Media Sosial Sulap Klinik Inusa Jadi 7 Cabang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Klinik kecantikan menjamur di mana-mana. Tanpa strategi pemasaran yang tepat, sulit bagi pelaku usaha untuk sekadar bertahan. (Baca juga: Kompetisi Tak Jelas, PSSI-Kemenpora Sepakat Timnas U-19 Lanjut TC di Eropa )
Beruntung bagi pengelola Klinik Inusa. Menerapkan strategi media sosial yang cerdik, pemiliknya bisa menyulap jumlah klinik dari satu -itupun di kosan- kini menjadi tujuh cabang.
Berawal dari Kosan Kecil di Kota Pacitan
Permintaan yang tinggi akan hadirnya klinik kecantikan berkualitas menginisiasi dr Ika Nurmalita Sari untuk mendirikan Klinik Inusa pada Juni 2016. Saat itu, dirinya hanya dibantu 3 staf. Prosedur treatment pun dilakukan di ruangan kos sederhana berukuran 2 x 3 meter —di gang kecil di Kota Pacitan, Jawa Timur.
Pada awal berdiri ada hari ketika Inusa tidak menerima pasien sama sekali. Lambat-laun, pasien mulai berdatangan. Berkat promosi mouth-to-mouth dari para customer, nama Inusa makin dikenal masyarakat.
April 2017, Klinik Inusa resmi berekspansi untuk pertama kali dengan membuka 2 cabang baru di Lorok, Pacitan dan Bantul, DIY.
Mimpi untuk memajukan Klinik Inusa rupanya jadi motivasi besar bagi dr Ika Nurmalita Sari. Evaluasi manajemen besar-besaran dilakukan. Inusa lalu meningkatkan kualitas layanan dengan menghadirkan alat-alat treatment terbaru dan mendesain ulang interior di ruangan klinik.
Inusa juga mulai memanfaatkan kanal digital marketing dengan Facebook dan Instagram untuk membangun brand awareness-nya. Strategi marketing dengan memanfaatkan media sosial inilah yang menjadi titik balik perjalanan Inusa.
Sejak saat itu, klinik ramai dikunjungi pasien hingga akhirnya Ika merilis skincare BPOM andalannya yang diberi nama Cucok Meong (CM). Produk ini mendapat respons positif dari pasar, terbukti dari angka penjualannya yang terus meningkat.
Ika, owner dari Klinik Inusa, mengatakan, dirinya selalu berusaha mendengar setiap masukan dari pasien dengan senang hati. "Bagi kami, kepuasan pasien adalah modal berharga untuk kemajuan Klinik Inusa," tambahnya.
Punya 7 Cabang di 5 Kota
Transformasi digital, peningkatan pelayanan yang lebih customer centric, hingga penggunaan alat treatment lebih canggih, menjadikan nama Inusa kian bersinar. Klinik Inusa kini mempunyai 7 cabang di 5 kota, yaitu Pacitan, Lorok, Bantul, Wates, Berbah, Sleman, dan Muntilan —termasuk pembukaan channel distribution bernama Inusa Digital.
Sebagai bentuk penghargaan kepada segenap customer-nya, Klinik Inusa saat ini tengah mempersiapkan komunitas eksklusif bertajuk #SobatCantikInusa. Program edukasi ini nantinya akan diisi dengan berbagai kegiatan bermanfaat.
Salah satunya sharing konten Gratis seputar kecantikan dan perawatan kulit. Pasien pun bisa berinteraksi dan mengikuti sesi tanya-jawab langsung dengan para dokter dari Klinik Inusa.
"Kisah jatuh bangun Klinik Inusa-nya adalah pengingat berharga bagi kita untuk terus berusaha, seterjal apa pun jalannya dan Sebab setiap orang memiliki peluang yang sama untuk maju, apa pun bidangnya," pungkas Ika. (Baca juga: Coba Taklukkan Alam, Ini Barisan Alat-alat Pendeteksi Tsunami )
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
Beruntung bagi pengelola Klinik Inusa. Menerapkan strategi media sosial yang cerdik, pemiliknya bisa menyulap jumlah klinik dari satu -itupun di kosan- kini menjadi tujuh cabang.
Berawal dari Kosan Kecil di Kota Pacitan
Permintaan yang tinggi akan hadirnya klinik kecantikan berkualitas menginisiasi dr Ika Nurmalita Sari untuk mendirikan Klinik Inusa pada Juni 2016. Saat itu, dirinya hanya dibantu 3 staf. Prosedur treatment pun dilakukan di ruangan kos sederhana berukuran 2 x 3 meter —di gang kecil di Kota Pacitan, Jawa Timur.
Pada awal berdiri ada hari ketika Inusa tidak menerima pasien sama sekali. Lambat-laun, pasien mulai berdatangan. Berkat promosi mouth-to-mouth dari para customer, nama Inusa makin dikenal masyarakat.
April 2017, Klinik Inusa resmi berekspansi untuk pertama kali dengan membuka 2 cabang baru di Lorok, Pacitan dan Bantul, DIY.
Mimpi untuk memajukan Klinik Inusa rupanya jadi motivasi besar bagi dr Ika Nurmalita Sari. Evaluasi manajemen besar-besaran dilakukan. Inusa lalu meningkatkan kualitas layanan dengan menghadirkan alat-alat treatment terbaru dan mendesain ulang interior di ruangan klinik.
Inusa juga mulai memanfaatkan kanal digital marketing dengan Facebook dan Instagram untuk membangun brand awareness-nya. Strategi marketing dengan memanfaatkan media sosial inilah yang menjadi titik balik perjalanan Inusa.
Sejak saat itu, klinik ramai dikunjungi pasien hingga akhirnya Ika merilis skincare BPOM andalannya yang diberi nama Cucok Meong (CM). Produk ini mendapat respons positif dari pasar, terbukti dari angka penjualannya yang terus meningkat.
Ika, owner dari Klinik Inusa, mengatakan, dirinya selalu berusaha mendengar setiap masukan dari pasien dengan senang hati. "Bagi kami, kepuasan pasien adalah modal berharga untuk kemajuan Klinik Inusa," tambahnya.
Punya 7 Cabang di 5 Kota
Transformasi digital, peningkatan pelayanan yang lebih customer centric, hingga penggunaan alat treatment lebih canggih, menjadikan nama Inusa kian bersinar. Klinik Inusa kini mempunyai 7 cabang di 5 kota, yaitu Pacitan, Lorok, Bantul, Wates, Berbah, Sleman, dan Muntilan —termasuk pembukaan channel distribution bernama Inusa Digital.
Sebagai bentuk penghargaan kepada segenap customer-nya, Klinik Inusa saat ini tengah mempersiapkan komunitas eksklusif bertajuk #SobatCantikInusa. Program edukasi ini nantinya akan diisi dengan berbagai kegiatan bermanfaat.
Salah satunya sharing konten Gratis seputar kecantikan dan perawatan kulit. Pasien pun bisa berinteraksi dan mengikuti sesi tanya-jawab langsung dengan para dokter dari Klinik Inusa.
"Kisah jatuh bangun Klinik Inusa-nya adalah pengingat berharga bagi kita untuk terus berusaha, seterjal apa pun jalannya dan Sebab setiap orang memiliki peluang yang sama untuk maju, apa pun bidangnya," pungkas Ika. (Baca juga: Coba Taklukkan Alam, Ini Barisan Alat-alat Pendeteksi Tsunami )
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(iqb)