dan perusahaan telekomunikasi Indonesia XL Axiata. Sementara Bifrost direncanakan akan selesai setahun kemudian.
Meskipun lebih dari 73 persen penduduk Indonesia menggunakan internet, mayoritas dari mereka mengaksesnya melalui data seluler.
Bahkan menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020 menemukan kurang dari 10 persen menggunakan fixed-line broadband.
Tahun lalu, Facebook mengatakan akan membangun 3.000 km fiber optic di Indonesia di 20 kota, selain kesepakatan sebelumnya untuk mengembangkan hotspot wi-fi publik.
Di sisi lain, Salvadori menuturkan perusahaan juga akan melanjutkan proyek di Pacific Light Cable Network (PLCN).
"Kami bekerja dengan mitra dan regulator untuk memenuhi semua kekhawatiran yang dimiliki masyarakat, dan kami berharap kabel tersebut menjadi kabel trans-Pasifik yang berharga dan produktif," tutur Salvadori.
PLCN didanai oleh Facebook dan Alphabet, perusahaan induk Google , yang rencana awalnya dimaksudkan untuk menghubungkan Amerika Serikat, Taiwan, Hong Kong, dan Filipina.
Rencana ini ditarik tahun lalu setelah masalah keamanan nasional yang diangkat oleh pemerintahan Trump, tetapi Facebook mengonfirmasi bahwa pihaknya masih mengerjakannya.
Proposal terpisah dengan Amazon untuk menghubungkan San Francisco dengan Hong Kong melalui kabel bawah laut juga dibatalkan tahun lalu.
Awal bulan ini, skema lebih lanjut yang dikenal sebagai proyek Hong Kong-Amerika juga dibatalkan oleh Facebook karena kekhawatiran yang sedang berlangsung dari pemerintah AS tentang hubungan komunikasi langsung antara Amerika Serikat dan Hong Kong.
Facebook mengatakan akan "mengkonfigurasi ulang" rencana untuk memenuhi permintaan pemerintah AS.
(wsb)