Mengapa Buaya Minim Berevolusi Sejak Zaman Dinosaurus?

Sabtu, 16 Januari 2021 - 12:31 WIB
loading...
Mengapa Buaya Minim...
Iklim pada zaman Dinosaurus lebih hangat dari sekarang menjelaskan mengapa ada lebih banyak jenis buaya daripada yang kita lihat sekarang. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Penelitian baru menjelaskan bagaimana pola evolusi "stop-start", yang diatur oleh perubahan lingkungan, dapat menjelaskan mengapa buaya minim berevolusi sejak zaman Dinosaurus.

Penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Universitas Bristol menjelaskan bagaimana pola evolusi "stop-start", yang diatur oleh perubahan lingkungan, dapat menjelaskan mengapa buaya berubah begitu sedikit sejak era kehidupan Dinosaurus. Buaya saat ini terlihat sangat mirip dengan buaya yang berasal dari periode Jurassic sekitar 200 juta tahun lalu. Ada juga spesies lian yang hidup saat ini -hanya 25. Hewan lain seperti kadal dan burung telah mencapai keragaman ribuan spesies dalam waktu yang sama atau kurang.

Laman Science Daily melaporkan, zaman prasejarah juga memperlihatkan jenis buaya yang tidak kita lihat lagi saat ini. Termasuk raksasa sebesar Dinosaurus, pemakan tumbuhan, pelari cepat, dan "ular" yang hidup di laut.

Dalam penelitian baru yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Nature Communications Biology, para ilmuwan menjelaskan bagaimana buaya mengikuti pola evolusi yang dikenal sebagai punctuated equilibrium.

Laju evolusi mereka umumnya lambat, tapi terkadang mereka berkembang lebih cepat karena lingkungannya telah berubah. Secara khusus, penelitian baru ini menunjukkan bahwa evolusi mereka semakin cepat ketika iklim lebih hangat dan ukuran tubuh mereka meningkat.

Penulis utama, Max Stockdale, dari Sekolah Ilmu Geografis Universitas Bristol, mengatakan, analisis mereka menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk memperkirakan tingkat evolusi. Laju evolusi adalah jumlah perubahan yang telah terjadi selama jangka waktu tertentu, di mana peneliti dapat mengerjakannya dengan membandingkan pengukuran dari fosil dan memperhitungkan berapa usianya.

"Untuk penelitian kami, kami mengukur ukuran tubuh, yang penting karena berinteraksi dengan seberapa cepat hewan tumbuh, berapa banyak makanan yang mereka butuhkan, seberapa besar populasinya dan seberapa besar kemungkinan mereka akan punah."

Penemuan ini menunjukkan bahwa keanekaragaman buaya yang terbatas dan kurangnya evolusi mereka adalah hasil dari laju evolusi yang lambat. Tampaknya buaya sampai pada rancangan tubuh yang sangat efisien dan serbaguna, sehingga mereka tidak perlu mengubahnya untuk bertahan hidup.

Keserbagunaan ini bisa menjadi salah satu penjelasan mengapa buaya selamat dari benturan meteor pada akhir periode Cretaceous, di mana Dinosaurus punah. Buaya umumnya berkembang lebih baik dalam kondisi hangat karena mereka tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya dan membutuhkan kehangatan dari lingkungan.

Iklim pada zaman Dinosaurus lebih hangat dari sekarang, dan itu mungkin menjelaskan mengapa ada lebih banyak jenis buaya daripada yang kita lihat sekarang. Mampu menarik energi dari Matahari membuat mereka tidak perlu makan sebanyak hewan berdarah panas seperti burung atau mamalia.

"Sangat menarik untuk melihat betapa rumitnya hubungan antara Bumi dan makhluk hidup yang kita bagi dengannya. Buaya mendapatkan gaya hidup yang cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan sangat besar yang telah terjadi sejak Dinosaurus ada di sekitarnya," papar Stockdale.

Langkah selanjutnya untuk penelitian tim adalah mencari tahu mengapa beberapa jenis buaya prasejarah punah, sementara yang lain tidak.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Cakar Raksasa Milik...
Cakar Raksasa Milik Makhluk Berbulu Berukuran Besar Ditemukan
Danau Baikal: Saksi...
Danau Baikal: Saksi Bisu Evolusi Bumi, Danau Tertua, Terdalam, dan Terkaya Kehidupan!
Mengapa Buaya Tidak...
Mengapa Buaya Tidak Berani Memakan Capybara? Ternyata Bukan Karena Takut
Setiap Dinosaurus Memiliki...
Setiap Dinosaurus Memiliki Warna Bulu yang Berbeda-beda, Ini Buktinya
Fungsi dan Cara Kerja...
Fungsi dan Cara Kerja Selaput Mata Buaya, Rahasia Unik Sang Predator
Hidupkan Gajah Purba,...
Hidupkan Gajah Purba, Ilmuwan Ciptakan Tikus Berbulu Lebat
Jarang Diketahui, Ini...
Jarang Diketahui, Ini 7 Hewan Paling Kebal Racun yang Mengejutkan
Misteri Plesiosaurus...
Misteri Plesiosaurus Terungkap: Monster Loch Ness dengan Kulit ala Lumba-lumba dan Sisik Keras Komodo
Begini Rasanya Dimakan...
Begini Rasanya Dimakan Ular Anaconda Hidup-hidup
Rekomendasi
Kronologi Mantan Artis...
Kronologi Mantan Artis Drama Kolosal Sekar Arum Ditangkap terkait Uang Palsu
Meski Mesra dengan Putin,...
Meski Mesra dengan Putin, 3 Alasan Donald Trump Perpanjang Sanksi untuk Rusia selama 12 Bulan
PGRI Dukung Rencana...
PGRI Dukung Rencana Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diterapkan di SMA
Berita Terkini
Ciptakan Ruang Digital...
Ciptakan Ruang Digital yang Aman, Menkomdigi Sarankan Beralih ke eSIM
1 jam yang lalu
OpenAI Gugat Balik Elon...
OpenAI Gugat Balik Elon Musk, Ini Masalahnya
4 jam yang lalu
Kenapa Bumbu Mie Instan...
Kenapa Bumbu Mie Instan Tidak Boleh Dimasak? Ini Jawabannya
4 jam yang lalu
7 Kota dengan Suhu Terpanas...
7 Kota dengan Suhu Terpanas di Dunia yang Bikin Kulit Terasa Terpanggang
8 jam yang lalu
ChatGPT Kini Bisa Kembalikan...
ChatGPT Kini Bisa Kembalikan Kenangan Masa Lalu Anda yang Terlupakan
9 jam yang lalu
NASA Kewalahan Membersihkan...
NASA Kewalahan Membersihkan Kotoran Manusia yang Menumpuk di Luar Angkasa
12 jam yang lalu
Infografis
Daftar Jenderal Israel...
Daftar Jenderal Israel yang Tewas sejak Perang Meletus
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved