Kinerja XL Axiata Tetap Ngegas di saat Wabah Virus Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wabah virus Corona baru alias COVID-19 tak menyurit kinerja PT Axiata Tbk (XL Axiata) . Mereka tetap "ngegas" di masa penuh tantangan seperti sekarang. (Baca juga: SAP S/4HANA Cloud Bikin Operasional XL Axiata Efisien Tanpa PHK )
XL Axiata berhasil melalui periode sembilan bulan pertama tahun 2020 (9M 2020) ini dengan tetap mencatat pertumbuhan kinerja yang positif. Meskipun harus menghadapi tantangan industri yang cukup berat, perusahaan tetap mampu mencatat peningkatan pendapatan layanan (service revenue) sebesar Rp18,3 triliun atau meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Demikian pula pendapatan dari layanan data juga terus tumbuh 12% YoY. Sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan (service revenue) perusahaan menjadi sebesar 92%.
"PandemiK COVID-19 berdampak pada daya beli masyarakat, dan itu juga sangat dirasakan oleh semua operator. Turunnya daya beli masyarakat ini ternyata tidak menurunkan intensitas kompetisi di industri," kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata , Dian Siswarini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/11/2020).
Lebih jauh Dian mengatakan, di era pandemik, semua operator justru berlomba menawarkan berbagai produk. Selain disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk tetap tetap produktif dan mengakses ke hiburan, juga disesuaikan dengan kemampuan beli masyarakat. (Baca juga: Karyawan XL Axiata Blusukan Bangun Pembangkit Listrik di Pelosok Kalbar )
"Kita bisa lihat produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau atau bonus yang lebih banyak. Karena itu kami berupaya keras untuk bisa mempertahankan kinerja dengan mendorong penjualan dan di saat yang sama melakukan efisiensi di hampir semua lini bisnis. Hasilnya, kami masih mampu meraih pertumbuhan di periode sembilan bulan tahun ini,” papar Dian.
Sepanjang sembilan bulan 2020 ini, XL Axiata juga berhasil meraih EBITDA sebesar Rp9,9 triliun, meningkat 34% YoY. Laba bersih setelah pajak pada sembilan bulan ini tercatat Rp2,1 triliun. Secara kuartal, pada periode kuartal ketiga 2020 ini, EBITDA juga berhasil tumbuh 3% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya (QoQ), dan laba bersih setelah pajak mencapai Rp331 miliar.
Beban usaha di sembilan bulan tahun 2020 menurun 14% YoY. Penurunan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya beban biaya infrastruktur yang lebih rendah (28% YoY) sebagai dampak dari adopsi IFRS 16. Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga turun 24% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai dampak dari penurunan trafik penggunaan layanan voice. Terakhir, juga karena faktor biaya pemasaran yang turun 6%YoY setelah lebih banyak penggunaan saluran digital.
Trafik data sepanjang sembilan bulan pertama 2020 meningkat 47% YoY dari 2.386 Petabyte menjadi 3.496 Petabyte. Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada kuartal ketiga 2020 ini, trafik data meningkat 4% QoQ. Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yakni menjadi 56,9 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 55,7 juta.
Tingkat penetrasi smartphone pelanggan meningkat tipis dari 87% dikuartal sebelumnya menjadi 88%. Di sisi lain, rerata pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran meningkat dari sebelumnya Rp34.000 menjadi Rp36.000 di periode yang sama tahun ini.
Sepanjang 9M 2020, tutur Dian, XL Axiata mengenalkan beberapa penawaran baru, yaitu Fitur XTRA UNLIMITED TURBO dan Unlimited 1 jam untuk pelanggan layanan prabayar XL, dan paket Edu-Pack untuk pelanggan AXIS, juga myPRIO x unlimited untuk pelanggan pascabayar Prioritas.
Pemanfaatan digital IT, artificial intelligent dan data analytics juga terus XL Axiata lanjutkan guna mengidentifikasi apa saja kebutuhan setiap segmen pelanggan atas layanan telekomunikasi dan data. Dengan demikian perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan produk layanan baru yang memang dibutuhkan setiap segmen pelanggan. Selain itu, penawaran produk juga bisa lebih terarah, sesuai dengan karakter setiap segmen.
XL Axiata berhasil melalui periode sembilan bulan pertama tahun 2020 (9M 2020) ini dengan tetap mencatat pertumbuhan kinerja yang positif. Meskipun harus menghadapi tantangan industri yang cukup berat, perusahaan tetap mampu mencatat peningkatan pendapatan layanan (service revenue) sebesar Rp18,3 triliun atau meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Demikian pula pendapatan dari layanan data juga terus tumbuh 12% YoY. Sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan (service revenue) perusahaan menjadi sebesar 92%.
"PandemiK COVID-19 berdampak pada daya beli masyarakat, dan itu juga sangat dirasakan oleh semua operator. Turunnya daya beli masyarakat ini ternyata tidak menurunkan intensitas kompetisi di industri," kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata , Dian Siswarini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/11/2020).
Lebih jauh Dian mengatakan, di era pandemik, semua operator justru berlomba menawarkan berbagai produk. Selain disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk tetap tetap produktif dan mengakses ke hiburan, juga disesuaikan dengan kemampuan beli masyarakat. (Baca juga: Karyawan XL Axiata Blusukan Bangun Pembangkit Listrik di Pelosok Kalbar )
"Kita bisa lihat produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau atau bonus yang lebih banyak. Karena itu kami berupaya keras untuk bisa mempertahankan kinerja dengan mendorong penjualan dan di saat yang sama melakukan efisiensi di hampir semua lini bisnis. Hasilnya, kami masih mampu meraih pertumbuhan di periode sembilan bulan tahun ini,” papar Dian.
Sepanjang sembilan bulan 2020 ini, XL Axiata juga berhasil meraih EBITDA sebesar Rp9,9 triliun, meningkat 34% YoY. Laba bersih setelah pajak pada sembilan bulan ini tercatat Rp2,1 triliun. Secara kuartal, pada periode kuartal ketiga 2020 ini, EBITDA juga berhasil tumbuh 3% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya (QoQ), dan laba bersih setelah pajak mencapai Rp331 miliar.
Beban usaha di sembilan bulan tahun 2020 menurun 14% YoY. Penurunan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya beban biaya infrastruktur yang lebih rendah (28% YoY) sebagai dampak dari adopsi IFRS 16. Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga turun 24% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai dampak dari penurunan trafik penggunaan layanan voice. Terakhir, juga karena faktor biaya pemasaran yang turun 6%YoY setelah lebih banyak penggunaan saluran digital.
Trafik data sepanjang sembilan bulan pertama 2020 meningkat 47% YoY dari 2.386 Petabyte menjadi 3.496 Petabyte. Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada kuartal ketiga 2020 ini, trafik data meningkat 4% QoQ. Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yakni menjadi 56,9 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 55,7 juta.
Tingkat penetrasi smartphone pelanggan meningkat tipis dari 87% dikuartal sebelumnya menjadi 88%. Di sisi lain, rerata pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran meningkat dari sebelumnya Rp34.000 menjadi Rp36.000 di periode yang sama tahun ini.
Sepanjang 9M 2020, tutur Dian, XL Axiata mengenalkan beberapa penawaran baru, yaitu Fitur XTRA UNLIMITED TURBO dan Unlimited 1 jam untuk pelanggan layanan prabayar XL, dan paket Edu-Pack untuk pelanggan AXIS, juga myPRIO x unlimited untuk pelanggan pascabayar Prioritas.
Pemanfaatan digital IT, artificial intelligent dan data analytics juga terus XL Axiata lanjutkan guna mengidentifikasi apa saja kebutuhan setiap segmen pelanggan atas layanan telekomunikasi dan data. Dengan demikian perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan produk layanan baru yang memang dibutuhkan setiap segmen pelanggan. Selain itu, penawaran produk juga bisa lebih terarah, sesuai dengan karakter setiap segmen.