COVID-19 Bawa Berkah, E-Commerce Tumbuh Jauh di Atas Prediksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan e-commerce enabler SIRCLO baru saja merilis laporan tentang tren perkembangan e-commerce Indonesia di masa pandemik COVID-19 . (Baca juga: Banyak Jual Barang Impor, HT Usulkan Ecommerce Khusus Produk Lokal )
Laporan berjudul “Navigating Indonesia’s E-Commerce: COVID-19 Impact and The Rise of Social Commerce” ini dikembangkan melalui survei kepada 2.987 responden pada Juni 2020. Dua hal utama dari penemuan SIRCLO adalah tingginya akselerasi adopsi e-commerce selama pandemik dan tumbuhnya tren social commerce, yakni transaksi jual-beli online melalui aplikasi percakapan dan media sosial.
“Adanya pandemik justru mengakselerasi industri e-commerce di Indonesia, hingga diprediksi bertumbuh sebesar 91% —jauh melampaui proyeksi sebelumnya sebesar 54%," kata ungkap Brian Marshal, CEO dan Founder SIRCLO dalam konferensi pers virtual, Rabu (4/11/2020).
Hal ini, lanjut dia, bisa terjadi karena infrastruktur ekonomi digital Indonesia telah siap untuk melaju ke tahap berikutnya. Terutama dengan tingginya penetrasi smartphone dan penggunaan internet di masyarakat. Brian percaya, industri e-commerce akan terus mengalami peningkatan pesat dan menjadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia.
Dirangkum dalam laporan tren perkembangan e-commerce SIRCLO, 90% populasi Indonesia akan menggunakan smartphone di tahun 2025. Sejalan dengan hal tersebut, total pengguna ponsel cerdas yang mengadopsi internet pun akan meningkat hingga 77%.
Dua hal ini turut mendorong industri ekonomi digital untuk meningkat 3x lipat dalam rentang tahun 2019-2025. Pada 2019, industri belanja online menyumbang lebih dari setengah total transaksi ekonomi digital di Indonesia, yakni sebesar USD21 miliar. (Baca juga: Mau Beli Ponsel Baru? Cek Dulu Top 10 Ponsel Terbaik versi AnTuTu di Oktober )
Google pun telah merilis laporan resmi, bahwa industri e-commerce Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi di dunia. Pertumbuhannya mencapai 36,1% per tahunnya.
Pandemik COVID-19 dan Pertumbuhan Tren Social Commerce
Berdasarkan laporan SIRCLO, berikut ini merupakan beberapa dampak pandemi COVID-19 terhadap perilaku konsumen dan perkembangan e-commerce Tanah Air:
Akselerasi jumlah konsumen baru
Diperkirakan terdapat 12 juta pengguna e-commerce baru sejak pandemik berlangsung, di mana 40% di antaranya, mengatakan, akan terus mengandalkan e-commerce bahkan setelah pandemik berakhir. Dalam kondisi normal, akselerasi kenaikan jumlah pengguna ini bisa tercapai dalam kurun waktu 1,5-2 tahun.
Pergeseran preferensi metode pembayaran
Menurut survei SIRCLO, preferensi penggunaan dompet digital untuk pembayaran transaksi e-commerce selama pandemik meningkat 11%. Sementara metode kartu kredit dan transfer bank turun masing-masing 10% dan 2%.
Tidak hanya dalam transaksi e-commerce, Bank Indonesia mencatat jumlah transaksi uang digital 16,7% lebih tinggi pada April 2020 dibandingkan bulan sebelumnya. Transaksi menggunakan kartu debit/kredit justru menurun drastis sebesar 37%.
Pertumbuhan tren social commerce
Menurut laporan dari SIRCLO, tren social commerce akan terus bertumbuh dan menyumbang 40% dari total transaksi e-commerce pada 2022. Pasalnya, 94% responden menyatakan transaksi berbasis percakapan, misalnya di Whatsapp, Facebook, ataupun Instagram, sangat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Konsumen Indonesia lebih tertarik membeli produk jika penjual memberikan respons cepat pada pesan/pertanyaan mereka.
Laporan berjudul “Navigating Indonesia’s E-Commerce: COVID-19 Impact and The Rise of Social Commerce” ini dikembangkan melalui survei kepada 2.987 responden pada Juni 2020. Dua hal utama dari penemuan SIRCLO adalah tingginya akselerasi adopsi e-commerce selama pandemik dan tumbuhnya tren social commerce, yakni transaksi jual-beli online melalui aplikasi percakapan dan media sosial.
“Adanya pandemik justru mengakselerasi industri e-commerce di Indonesia, hingga diprediksi bertumbuh sebesar 91% —jauh melampaui proyeksi sebelumnya sebesar 54%," kata ungkap Brian Marshal, CEO dan Founder SIRCLO dalam konferensi pers virtual, Rabu (4/11/2020).
Hal ini, lanjut dia, bisa terjadi karena infrastruktur ekonomi digital Indonesia telah siap untuk melaju ke tahap berikutnya. Terutama dengan tingginya penetrasi smartphone dan penggunaan internet di masyarakat. Brian percaya, industri e-commerce akan terus mengalami peningkatan pesat dan menjadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia.
Dirangkum dalam laporan tren perkembangan e-commerce SIRCLO, 90% populasi Indonesia akan menggunakan smartphone di tahun 2025. Sejalan dengan hal tersebut, total pengguna ponsel cerdas yang mengadopsi internet pun akan meningkat hingga 77%.
Dua hal ini turut mendorong industri ekonomi digital untuk meningkat 3x lipat dalam rentang tahun 2019-2025. Pada 2019, industri belanja online menyumbang lebih dari setengah total transaksi ekonomi digital di Indonesia, yakni sebesar USD21 miliar. (Baca juga: Mau Beli Ponsel Baru? Cek Dulu Top 10 Ponsel Terbaik versi AnTuTu di Oktober )
Google pun telah merilis laporan resmi, bahwa industri e-commerce Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi di dunia. Pertumbuhannya mencapai 36,1% per tahunnya.
Pandemik COVID-19 dan Pertumbuhan Tren Social Commerce
Berdasarkan laporan SIRCLO, berikut ini merupakan beberapa dampak pandemi COVID-19 terhadap perilaku konsumen dan perkembangan e-commerce Tanah Air:
Akselerasi jumlah konsumen baru
Diperkirakan terdapat 12 juta pengguna e-commerce baru sejak pandemik berlangsung, di mana 40% di antaranya, mengatakan, akan terus mengandalkan e-commerce bahkan setelah pandemik berakhir. Dalam kondisi normal, akselerasi kenaikan jumlah pengguna ini bisa tercapai dalam kurun waktu 1,5-2 tahun.
Pergeseran preferensi metode pembayaran
Menurut survei SIRCLO, preferensi penggunaan dompet digital untuk pembayaran transaksi e-commerce selama pandemik meningkat 11%. Sementara metode kartu kredit dan transfer bank turun masing-masing 10% dan 2%.
Tidak hanya dalam transaksi e-commerce, Bank Indonesia mencatat jumlah transaksi uang digital 16,7% lebih tinggi pada April 2020 dibandingkan bulan sebelumnya. Transaksi menggunakan kartu debit/kredit justru menurun drastis sebesar 37%.
Pertumbuhan tren social commerce
Menurut laporan dari SIRCLO, tren social commerce akan terus bertumbuh dan menyumbang 40% dari total transaksi e-commerce pada 2022. Pasalnya, 94% responden menyatakan transaksi berbasis percakapan, misalnya di Whatsapp, Facebook, ataupun Instagram, sangat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Konsumen Indonesia lebih tertarik membeli produk jika penjual memberikan respons cepat pada pesan/pertanyaan mereka.