Cara Telkomsel Mengatasi Double Disruption Diapresiasi

Senin, 08 Maret 2021 - 09:45 WIB
loading...
Cara Telkomsel Mengatasi...
VP Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin, mengungkapkan, tahun lalu perusahaan mencanangkan transformasi digital dalam bisnis telekomunikasi tapi terhadang pandemik. Foto/M Iqbal/SINDOnews/Capture
A A A
JAKARTA - Pandemik virus Corona memberikan tantangan tersendiri bagi para praktisi public relation di berbagai perusahaan, termasuk Telkomsel . Perusahaan pun mengalami double disruption.

Sebagai perusahaan teknologi, Telkomsel berusaha untuk bertahan dan berkembang dengan mengubah diri dari perusahaan telekomunikasi dasar menjadi digital telco. Sedangkan di saat bersamaan datang wabah COVID-19.

VP Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin, mengungkapkan, tahun lalu perusahaan mencanangkan transformasi digital dalam bisnis telekomunikasi tapi terhadang pandemi.

"COVID mempengaruhi cara kami bergerak dan berbicara dengan publik," kata Denny saat webinar "PR is King, Internal Communication is Princess" dalam rangka Indonesia PR of The Year ke-14.

Kondisi ini mendorong Telkomsel menggelar program "giving back to people". Pihaknya meyakinkan manajemen bahwa ini saatnya mereka "memberikan kembali" kepada masyarakat. Program diwujudkan dengan memperkuat CSR dan komunikasi internal agar karyawan tetap produktif.

"Kami ingin, bagaimana dengan teknologi yang ada membuat dampak sosial sebesar-besarnya kepada masyarakat (di saat sulit)," ujar Denny.

Sementara itu, Direktur Komunikasi Perusahaan Danone Indonesia, Arif Mujahidin, mengatakan, pernah mengalami tantangan komunikasi saat pabrik kebanjiran sehingga konsumen mencemaskan pasokan air minum dan aksi boikot produk Prancis di 2020.

"Kami tidak bisa mengatur apa yang terjadi di luar sana. Yang bisa lakukan ialah beraksi dengan situasi eksternal," ucap Arif.

Untuk itu, tim komunikasi memonitor perkembangan isu guna mendapatkan persepsi, menjangkau jaringan yang ada, memastikan dukungan internal, dan melakukan defense secara baik. "Dalam keadaan krisis kita tidak boleh berhenti communicating hal-hal baik," kata Arif.

Pemimpin Redaksi Majalah MIX-Marketing Communication, Lis Hendriani, mengutarakan, dalam Indonesia PR of The Year yang ke-14 di tengah pandemi, mereka menekankan praktisi dan program PR terbaik yang tidak hanya dipilih oleh jurnalis, praktisi, tapi juga oleh pakar-pakar komunikasi. Di antaranya, Bambang Sumaryanto (dosen ilmu komunikasi Universitas Indonesia dan LSPR), serta Elvera Makki, dosen The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta.

Disebutkannya, ada 181 program PR yang masuk dalam penilaian untuk anugerah Indonesia PR Program of the Year 2021. Program-program ini didominasi oleh kegiatan PR yang terkait pandemi.

Peraih penghargaan praktisi PR diraih oleh Pandu Setio, Senior PR dan Brand Communication Manager PT Sharp Electronics Indonesia dan Dhyta Ayuningthas dari PT LG Electronics Indonesia. Sedangkan peraih program PR terbaik antara lain diberikan kepada Asuransi Astra, Danone-Aqua, dan Panasonic Gobel.

Ada lima kategori untuk anugerah PR Program, yaitu Creative PR Program, Marketing PR Program, Social PR Program, Media Relations Program, dan Owned Media. Kriteria penilaian didasarkan pada tiga hal, yaitu Konsep (konsep program dilihat dari kreativitasnya), Pesan (artikulasi pesan yang disampaikan melalui press release maupun melalui statement spoke person-nya, dan Hasil (coverage media).
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1628 seconds (0.1#10.140)