Alasan Huawei Watch GT 2e Cocok untuk Pengguna Smartwatch Newbie
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dirilis April 2020 silam, Huawei Watch GT2e yang tetap relevan bagi mereka yang baru mencoba memiliki jam tangan pintar. BACA JUGA : Layar Ponsel Muncul di Laptop, Ini Fitur Nyeleneh Galaxy Note20 Ultra
Mulanya memang saya tidak terlalu ngefans dengan smartwatch. Tapi belakangan saya sadar bahwa harus mencoba dulu untuk bisa tahu apa benefit dari jam tangan pintar dalam kegiatan keseharian. Dan Huawei Watch GT2e adalah perangkat yang cocok untuk awal terjun ke ekosistem wearable. Ada banyak alasannya.
Harga Relatif Terjangkau
Ketika awal rilis, Huawei Watch GT2e dibanderol Rp2.199.000. Kini, sudah dilego Rp1,8 jutaan. Sangat masuk akal. Memang banyak yang lebih murah. Tapi kualitas dan fiturnya tidak akan sebaik Huawei Watch GT2e.
Nyaman Dipakai
Percayalah, kenyamanan adalah faktor utama dalam memilih smartwatch. Karena perangkat itu akan menempel terus menerus. Saat bersepeda, berlari, berenang, hingga dipakai tidur. Dan saya bisa bilang Huawei Watch GT2e adalah salah satu jam ternyaman yang pernah saya pakai.
Desain arlojinya unik. Karena menyatu dengan tali. Ramping, ringan, dan empuk. Saya suka sekali strapnya yang terbuat dari fluororubber yang lembut dan nyaman. Kulit dapat “bernafas”, tidak meninggalkan bekas, dan gatal jika dipakai lama. Bodinya dari baja anti karat yang terbilang kokoh. Saya suka warna Lava Red yang kontras. Warna lainnya ada Graphite Black, Lava Red, Mint Green, dan Icy White.
Karena ketebalannya di bawah 10mm, jadi enak sekali di pergelangan tangan. Seperti menyatu, dan tidak mengganggu saat olah raga. Padahal, ukurannya 47mm. Saya menggunakan merek lain dengan ukuran 47mm, baru terasa bulky-nya.
BACA JUGA :Ini Beda Qualcomm Snapdragon 800, 700, 600, 400, dan 200
Bisa Mengukur SpO2
Huawei Watch GT 2e sudah dibekali fitur penting ini: mengukur tingkat saturasi oksigen darah (SpO2). Ini kaitannya dengan dampak Happy Hipoksia yang jadi gejala Covid-19. Tepatnya ketika infeksi virus Corona menyerang tubuh dan menghambat sinyal ke otak untuk memberitahu bahwa darah kita kekurangan oksigen.
Artinya, tubuh tidak sadar sudah kekurangan oksigen. Nah, memiliki perangkat SpO2 yang selalu melekat di tubuh adalah nilai plus.
Baterai Dua Minggu?
Huawei mengklaim baterai 455mAh Huawei Watch GT 2e bisa bertahan 2 minggu. Kenyataannya memang tidak sampai segitu. Apalagi untuk pengguna aktif yang membuat arloji aktif bekerja. Tapi, bisa saya katakan baterai Huawei Watch GT 2e terbilang irit.
Semua Bisa Diukur
Konsep smartwatch saat ini adalah sports science. Artinya, aktivitas kita bisa direkam. Lalu diolah menjadi data. Kemudian bisa digunakan untuk memperbaiki kegiatan. Saya rasakan manfaat Huawei Watch GT 2e sebagai pengingat denyut jantung yang abnormal.
Misalnya saat bersepeda. Jika sudah terlalu tinggi, saya mengatur nafas dan menurunkan kecepatan. Dengan usia mendekati kepala 4, hal ini jelas penting sekali. Apalagi, pengukur detak jantungnya diklaim akurat.
Lainnya itu, Huawei Watch GT 2e juga bisa memantau tidur (teknologi Trusleep 2.0) dan manajemen stres TruRelax. Sehingga kita bisa lebih mengenal kondisi tubuh kita.
Layar Terang dan Mudah Dinavigasikan
Layar sentuh AMOLED 1,39 inci (454x454 piksel) terbilang terang sekali bahkan di siang hari. Informasi masih terlihat jelas. Warna-warnanya pun menonjol. Saya juga suka sekali bagaimana Huawei Watch GT 2e sangat mudah dinavigasikan. Untuk mengakses menu-menunya bisa cepat, dan presisi yang ditenagai chip Kirin A1. Saat olah raga, saya bisa cepat sekali memilih menu Cycling, dan menyentuh tombol mulai (merekam). Tidak semua smartwatch seperti ini.
Aplikasi Huawei Health
Huawei Watch GT 2e dipadupadankan dengan aplikasi Huawei Health. Sama dengan smartwatch Samsung yang punya Samsung Health. Sebenarnya mirip-mirip. Di aplikasi itu kita bisa melihat catatan olah raga, rekomendasi, mengganti tampilan dan masih banyak lagi. Masih bisa juga disinkronisasi dengan Google Fit. Tapi, menurut saya Huawei Health bukan aplikasi yang terbaik.
BACA JUGA :Xiaomi Poco X3 Siap Rilis, Simak Keganasan Chipset Snapdragon 732G!
100 Mode Latihan
Bagi penyuka olah raga, ada 100 mode latihan yang bisa dipilih di Huawei Watch GT 2e yang sudah dilengkapi GPS on board. Unik juga. Mulai lari, berjalan, mendaki gunung, bersepeda, trail running, berenang di perairan terbuka, triathlon, berenang di kolam renang, free training, elliptical machine, parkour, hingga mendayung.
Pada kenyataannya, hanya beberapa saya yang dimanfaatkan.
Tapi, punya opsi seperti ini tetap jadi nilai plus. Intinya, Huawei Watch GT 2e akan merekam indikator seperti durasi, kalori yang terbakar, interval detak jantung dan lainnya.
Menyimpan 500 Lagu
Fitur sederhana, tapi penting. Tidak semua suka berlari sambil membawa ponsel. Tapi, tanpa ponsel tidak bisa mendengar musik. Tenang, silahkan pindahkan 500 lagu Mp3 ke memori internal Huawei Watch GT 2e. Lalu, hubungkan dengan Bluetooth earphone. Berlari 1 jam hanya mengonsumsi 12 lagu. Tenang, Anda tidak akan bosan.
Kesimpulan
Saya bisa katakan selama menggunakan Huawei Watch GT 2e hampir tidak komplain berarti yang saya rasakan. Dari desain, fitur, dan fungsi semua terasa nyaman, terasa asyik sekali digunakan. Hampir tidak ada sesuatu yang mengganjal.
Mulanya memang saya tidak terlalu ngefans dengan smartwatch. Tapi belakangan saya sadar bahwa harus mencoba dulu untuk bisa tahu apa benefit dari jam tangan pintar dalam kegiatan keseharian. Dan Huawei Watch GT2e adalah perangkat yang cocok untuk awal terjun ke ekosistem wearable. Ada banyak alasannya.
Harga Relatif Terjangkau
Ketika awal rilis, Huawei Watch GT2e dibanderol Rp2.199.000. Kini, sudah dilego Rp1,8 jutaan. Sangat masuk akal. Memang banyak yang lebih murah. Tapi kualitas dan fiturnya tidak akan sebaik Huawei Watch GT2e.
Nyaman Dipakai
Percayalah, kenyamanan adalah faktor utama dalam memilih smartwatch. Karena perangkat itu akan menempel terus menerus. Saat bersepeda, berlari, berenang, hingga dipakai tidur. Dan saya bisa bilang Huawei Watch GT2e adalah salah satu jam ternyaman yang pernah saya pakai.
Desain arlojinya unik. Karena menyatu dengan tali. Ramping, ringan, dan empuk. Saya suka sekali strapnya yang terbuat dari fluororubber yang lembut dan nyaman. Kulit dapat “bernafas”, tidak meninggalkan bekas, dan gatal jika dipakai lama. Bodinya dari baja anti karat yang terbilang kokoh. Saya suka warna Lava Red yang kontras. Warna lainnya ada Graphite Black, Lava Red, Mint Green, dan Icy White.
Karena ketebalannya di bawah 10mm, jadi enak sekali di pergelangan tangan. Seperti menyatu, dan tidak mengganggu saat olah raga. Padahal, ukurannya 47mm. Saya menggunakan merek lain dengan ukuran 47mm, baru terasa bulky-nya.
BACA JUGA :Ini Beda Qualcomm Snapdragon 800, 700, 600, 400, dan 200
Bisa Mengukur SpO2
Huawei Watch GT 2e sudah dibekali fitur penting ini: mengukur tingkat saturasi oksigen darah (SpO2). Ini kaitannya dengan dampak Happy Hipoksia yang jadi gejala Covid-19. Tepatnya ketika infeksi virus Corona menyerang tubuh dan menghambat sinyal ke otak untuk memberitahu bahwa darah kita kekurangan oksigen.
Artinya, tubuh tidak sadar sudah kekurangan oksigen. Nah, memiliki perangkat SpO2 yang selalu melekat di tubuh adalah nilai plus.
Baterai Dua Minggu?
Huawei mengklaim baterai 455mAh Huawei Watch GT 2e bisa bertahan 2 minggu. Kenyataannya memang tidak sampai segitu. Apalagi untuk pengguna aktif yang membuat arloji aktif bekerja. Tapi, bisa saya katakan baterai Huawei Watch GT 2e terbilang irit.
Semua Bisa Diukur
Konsep smartwatch saat ini adalah sports science. Artinya, aktivitas kita bisa direkam. Lalu diolah menjadi data. Kemudian bisa digunakan untuk memperbaiki kegiatan. Saya rasakan manfaat Huawei Watch GT 2e sebagai pengingat denyut jantung yang abnormal.
Misalnya saat bersepeda. Jika sudah terlalu tinggi, saya mengatur nafas dan menurunkan kecepatan. Dengan usia mendekati kepala 4, hal ini jelas penting sekali. Apalagi, pengukur detak jantungnya diklaim akurat.
Lainnya itu, Huawei Watch GT 2e juga bisa memantau tidur (teknologi Trusleep 2.0) dan manajemen stres TruRelax. Sehingga kita bisa lebih mengenal kondisi tubuh kita.
Layar Terang dan Mudah Dinavigasikan
Layar sentuh AMOLED 1,39 inci (454x454 piksel) terbilang terang sekali bahkan di siang hari. Informasi masih terlihat jelas. Warna-warnanya pun menonjol. Saya juga suka sekali bagaimana Huawei Watch GT 2e sangat mudah dinavigasikan. Untuk mengakses menu-menunya bisa cepat, dan presisi yang ditenagai chip Kirin A1. Saat olah raga, saya bisa cepat sekali memilih menu Cycling, dan menyentuh tombol mulai (merekam). Tidak semua smartwatch seperti ini.
Aplikasi Huawei Health
Huawei Watch GT 2e dipadupadankan dengan aplikasi Huawei Health. Sama dengan smartwatch Samsung yang punya Samsung Health. Sebenarnya mirip-mirip. Di aplikasi itu kita bisa melihat catatan olah raga, rekomendasi, mengganti tampilan dan masih banyak lagi. Masih bisa juga disinkronisasi dengan Google Fit. Tapi, menurut saya Huawei Health bukan aplikasi yang terbaik.
BACA JUGA :Xiaomi Poco X3 Siap Rilis, Simak Keganasan Chipset Snapdragon 732G!
100 Mode Latihan
Bagi penyuka olah raga, ada 100 mode latihan yang bisa dipilih di Huawei Watch GT 2e yang sudah dilengkapi GPS on board. Unik juga. Mulai lari, berjalan, mendaki gunung, bersepeda, trail running, berenang di perairan terbuka, triathlon, berenang di kolam renang, free training, elliptical machine, parkour, hingga mendayung.
Pada kenyataannya, hanya beberapa saya yang dimanfaatkan.
Tapi, punya opsi seperti ini tetap jadi nilai plus. Intinya, Huawei Watch GT 2e akan merekam indikator seperti durasi, kalori yang terbakar, interval detak jantung dan lainnya.
Menyimpan 500 Lagu
Fitur sederhana, tapi penting. Tidak semua suka berlari sambil membawa ponsel. Tapi, tanpa ponsel tidak bisa mendengar musik. Tenang, silahkan pindahkan 500 lagu Mp3 ke memori internal Huawei Watch GT 2e. Lalu, hubungkan dengan Bluetooth earphone. Berlari 1 jam hanya mengonsumsi 12 lagu. Tenang, Anda tidak akan bosan.
Kesimpulan
Saya bisa katakan selama menggunakan Huawei Watch GT 2e hampir tidak komplain berarti yang saya rasakan. Dari desain, fitur, dan fungsi semua terasa nyaman, terasa asyik sekali digunakan. Hampir tidak ada sesuatu yang mengganjal.
(dan)