Korea Selatan Kandaskan AS dan China untuk Klaim Peringkat Pertama 5G Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jaringan 5G adalah masa depan perangkat seluler, tapi dunia masih dalam tahap awal penerapan. Hanya beberapa negara yang memiliki jaringan generasi kelima dengan pelanggan tetapnya. (Baca juga: Zainab binti Jahsy : Memilih Berkarier untuk Terus Bersedekah )
Dari 5G, umat manusia dapat mewujudkan kehadiran mobil otonom dan melakukan tindakan medis dengan dokter spesialis berada di belahan dunia lain.
Menurut analisis dari Omdia, Korea tetap menjadi pemimpin dalam kemajuan 5G. Menariknya, Swiss sekarang berada di urutan kedua di dunia, melampaui Kuwait yang sebelumnya lebih unggul.
Omdia menganalisis lima metrik utama dengan data yang mencerminkan kuartal pertama tahun ini. Berkat kemajuan operator seluler Sunrise, negara kecil Eropa itu berhasil menyalip Kuwait dengan 426 kota besar dan kecil yang memiliki setidaknya 80% konektivitas 5G.
Jumlahnya meningkat menjadi 535 daerah pada Mei lalu. Swisscom sendiri menjadi pesaing utama dan telah mencapai target cakupan 90%.
Namun, Omdia mengingatkan ketersediaan perangkat masih terbatas. Ini menghambat orang terpapar manfaat teknologi 5G.
Korea Selatan saat ini tercatat memimpin dalam adopsi 5G dengan 5,88 juta perangkat berkemampuan 5G. Atau sekitar 10% dari semua ponsel digunakan di negara tersebut.
GSM Arena mencatat, Inggris Raya berada di urutan kedua di Eropa. Omdia mengakui Pemerintah Inggris berinvestasi dalam cakupan Gigabit nasional. Ini telah menjanjikan paket konektivitas digital 1,1 miliar poundsterling, termasuk 400 juta poundsterling untuk infrastruktur guna mendukung investasi dalam jaringan tetap dan seluler baru. Di antara anggota UE, ada Jerman dan Finlandia yang juga membuat kemajuan yang stabil.
Stephen Myers, Analis Utama di Omdia, mengungkapkan, regulator pandemi global mendorong alokasi spektrum 5G. Sementara operator sedang mempersiapkan peluncuran 5G dan memperluas jangkauan jaringan. (Baca juga: Realme Q2 Muncul di AnTuTu, Hasil Benchmark-nya Setara Galaxy S20 )
Dari 5G, umat manusia dapat mewujudkan kehadiran mobil otonom dan melakukan tindakan medis dengan dokter spesialis berada di belahan dunia lain.
Menurut analisis dari Omdia, Korea tetap menjadi pemimpin dalam kemajuan 5G. Menariknya, Swiss sekarang berada di urutan kedua di dunia, melampaui Kuwait yang sebelumnya lebih unggul.
Omdia menganalisis lima metrik utama dengan data yang mencerminkan kuartal pertama tahun ini. Berkat kemajuan operator seluler Sunrise, negara kecil Eropa itu berhasil menyalip Kuwait dengan 426 kota besar dan kecil yang memiliki setidaknya 80% konektivitas 5G.
Jumlahnya meningkat menjadi 535 daerah pada Mei lalu. Swisscom sendiri menjadi pesaing utama dan telah mencapai target cakupan 90%.
Namun, Omdia mengingatkan ketersediaan perangkat masih terbatas. Ini menghambat orang terpapar manfaat teknologi 5G.
Korea Selatan saat ini tercatat memimpin dalam adopsi 5G dengan 5,88 juta perangkat berkemampuan 5G. Atau sekitar 10% dari semua ponsel digunakan di negara tersebut.
GSM Arena mencatat, Inggris Raya berada di urutan kedua di Eropa. Omdia mengakui Pemerintah Inggris berinvestasi dalam cakupan Gigabit nasional. Ini telah menjanjikan paket konektivitas digital 1,1 miliar poundsterling, termasuk 400 juta poundsterling untuk infrastruktur guna mendukung investasi dalam jaringan tetap dan seluler baru. Di antara anggota UE, ada Jerman dan Finlandia yang juga membuat kemajuan yang stabil.
Stephen Myers, Analis Utama di Omdia, mengungkapkan, regulator pandemi global mendorong alokasi spektrum 5G. Sementara operator sedang mempersiapkan peluncuran 5G dan memperluas jangkauan jaringan. (Baca juga: Realme Q2 Muncul di AnTuTu, Hasil Benchmark-nya Setara Galaxy S20 )
(iqb)