Review, Spesifikasi, dan Harga DJI Pocket 2, Kamera Video Paling Kecil tapi Paling Stabil
loading...
A
A
A
JAKARTA - DJI Pocket 2 memang menyasar pengguna yang sedikit segmented, yakni mereka yang fokus untuk membuat video sinematik tapi tidak ingin direpotkan dengan dimensi kamera yang besar.
Ada dua hal saat bicara tentang DJI Pocket 2. Pertama, soal video yang stabil dan kedua soal dimensi yang mungil.
Soal harga, DJI Pocket 2 juga tidak terlalu membebani kantong. Masih dibawah kamera saku mirrorless.
Paket DJI Pocket 2 (termasuk tongkat kendali mini dan dudukan tripod 1/4”) dibanderol Rp5.999.000. Adapun paket DJI Pocket 2 Creator Combo (termasuk tongkat kendali mini, dudukan tripod 1/4”, lensa wide-angle, mikrofon nirkabel dan penutup layar, pegangan Do-It-All sertatripod mikro) harganya Rp8.299.000.
Dimensi Mungil
DJI Osmo Pocket pertama rilis pada November 2018, dan menjadi kamera dengan gimbal terkecil yang pernah dirilis. Nah, ada banyak penyempurnaan DJI Pocket 2 dibanding versi pertamanya itu.
Sindonews suka sekali dengan desainnya yang ringkas. Memang masih serupa dengan pendahulunya. Yakni, berupa kamera ringkas dengan (stabilizer) gimbal 3-axis. Dan memang tidak ada yang perlu dirubah jika tidak salah.
DJI Pocket 2 adalah kamera saku yang secara harfiah bisa dimasukkan ke dalam kantong. Bahkan tidak perlu ada tas khusus. Kita bisa berjalan-jalan di perkotaan, di gunung, di pantai, hanya dengan celana pendek tanpa membawa tas apapun sambil tetap membuat konten video sinematik. Keasyikkan ini yang bahkan tidak miliki kamera lain, termasuk GoPro sekalipun.
Bahkan untuk membawa action camera pun saya harus menggendong tas kecil karena kamera itu optimal digunakan dengan mounting, three way tripod, dan aksesori tambahan lainnya.
Sebaliknya, DJI Pocket 2 hanya perlu dikeluarkan dari saku celana, buka case-nya, nyalakan, dan sudah bisa langsung merekam momen video.
Fitur Baru
Tentu saja teknologi kamera cepat sekali bergerak. Ketika kamera ponsel sudah menganggap wajar 48 MP, 64 MP, bahkan 108 MP, maka mau tidak mau DJI Pocket 2 harus disegarkan supaya update atau relevan dengan kebutuhan pengguna.
Dari sisi kamera, DJI Pocket 2 menggunakan resolusi gambar 64 MP atau terbesar di kelasnya. Lalu, sensor yang dulunya 1/2.3-inci kini diperbarui menjadi 1/1.7 inci. Dampaknya, ketika kita merekam video di sore hari, detail tetap terjaga dan noise berkurang jauh.
Saya mencoba DJI Pocket 2 untuk mengabadikan pernikahan salah satu saudara. Terus terang saya terkejut dengan hasilnya. Videonya bagus sekali. Bahkan untuk keperluan profesional (wedding videografer) pun lebih dari cukup.
Karena ukurannya mungil, saya juga bisa bereksperimen dengan gerakan kamera yang ekstrim. DJI Pocket 2 cocok sekali untuk merekam gambar-gambar B-roll yang sinematik. Apalagi, fitur HDR Video membuat hasil video lebih detil dan warnanya lebih menonjol.
Favorit saya karena FOV 93° yang lebih lebar, sehingga lebih banyak obyek yang bisa direkam. Di dalam ruangan, kualitas video tetap terjaga berkat focal length dan bukaan lebih baik, yakni 20 mm dan f/1.8 dari sebelumnya 26mm dan f/2.0.
DJI juga menaruh perhatian penting pada fokus, terutama obyek-obyek cepat lewat fitur Hybrid AF 2.0. Saya rasakan fokusnya memang terbilang baik dan terjaga.
Fitur Fast Wake penting, karena membuat kamera lebih cepat dinyalakan untuk mengambil momen spontan.
Hal lain yang menarik adalah penggunaan empat mikropon untuk merekam suara yang lebih immersive atau jernih. Ini penting ketika membuat video vlog. Kemampuan SoundTrack untuk menyesuaikan arah suara berdasarkan arah kamera berguna sekali.
Menurut saya, DJI Pocket 2 akan ideal bagi videografer/vlogger yang suka ngulik. Karena memang ada banyak sekali fitur yang bisa di ulik. Misalnya 8x zoom, template preset langsung di kamera, fitur slow motion 8x di 1080p, hingga foto panorama 180 dan 3x3.
Kekurangan
Tentu form factor super mungil, DJI Pocket 2 memang sangat praktis. Tapi, juga tetap menyisakan kekurangan dalam beberapa hal.
Pertama, terus terang saya jarang sekali mengabadikan foto. Sebab, layarnya terlalu kecil untuk melihat detil gambar apakah fokus atau tidak.
Kan bisa terhubung ke layar ponsel? Memang bisa. Tapi, seringnya saya mendapat momen cepat dan terlalu malas untuk melakukan pairing ke ponsel. Alasan lainnya, gerakan jadi lebih terbatas. Karena itu saya lebih sering menggunakan DJI Pocket 2 langsung tanpa dipadankan dengan ponsel.
Walau, terkadang menjadi ”deg-degan” karena kita tidak tahu apakah gambar video sudah fokus atau tidak, atau framenya sudah sesuai atau belum. Faktanya memang ini butuh latihan dan kebiasaan.
Hal lainnya adalah DJI Pocket 2 ini harus hati-hati benar memakainya. Jangan sampai terbentur, jangan sampai terjatuh, jangan lupa mematikan gimbalnya sebelum dimasukkan ke dalam case. Karena motor gimbal yang mungil itu sangat rentan benturan dan tidak bisa diperlakukan serampangan seperti action camera yang lebih tahan banting.
Spesifikasi DJI Pocket 2
Dimensi: 124.7Ă—38.1Ă—30 mm
Berat: 117 g
Gimbal: 3-axis
Kamera : 64 MP, sensor 1/1.7” CMOS,
Lensa: FOV 93° f/1.8
ISO: Foto 100-6400 (16 MP), 100-3200 (64 MP), video: 100-6400
Resolusi video: 4K Ultra HD: 3840Ă—2160, 60 Fps.
Video Mode: HDR Video, Timelapse, Motionlapse, Hyperlapse
Slow Motion: 1080p/120 fps dan 240 fps
Video Bitrate: 100 Mbps
SD Card: 256 GB
Baterai: LiPo, 875 mAh, tahan 140 minutes dan waktu charge 73 menit
Ada dua hal saat bicara tentang DJI Pocket 2. Pertama, soal video yang stabil dan kedua soal dimensi yang mungil.
Soal harga, DJI Pocket 2 juga tidak terlalu membebani kantong. Masih dibawah kamera saku mirrorless.
Paket DJI Pocket 2 (termasuk tongkat kendali mini dan dudukan tripod 1/4”) dibanderol Rp5.999.000. Adapun paket DJI Pocket 2 Creator Combo (termasuk tongkat kendali mini, dudukan tripod 1/4”, lensa wide-angle, mikrofon nirkabel dan penutup layar, pegangan Do-It-All sertatripod mikro) harganya Rp8.299.000.
Dimensi Mungil
DJI Osmo Pocket pertama rilis pada November 2018, dan menjadi kamera dengan gimbal terkecil yang pernah dirilis. Nah, ada banyak penyempurnaan DJI Pocket 2 dibanding versi pertamanya itu.
Sindonews suka sekali dengan desainnya yang ringkas. Memang masih serupa dengan pendahulunya. Yakni, berupa kamera ringkas dengan (stabilizer) gimbal 3-axis. Dan memang tidak ada yang perlu dirubah jika tidak salah.
DJI Pocket 2 adalah kamera saku yang secara harfiah bisa dimasukkan ke dalam kantong. Bahkan tidak perlu ada tas khusus. Kita bisa berjalan-jalan di perkotaan, di gunung, di pantai, hanya dengan celana pendek tanpa membawa tas apapun sambil tetap membuat konten video sinematik. Keasyikkan ini yang bahkan tidak miliki kamera lain, termasuk GoPro sekalipun.
Bahkan untuk membawa action camera pun saya harus menggendong tas kecil karena kamera itu optimal digunakan dengan mounting, three way tripod, dan aksesori tambahan lainnya.
Sebaliknya, DJI Pocket 2 hanya perlu dikeluarkan dari saku celana, buka case-nya, nyalakan, dan sudah bisa langsung merekam momen video.
Fitur Baru
Tentu saja teknologi kamera cepat sekali bergerak. Ketika kamera ponsel sudah menganggap wajar 48 MP, 64 MP, bahkan 108 MP, maka mau tidak mau DJI Pocket 2 harus disegarkan supaya update atau relevan dengan kebutuhan pengguna.
Dari sisi kamera, DJI Pocket 2 menggunakan resolusi gambar 64 MP atau terbesar di kelasnya. Lalu, sensor yang dulunya 1/2.3-inci kini diperbarui menjadi 1/1.7 inci. Dampaknya, ketika kita merekam video di sore hari, detail tetap terjaga dan noise berkurang jauh.
Saya mencoba DJI Pocket 2 untuk mengabadikan pernikahan salah satu saudara. Terus terang saya terkejut dengan hasilnya. Videonya bagus sekali. Bahkan untuk keperluan profesional (wedding videografer) pun lebih dari cukup.
Karena ukurannya mungil, saya juga bisa bereksperimen dengan gerakan kamera yang ekstrim. DJI Pocket 2 cocok sekali untuk merekam gambar-gambar B-roll yang sinematik. Apalagi, fitur HDR Video membuat hasil video lebih detil dan warnanya lebih menonjol.
Favorit saya karena FOV 93° yang lebih lebar, sehingga lebih banyak obyek yang bisa direkam. Di dalam ruangan, kualitas video tetap terjaga berkat focal length dan bukaan lebih baik, yakni 20 mm dan f/1.8 dari sebelumnya 26mm dan f/2.0.
DJI juga menaruh perhatian penting pada fokus, terutama obyek-obyek cepat lewat fitur Hybrid AF 2.0. Saya rasakan fokusnya memang terbilang baik dan terjaga.
Fitur Fast Wake penting, karena membuat kamera lebih cepat dinyalakan untuk mengambil momen spontan.
Hal lain yang menarik adalah penggunaan empat mikropon untuk merekam suara yang lebih immersive atau jernih. Ini penting ketika membuat video vlog. Kemampuan SoundTrack untuk menyesuaikan arah suara berdasarkan arah kamera berguna sekali.
Menurut saya, DJI Pocket 2 akan ideal bagi videografer/vlogger yang suka ngulik. Karena memang ada banyak sekali fitur yang bisa di ulik. Misalnya 8x zoom, template preset langsung di kamera, fitur slow motion 8x di 1080p, hingga foto panorama 180 dan 3x3.
Kekurangan
Tentu form factor super mungil, DJI Pocket 2 memang sangat praktis. Tapi, juga tetap menyisakan kekurangan dalam beberapa hal.
Pertama, terus terang saya jarang sekali mengabadikan foto. Sebab, layarnya terlalu kecil untuk melihat detil gambar apakah fokus atau tidak.
Kan bisa terhubung ke layar ponsel? Memang bisa. Tapi, seringnya saya mendapat momen cepat dan terlalu malas untuk melakukan pairing ke ponsel. Alasan lainnya, gerakan jadi lebih terbatas. Karena itu saya lebih sering menggunakan DJI Pocket 2 langsung tanpa dipadankan dengan ponsel.
Walau, terkadang menjadi ”deg-degan” karena kita tidak tahu apakah gambar video sudah fokus atau tidak, atau framenya sudah sesuai atau belum. Faktanya memang ini butuh latihan dan kebiasaan.
Hal lainnya adalah DJI Pocket 2 ini harus hati-hati benar memakainya. Jangan sampai terbentur, jangan sampai terjatuh, jangan lupa mematikan gimbalnya sebelum dimasukkan ke dalam case. Karena motor gimbal yang mungil itu sangat rentan benturan dan tidak bisa diperlakukan serampangan seperti action camera yang lebih tahan banting.
Spesifikasi DJI Pocket 2
Dimensi: 124.7Ă—38.1Ă—30 mm
Berat: 117 g
Gimbal: 3-axis
Kamera : 64 MP, sensor 1/1.7” CMOS,
Lensa: FOV 93° f/1.8
ISO: Foto 100-6400 (16 MP), 100-3200 (64 MP), video: 100-6400
Resolusi video: 4K Ultra HD: 3840Ă—2160, 60 Fps.
Video Mode: HDR Video, Timelapse, Motionlapse, Hyperlapse
Slow Motion: 1080p/120 fps dan 240 fps
Video Bitrate: 100 Mbps
SD Card: 256 GB
Baterai: LiPo, 875 mAh, tahan 140 minutes dan waktu charge 73 menit
(dan)