Berdarah-Darah di Pasar, Nokia Pangkas 11.044 Karyawan
loading...
A
A
A
DALLAS - Popularitas yang sempat dirasakan Nokia ternyata tak bisa menyelematkannya dari persaingan saat ini. Perusahaan asal Finlandia itu masih terus bersusah payah meramu strategi agar dapat terus bertahan di industri teknologi.
Efek yang ditimbulkan pun cenderung signifikan. Nokia dilaporkan telah memecat 11.044 karyawannya di dunia dalam dua tahun terakhir. Tujuannya untuk mengurangi beban tenaga kerja hingga USD597 juta atau sekitar Rp8,5 triliun dalam setahun.
Baca juga: Suhu Udara Meningkat, Bumi Terancam Kemarau Panjang
Melansir dari Gizchina, Rabu (10/3/2021), berdasarkan laporan tahunan yang diumumkan Nokia, pada 2018 perusahaan memiliki 103.083 karyawan. Lalu pada 2019 mengalami penurunan menjadi 98.322 karyawan, dan pada 2020 kembali turun menjadi 92.039 karyawan.
Secara persentase, karyawan Nokia turun 11% dalam dua tahun. Dari seluruh markas yang dimiliki Nokia, pekerja di China yang paling parah terkena imbas pemecatan.
Pada 2018, Nokia memiliki 17.214 karyawan di China. Turun menjadi 15.707 karyawan pada 2019, dan kembali turun di 2020 menjadi 13.749 karyawan.
Sementara di Amerika Utara, jumlah karyawan Nokia sebanyak 12.002 orang pada 2020, turun dari 2018 yang sebanyak 14.247 karyawan.
Begitu juga di Amerika Latin, jumlah karyawannya pada 2018 ada sebanyak 4.288 orang, kemudian pada 2020 menjadi 3.674 karyawan.
Efek yang ditimbulkan pun cenderung signifikan. Nokia dilaporkan telah memecat 11.044 karyawannya di dunia dalam dua tahun terakhir. Tujuannya untuk mengurangi beban tenaga kerja hingga USD597 juta atau sekitar Rp8,5 triliun dalam setahun.
Baca juga: Suhu Udara Meningkat, Bumi Terancam Kemarau Panjang
Melansir dari Gizchina, Rabu (10/3/2021), berdasarkan laporan tahunan yang diumumkan Nokia, pada 2018 perusahaan memiliki 103.083 karyawan. Lalu pada 2019 mengalami penurunan menjadi 98.322 karyawan, dan pada 2020 kembali turun menjadi 92.039 karyawan.
Secara persentase, karyawan Nokia turun 11% dalam dua tahun. Dari seluruh markas yang dimiliki Nokia, pekerja di China yang paling parah terkena imbas pemecatan.
Pada 2018, Nokia memiliki 17.214 karyawan di China. Turun menjadi 15.707 karyawan pada 2019, dan kembali turun di 2020 menjadi 13.749 karyawan.
Sementara di Amerika Utara, jumlah karyawan Nokia sebanyak 12.002 orang pada 2020, turun dari 2018 yang sebanyak 14.247 karyawan.
Begitu juga di Amerika Latin, jumlah karyawannya pada 2018 ada sebanyak 4.288 orang, kemudian pada 2020 menjadi 3.674 karyawan.
(wbs)