Resep WhatsApp Tangkal Hoax: Amati Isinya, Baca Sampai Habis, Cek Sumbernya
loading...
A
A
A
JAKARTA - WhatsApp , platform kirim pesan instan yang sangat populer di Indonesia. Berbagai percakapan dan informasi lalu lalang pada aplikasi di bawah naungan Facebook tersebut. Namun aplikasi juga kerap menjadi tempat untuk menyebarkan disinformasi atau hoax.
Pihak WhatsApp tak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka penyebaran kabar bohong tersebut. Banyak fitur-fitur yang telah disesuaikan dan diperbarui oleh WhatsApp. (Baca juga: Anya Geraldine Sebut Video Syur Mirip Dirinya Hoax )
Sravanthi Dev, WhatsApp APAC Communications Director, menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan pihaknya adalah membatasi pesan yang diteruskan atau forward. Pemilik akun hanya bisa membagikan materi ke lima akun dalam satu waktu.
Upaya ini diklaim telah mengurangi jumlah pesan yang diteruskan lebih dari 25%. Kemudian WhatsApp juga membatasi pesan yang terindikasi sering diteruskan hanya kepada satu akun dalam satu waktu. Untuk yang satu itu diklaim mengurangi jumlah pesan yang sering diteruskan hingga 70%.
"Kami tidak mengizinkan pengiriman pesan secara massal," ucap Sravanthi saat konferensi pers secara virtual, Kamis (19/11/2020).
Sementara itu, Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo, sebuah organisasi pencari fakta independen, memaparkan, dalam catatannya sebanyak 13-15% hoax yang dilaporkan berasal dari WhatsApp.
"Tindakan prefentif dari pengguna WhatsApp menjadi sangat krusial," tegasnya pada kesempatan yang sama.
Di sisi lain, WhatsApp juga berupaya mengedukasi dan mendorong penggunanya agar tetap aman dan terhindari dari informasi hoax yang beredar. Caranya, bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas.
Upaya terbaru yang dilakukan WhatsApp adalah mengampanyekan program ABC (Amati isinya, Baca Sampai Habis, Cek Sumbernya). Ini merupakan kampenye publik untuk memitigasi penyebaran hoaks melalui WhatsApp.
"ABC adalah tiga langkah yang mudah diingat oleh pengguna WhatsApp ketika menerima pesan yang belum tentu benar," tandas Sravanthi. (Baca juga: Samsung Galaxy, Handphone Canggih Harga Hanya 3 Jutaan! )
Pihak WhatsApp tak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka penyebaran kabar bohong tersebut. Banyak fitur-fitur yang telah disesuaikan dan diperbarui oleh WhatsApp. (Baca juga: Anya Geraldine Sebut Video Syur Mirip Dirinya Hoax )
Sravanthi Dev, WhatsApp APAC Communications Director, menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan pihaknya adalah membatasi pesan yang diteruskan atau forward. Pemilik akun hanya bisa membagikan materi ke lima akun dalam satu waktu.
Upaya ini diklaim telah mengurangi jumlah pesan yang diteruskan lebih dari 25%. Kemudian WhatsApp juga membatasi pesan yang terindikasi sering diteruskan hanya kepada satu akun dalam satu waktu. Untuk yang satu itu diklaim mengurangi jumlah pesan yang sering diteruskan hingga 70%.
"Kami tidak mengizinkan pengiriman pesan secara massal," ucap Sravanthi saat konferensi pers secara virtual, Kamis (19/11/2020).
Sementara itu, Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo, sebuah organisasi pencari fakta independen, memaparkan, dalam catatannya sebanyak 13-15% hoax yang dilaporkan berasal dari WhatsApp.
"Tindakan prefentif dari pengguna WhatsApp menjadi sangat krusial," tegasnya pada kesempatan yang sama.
Di sisi lain, WhatsApp juga berupaya mengedukasi dan mendorong penggunanya agar tetap aman dan terhindari dari informasi hoax yang beredar. Caranya, bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas.
Upaya terbaru yang dilakukan WhatsApp adalah mengampanyekan program ABC (Amati isinya, Baca Sampai Habis, Cek Sumbernya). Ini merupakan kampenye publik untuk memitigasi penyebaran hoaks melalui WhatsApp.
"ABC adalah tiga langkah yang mudah diingat oleh pengguna WhatsApp ketika menerima pesan yang belum tentu benar," tandas Sravanthi. (Baca juga: Samsung Galaxy, Handphone Canggih Harga Hanya 3 Jutaan! )
(iqb)