Vaksin Pfizer Disebut Tak Sanggup Lawan Virus Corona Mutasi Afrika Selatan

Jum'at, 08 Januari 2021 - 01:32 WIB
loading...
Vaksin Pfizer Disebut...
Para ilmuwan khawatir vaksin COVID-19, termasuk vaksin Pfizer tak sanggup melawan virus Corona mutasi Afrika Selatan. Foto/Ist
A A A
CAPE TOWN - Sejumlah ilmuwan mengkhawatirkan, virus Corona yang bermutasi di Afrika Selatan kebal terhadap vaksin COVID-19, termasuk vaksin Pfizer . Studi tengah dilakukan untuk mengetahui apakah itu yang sebenarnya terjadi. (Baca juga: Perawat Ini Meninggal Sehari usai Disuntik Vaksin COVID-19 Pfizer )

Jika varian, yang dikenal sebagai 501.V2, tahan terhadap vaksin yang tersedia, suntikan dapat disesuaikan untuk meningkatkan efektivitasnya. Terkait hal ini, pengembang vaksin mengungkapkan, penyesuaian akan memakan waktu sekitar enam pekan. Reuters menyebutkan, pengembang vaksin yang dimaksdu, termasuk CEO BioNTech -produsen vaksin Pfizer- Ugur Sahin dan John Bell, Profesor Regius Kedokteran di Universitas Oxford, yang saat ini menjalankan eksperimen dengan 501.V2 dan varian virus Corona baru yang bermutasi di Inggris, B.1.1.7.

Percobaan ini disebut uji penetral -percobaan di mana mereka mengerami virus dengan antibodi dan sel manusia, untuk melihat apakah antibodi mencegah infeksi. "Mereka menjalankan tes dengan darah dari orang-orang yang divaksinasi dan mereka yang tertular virus lalu mengembangkan antibodi secara alami," kata Richard Lessells, ahli penyakit menular yang bekerja pada studi genomik Afrika Selatan dari 501.V2 kepada AP.

Secara umum, kemunculan varian seperti 501.V2 dan B.1.1.7 adalah normal. Sebab semua virus bermutasi saat menggandakan dirinya sendiri, dan virus Corona baru yang disebut SARS-CoV-2, adalah salah satunya. (Baca juga: Seorang Dokter Menjadi Lumpuh setelah Disuntik Vaksin COVID-19 Pfizer )

Yang dikhawatirkan, ungkap Simon Clarke, profesor di mikrobiologi seluler di University of Reading, sementara dua varian yang baru-baru ini diidentifikasi memiliki beberapa mutasi yang serupa, dan 501.V2 memiliki sejumlah mutasi tambahan. "Ini yang mengkhawatirkan," kata Simon Clarke.

Secara khusus, varian yang ditemukan di Afrika Selatan memiliki lebih banyak mutasi pada protein lonjakannya -yang menonjol dari permukaan virus dan digunakan untuk menyerang sel manusia- dibandingkan B.1.1.7. "Kebanyakan vaksin yang tersedia melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein lonjakan ini. Jika lonjakan protein mengakumulasi terlalu banyak mutasi, itu mungkin menjadi tidak dapat dikenali oleh sistem kekebalan, memungkinkan virus menghindari deteksi di dalam tubuh, ini adalah kekhawatiran potensial dengan varian baru 501.V2," kata Lawrence Young, ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick kepada Reuters.

Karena itu, tulis New York Post, tes penetral akan segera mengungkapkan apakah kita perlu khawatir atau tidak. Saat ini, Public Health England, badan eksekutif Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial, mengatakan, untuk sekarang tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin COVID-19 tidak akan melindungi B.1.1.7 dan 501.V2.

Selain itu, beberapa ahli mengatakan kepada The New York Times bahwa kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan, agar virus Corona cukup bermutasi untuk mengecoh vaksin yang tersedia. "Ini akan menjadi proses yang terjadi dalam skala waktu beberapa tahun dan membutuhkan akumulasi dari beberapa mutasi virus," kata Jesse Bloom, ahli biologi evolusi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle.

"Ini tidak akan menjadi seperti tombol on-off, dalam hal seberapa cepat varian baru menjadi kebal terhadap vaksin saat ini," katanya.

Dengan kata lain, vaksin mungkin menjadi kurang efektif secara bertahap dari waktu ke waktu, daripada tiba-tiba tidak berfungsi. (Baca juga: Alat Screening COVID-19 GeNose C19 Sudah Siap Diproduksi Massal )
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Diklaim 95% Ampuh, Vaksin...
Diklaim 95% Ampuh, Vaksin Pfizer dan BioNTech Punya Efek Samping
Vaksin Pfizer Disebut...
Vaksin Pfizer Disebut Tak Sanggup Lawan Virus Corona Mutasi Afrika Selatan
Bos BionTech Yakin Vaksinnya...
Bos BionTech Yakin Vaksinnya Mampu Basmi Mutan Virus COVID-19
Diklaim 95% Ampuh, Vaksin...
Diklaim 95% Ampuh, Vaksin Pfizer dan BioNTech Punya Efek Samping
Rekomendasi
Rayakan Hari Bumi 2025,...
Rayakan Hari Bumi 2025, Alfamart Tanam 20.000 Mangrove di Pesisir Semarang
Tarian Nusantara di...
Tarian Nusantara di TMII Diikuti 500 Anak dari Anjungan Sabang hingga Merauke
Ibu dan Anak Tewas dalam...
Ibu dan Anak Tewas dalam Kebakaran Rumah di Jatiasih Bekasi
Berita Terkini
YouTube Akan Terjemahkan...
YouTube Akan Terjemahkan Bahasa secara Otomatis dengan AI
17 jam yang lalu
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
1 hari yang lalu
Capek Antre Tiket Bus?...
Capek Antre Tiket Bus? Platform Ini Ubah Perjalananmu Jadi Lebih Asyik dan Hemat
1 hari yang lalu
Arkeolog Temukan Makam...
Arkeolog Temukan Makam Pangeran Firaun Userkaf dan atung Djoser
1 hari yang lalu
Robot Bergabung dengan...
Robot Bergabung dengan Manusia dalam Lomba Maraton di Beijing
2 hari yang lalu
Fenomena Cahaya Aneh...
Fenomena Cahaya Aneh Berwarna-warni Terlihat di Langit Kanada
2 hari yang lalu
Infografis
Hindari 6 Tempat Ini...
Hindari 6 Tempat Ini Agar Tak Tertular Virus Corona
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved