Riset Sebut Diversifikasi Sawit dengan Jagung dan Cokelat Lebih Ekonomis

Sabtu, 13 Februari 2021 - 21:05 WIB
loading...
Riset Sebut Diversifikasi...
Pekerja menunjukkan kelapa sawit saat panen. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
BERAU - Climate Policy Initiative (CPI) meluncurkan laporan terkait penelitiannya di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Hasil riset menunjukkan program diversifikasi tanaman berpotensi mengurangi risiko usaha dari hancurnya harga jual sawit.

Laporan berjudul “Membina Ketahanan Ekonomi di Berau Melalui Diversifikasi Tanaman Rakyat” ini merupakan salah satu dari rangkaian penelitian yang dilakukan CPI di Berau sebagai bagian dari Proyek LEOPALD (Low Emission Palm Oil Development) atau “Pengembangan Minyak Sawit Emisi Rendah” yang dilaksanakan CPI bekerja sama dengan Konservasi Alam Nusantara dan GIZ Jerman.

Proyek ini bertujuan mendukung kegiatan Pemprov Kalimantan Timur dalam menerapkan strategi Kesepakatan Pembangunan Hijau (Green Growth Compact) melalui kegiatan pengembangan minyak kelapa sawit yang lebih berkelanjutan. Laporan menyebutkan, bertanam kelapa sawit telah menjadi mata pencaharian utama para petani kecil swadaya (lahan 2-5 hektare) di Berau. Namun, hal itu tidak cukup untuk menutupi biaya hidup minimal mereka.

Selain itu, ketergantungan berlebih terhadap perkebunan sawit sebagai sumber penghidupan juga menimbulkan berbagai risiko ekonomi bagi petani seperti fluktuasi harga jual sawit yang tidak stabil, rendahnya produktivitas lahan karena risiko iklim, dan kurangnya modal usaha.

“Kami menemukan bahwa menjual sawit saja tidak cukup untuk menghasilkan pendapatan yang layak bagi petani kecil di Berau, dan hanya dapat menghasilkan pengembalian investasi pada tingkat yang jauh di bawah upah minimum di wilayah tersebut,” kata Tiza Mafira, Associate Director CPI Indonesia.

Menurut dia, kebun kelapa sawit seluas dua hektar disana hanya menghasilkan pengembalian 439% lebih rendah, atau 4,4 kali lipat lebih rendah, dari upah minimum dan pendapatan per kapita Kabupaten Berau berdasarkan pemodelan keuangan selama 25 tahun.

CPI juga melaporkan bahwa meski Kabupaten Berau telah berhasil menyediakan bahan pangan pokok seperti beras melalui program swasembada, ketergantungan pada kelapa sawit menyebabkan tergerusnya berbagai tanaman pangan dan palawija lainnya seperti cokelat dan lada.

Akibatnya, lanjut dia, ketahanan pangan di Berau menjadi terancam karena harus mendatangkan tanaman pangan dari daerah lain. Oleh karena itu, menurut CPI, program diversifikasi tanaman menjadi solusi yang tepat untuk menguatkan ketahanan pangan di Kabupaten Berau khususnya.

“Penelitian kami di Kabupaten Berau menunjukkan bahwa jagung adalah tanaman yang paling direkomendasikan untuk diversifikasi perkebunan kelapa sawit, karena potensi penghasilan yang tinggi, kesiapan infrastruktur, dan kesenjangan pengetahuan yang rendah. Selain jagung, cokelat juga menjanjikan keuntungan yang besar,” lanjut Tiza.

Menurut dia, diversifikasi minyak sawit dengan jagung akan menghasilkan potensi pendapatan hingga 825% lebih besar daripada penanaman tunggal. Sementara itu, tanaman cokelat dapat menghasilkan potensi pendapatan hingga 495% lebih besar dibandingkan hanya bergantung pada satu tanaman.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Sel kulit Manusia Diklaim...
Sel kulit Manusia Diklaim Diam-diam Berteriak untuk Berkomunikasi
Bayi Diberi Terapi Gen...
Bayi Diberi Terapi Gen Baru demi Penelitian Inovatif
Cari Tahu Asal-usul...
Cari Tahu Asal-usul Kehidupan, Ilmuwan Beberkan Fakta Mengejutkan Ini
Kondisi Bumi saat Kiamat...
Kondisi Bumi saat Kiamat Terjadi Berdasarkan Riset Terbaru Ilmuwan
Penelitian Klinis Ciptakan...
Penelitian Klinis Ciptakan Banyak Inovasi Baru
Riset Terbaru Sebut...
Riset Terbaru Sebut Struktur Bulan Keras seperti Besi
Ilmuwan Berhasil Ungkap...
Ilmuwan Berhasil Ungkap Ikan Berstruktur Tubuh seperti Kapal Selam
Diyakini sebagai Alien,...
Diyakini sebagai Alien, Fakta Baru Ditemukan di Mumi Berjari Tiga
Ilmuwan Pastikan Tidak...
Ilmuwan Pastikan Tidak Semua Orang Bisa Mendengarkan Suara Batin
Rekomendasi
Puncak Arus Balik Lebaran...
Puncak Arus Balik Lebaran 2025, Jalur Pantura Indramayu Padat Merayap
10 Sekolah Kedinasan...
10 Sekolah Kedinasan Gratis yang Banyak Diburu di 2024, Lulus Jadi PNS
Hujan Deras Landa Tangsel,...
Hujan Deras Landa Tangsel, Pondok Karya Banjir Setinggi 60 Cm
Berita Terkini
Raksasa Teknologi Terguncang:...
Raksasa Teknologi Terguncang: Apple Kehilangan USD300 Miliar Akibat Tarif Trump
23 jam yang lalu
Perbandingan Nintendo...
Perbandingan Nintendo Switch 2 dan Nintendo Switch: Harga, Spesifikasi, Desain, dan Fitur
1 hari yang lalu
Inilah Rusa Kutub Belang...
Inilah Rusa Kutub Belang Langka Norwegia yang Menghebohkan Dunia
1 hari yang lalu
Fosil Hewan Tertua di...
Fosil Hewan Tertua di Dunia Dickinsonia Ini Berumur 558 Juta Tahun!
1 hari yang lalu
Daftar Terlengkap Game...
Daftar Terlengkap Game Nintendo Switch 2 2025: Tanggal Rilis, Harga, dan Fitur
1 hari yang lalu
Alasan Jangan FOMO Pre-Order...
Alasan Jangan FOMO Pre-Order Nintendo Switch 2 Sekarang!
1 hari yang lalu
Infografis
Houthi Tembak Jatuh...
Houthi Tembak Jatuh Drone AS dengan Rudal Buatan Lokal
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved